30 Okt 2009

Hadiah Kecil Dariku

Diposting oleh Zana di Jumat, Oktober 30, 2009 8 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Tak banyak yang bisa kuceritakan tentangnya di sini. Terlalu banyak kata2 yang akan keluar ketika aku harus bicara tentang sosok yang begitu kukagumi.

Seorang anak yatim yang begitu gigih bekerja untuk terus bersekolah. Walau mungkin Ibunya sendiri tak pernah menyuruhnya untuk tetap bersekolah sepeninggal sang Ayah. Menggembala kambing, mencari kayu bakar di hutan, menjadi kenek angkutan kota…

Berbekal kantung plastik untuk membawa buku pelajarannya, ia pergi dengan semangat menuju ke sekolah. Ia anak yang pandai. Terpandai di sekolahnya. Namun, hal itu tak membuatnya aman dari kejaran guru2 karena ia tak pernah memakai seragam ataupun sepatu saat di sekolah.

Ia berusaha tegar. Meskipun seringkali ia iri melihat teman2nya mendapatkan baju baru saat hari raya Idul Fitri tiba. Kepolosan kecil mendorongnya untuk mendatangi makam sang Ayah, “Pak, belikan aku baju baru…”

Waktu terus berjalan hingga ia bertemu dengan seseorang yang memang Allah takdirkan untuknya. Ketika ia menghadap Ayah sang Gadis dengan memakai baju pinjaman dari seorang sahabat, masih terbesit sebuah keraguan, “Apakah aku akan diterima?” Allah tahu kesungguhan dan niat tulusnya. Ia pun dapat bersanding dengan Gadis itu.

Kegigihannya untuk terus bersekolah masih terus berlanjut dan akhirnya membawanya ke pekerjaan yang begitu mulia, menjadi seorang Dosen. Ia menjadi satu2nya yang tidak menjadi pedagang di keluarga besarnya. “Dia itu orang hebat,” itulah yang sering diucapkan oleh kakak2 dan adiknya.

Mahasiswanya sering berkata bahwa ia orang yang galak. Namun, seringkali terlihat pancaran rasa hormat dan aura kedekatan yang begitu hangat terpancar ketika mereka berbincang2 dengannya. Tak satu pun mahasiswanya sakit hati ketika mendapat teguran darinya. Yang ada, mahasiswa itu malah menjadi mahasiswa yang paling dekat dengannya. Selalu bersilaturrahim ke rumahnya walau sebenarnya telah lulus lebih dari 6 tahun yang lalu.

Tak jarang pula mahasiswanya itu membawa sang pacar ke rumah hanya untuk memperkenalkan dan meminta pendapat sang dosen tentang pacarnya itu, apakah sudah pantas untuk maju ke jenjang pernikahan atau tidak (tentunya yang satu ini tanpa sepengetahuan sang pacar ^^)

Dengan bangga kukatakan bahwa aku adalah anak sang penggembala kambing itu. Aku adalah anak pencari kayu bakar itu. Aku adalah anak kenek angkutan itu…

Selalu terngiang di kepalaku tentang pesan2nya dulu. Pesan yang ditujukan untuk anaknya yang “ndableg” ini.

Bapak memang orang yang keras, namun Bapak adalah orang yang paling lembut hatinya ketika berhadapan dengan orang2 yang dicintainya.

Aku yakin orang2 di sekeliling Bapak sangat menyayangi beliau. Begitu pun kalian jika sudah mengenal beliau. Percaya lah…

Senyum tulus itu pun masih terus terbayang dengan jelas. Senyuman yang hadir walau ruh itu sudah tidak menyatu lagi dengan raga beliau.

Semoga Allah membalas semua kebaikan Bapak dengan jannah-Nya. Dan semoga kita dapat berkumpul kembali di sana ya, Pak.. Aamiin..

Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa rabbayaanii shaghiraa…

16 Okt 2009

Donor Darah Pertamax

Diposting oleh Zana di Jumat, Oktober 16, 2009 8 komentar

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Tanggal 14 Oktober 2009 akan menjadi bagian hari bersejarah dalam hidupku. Yup, itu adalah tanggal aku pertama kali mendonorkan darahku.

Bermula dari pengumuman Pengmas BEM Fasilkom lewat SCeLE Fasilkom. Mereka mau ngadain Blood for Charity, acara tahunan Pengmas buat ajang beramal lewat darah kita yang bekerja sama dengan PMI. Tanpa ba-bi-bu lagi aku langsung daftar. Menuliskan nama, golongan darah, dan NPM di thread. Di situ aku tulis dengan bangga bahwa golongan darahku B. Walau begitu, di akhir postingan kutulis juga klo aku gak yakin lolos tes kelayakan :p

Apa yang membuatku merasa gak layak?

1. Berat badan kurang dari 45 kg
Biasanya berat badanku itu sekitar 43 kg. Itu juga lagi puncak2nya nafsu makan. Belom pernah melewati angka itu. Hehe…

2. Darah rendah
Nah, ini dia yang paling mengkhawatirkan. Soalnya tekanan darahku itu cukup unik. Normal sistolnya di bawah 100, yah, sekitar 96. Waktu check up jaman Maba dulu, aku dibilang kena hipotensi parah dan ditanya apakah sering pingsan atau gak (tapi, Alhamdulillah gak suka pingsan kok ^^)

Dua hal di atas udah cukup membuatku “nyadar diri”. Hehe…

Oke, cerita berlanjut hingga akhirnya aku mendaftarkan namaku ke panitia. Nibel ngasih aku kertas warna kuning yang isinya tentang biodata dan riwayat penyakit. Ternyata prestasi kita ditanya juga ya.. Jadi malu karena kosong. Haha…

Tes pertama : Check berat badan dan tekanan darah

Mas PMI 1 : Berat badannya berapa Mba?

Argh.. tidak…!! Langsung ditanya dengan pertanyaan yang menohok…
Aku : Mm.. Berapa ya, Mas? Bentar ya.. Saya nimbang dulu.

Saking nervousnya dan takut berat badanku kurang dari 45 kg, aku naik ke timbangan sambil gemblok tas. Baru nyadar pas Kak Agung negur.
Kak Agung : Ka, tasnya dilepas dulu tuh..

Aih, malunya.. Keliatan nervous banget pastinya.. :p

Subhanallah!! Takjub aku ngeliat jarum di timbangan yang menunjuk ke angka 45! Alhamdulillah.. Lolos!! ^^

Aku : 45 kg, Mas! (dengan PD sekali)

Mas PMI 1 : Ok, 45. Sekarang ceek tensi ya, Mba. Maaf, tangan kanannya...

Argh... Tidak...!! Tensiku!! Pas lagi tensi, jantungku deg2an cukup parah. Ya Rabb, aku bener2 takut klo tensiku rendah..

Subhanallah!! Lagi2 aku takjub ketika melihat mas PMI 1 menulis di kertas bahwa sistol-ku 120 (diastolnya lupa. Hehe...) Subhanallah!! Allahuakbar!! Mungkin aku terkesan lebay. Tapi beneran deh.. Hasil pemeriksaan pertama ini bener2 di luar dugaan. Terima kasih Ya Rabb.. ^^

Tes kedua : Cek golongan darah dan Hb

Harusnya Kak Agung duluan yang tes. Tapi dengan teganya dia mempersilakan aku untuk cek terlebih dahulu T_T
Mas PMI 2 : Golongan darahnya apa Mba?

Aku : B, Mas! (jawab dengan PD)

Mas PMI 2 : Jarinya Mba..

Duh, itu jarumnya serem amat..
Kak Agung : Sakit lho, Ka.

Aku : Ah, gak kok. Biasa aja.. (berusaha meyakinkan diri :p )

Mas PMI 2 : Gak kok. Gak sakit (sambil tersenyum ramah)

Kak Agung : Sakit lho, Ka..

