28 Feb 2009

Belajar dari Sejarah

Diposting oleh Zana di Sabtu, Februari 28, 2009 3 komentar

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Masih ingat dengan jargonnya Pak Soekarno yang "JAS MERAH" itu? "Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Atau jargon yang ini, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya"? Insya Allah kalian masih inget, kan? ^^

Untuk sebagian anak IPA, pasti males banget belajar kayak beginian. Hayo ngaku... :p

Ngapain, sih kita belajar Sejarah. Nyape-nyapein aja. Tanggal2nya banyak banget, udah gitu nama tokohnya juga banyak. Belom lagi nama manusia purba yang gak penting itu juga harus dihapalkan. Emangnya kita keturunan monyet kayak teorinya Abang Darwin itu? Hi.. gak mau, deh..

Jadi, sebenernya ngapain, sih kita harus belajar Sejarah? Guru Sejarahku di kelas XII SMA mengeluarkan statement yang unik bin ajaib, "Sebenernya saya juga bingung. Ngapain, sih kita belajar Sejarah? Mendingan jam pelajaran Sejarah digabung aja sama PKn dan Agama. Karena yang dipelajari di Sejarah juga dipelajari di PKn dan Agama. Oke, mungkin kita memang harus belajar dari sejarah masa lalu sebagai pembelajaran agar kesalahan di masa lalu tidak terulang lagi. Tambahan pula, agar kita bisa terpacu untuk kembali berjaya seperti masa2 kejayaan negara kita dulu. Lah, ini... Kita disuruh belajar tentang manusia purba. Apa manfaatnya, coba? Emangnya kita mau kembali ke zaman batu??"

Anak2 di kelasku langsung terbengong2. Takjub sama perkataan beliau. Tapi, sekejab kemudian langsung heboh dan bertepuk tangan mendukung. Yah, kami waktu itu, sih setuju2 aja. Kan lumayan, tuh.. Klo Sejarah beneran dihapus, berarti mengurangi jumlah mata pelajaran UAS. Hehe...

Begitu pula komentar salah seorang teman sekelompokku, "Ngapain kita nengok2 ke belakang? Yang akan kita hadapi kan yang ada di depan kita.." Hmm.. orangnya baca postingan ini, gak ya? ^^;

Menurutku, belajar Sejarah itu penting. Seperti kata guru Sejarahku di atas. Dengan belajar Sejarah, kita bisa terpacu untuk kembali berjaya seperti masa kerajaan Majapahit dulu. Kita juga bisa belajar agak tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti masa pemerintahan Orde Baru itu. Dan, agar kita juga gak sombong. Karena semua yang kita dapatkan sekarang adalah hasil perjuangan para pendahulu kita. Biar kita gak seenaknya korupsi bahkan malu2in negara Indonesia tercinta ini. Betul, gak?

Sekali-kali kita juga harus menengok ke belakang untuk jadi panduan kita dalam melangkah ke masa depan. Agar kita tidak terperosok ke dalam lubang yang sama.

Nah, kalian gimana? Apakah akan menengok ke balakang? Atau jalan luruuuus aja ke depan tanpa tengok ke mana2? ^^

21 Feb 2009

Truth or Truth

Diposting oleh Zana di Sabtu, Februari 21, 2009 4 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Saat ini aku sedang berada di rumah Pipit. Numpang tidur sehari abis jenguk Yuri di RSPAD Gatot Subroto.

Berangkat dari Fasilkom sekitar jam 14.20 bareng sama Pipit, Ikhma, Tiara, Ade, Yasmin, Kirana, sama Feby. Kita semua ke rumah sakit