Beneran dah nih Kakak.. Demennya nakut2in mulu…
Sambil menoleh ke samping agar tidak melihat langsung kejadian penusukan itu, aku bisa merasakan jariku seperti digigit semut gede :p Darahku langsung dicek pke cairan Kupper Sulfat (klo gak salah) sama cairan untuk nguji golongan darah.

Mas PMI 2 : Mba, golongan darah Mba apaan tadi?

Aku : B, Mas.

Mas PMI 2 : Golongan darah Mba itu AB, lho…

Aku : Hah? (melongo beneran) AB? Kok bisa? Dulu saya udah pernah tes kok. Hasilnya B..

Dimulailah perdebatan kecil dengan aku sebagai pihak pro B dan Mas PMI 2 itu kontra B. Tapi aku percaya Mas PMI 2 itu gak mungkin boong. “Saya percaya kok Mas…” walau sebenarnya hati masih belum terlalu rela ^^’

Alhamdulillah.. Kadar Hb normal dan bisa langsung donor darah. Jantungku langsung berdegup dengan kencang lagi. Bismillaah.. Ya Allah, kuatkan aku..

Jarum untuk nyedot darah (namanya apaan ya?) langsung disuntikkan ke lengan kiriku yang sudah pasrah. Tapi, gara2 tanganku gak sengaja ketarik (nahan sakit sampe tangannya gak bisa diem. Hehe…) akhirnya darahku gak keluar. Dan akhirnya jarum itu harus dilepas (sama sakitnya kayak pas dimasukkin) untuk kembali disuntikkan T_T Nasib dah…

Darah itu pun akhirnya mengalir dengan lancar walau jumlahnya sedikit2 (kata Mba PMI-nya, pembuluh darahku kecil). Begitulah, biar gak bosen nungguin sedot darahnya selesai (serem amat ya nyebutnya :p ), aku diajak ngobrol sama Mba PMI. Aku sekalian nanya2 tentang penyakit2 yang berkaitan dengan darah. Salah satunya tentang Myelodisplastic Syndrom ^^

Selesai donor darah, aku dapet susu coklat anget sama mie instan cup langsung seduh (dilarang nyebut merk :p ). Abis donor darah, aku langsung mentoring sama mentee2 PMBku tercinta, kelompok Ekiga. Ternyata membawa mie instan cup langsung seduh adalah keputusan yang salah. Sempet rebutan mie itu sama menteeku yang lagi kelaparan. Haha… Dasar mentor yang aneh (malah ngatain diri sendiri :p )

10 Okt 2009

Persiapan Ulang Tahun...

Diposting oleh Zana di Sabtu, Oktober 10, 2009 2 komentar

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Persiapan ulang tahun? Emangnya siapa yang ulang tahun?
Yang jelas bukan aku. Eh, gak juga ding.. Bentar lagi aku juga milad (apaan sih? :p )
Hmm.. Insya Allah bulan November nanti, tepatnya tanggal 17 November, Ibu dan (alm.) Bapak milad...

Aku mau bikin hadiah yang istimewa, yang beda dari tahun2 sebelumnya. Karena kondisi keluarga kami sekarang pun berbeda. Tahun2 sebelumnya biasanya aku sama Iqbal patungan buat beli kado. Aku beli kado untuk Ibu, Iqbal beli kado untuk Bapak.

Nah, untuk tahun ini rencananya aku mau membuat tulisan tentang mereka di blog ini. Dimulai tentang Bapak dulu, habis itu baru tentang Ibu. Mungkin beliau juga gak bisa baca tulisan di blog ini. Tapi cukuplah Allah Yang menjadi Saksi atas semua rasa cintaku untuk beliau. Semoga tetap dapat tersampaikan ^^

Mau tau gimana kejutanku untuk beliau berdua saat milad tahun lalu? Temen2 bisa klik di sini...

~Doakan semoga tulisan itu bisa selesai tepat waktu ya...
 

searching for Andromeda Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review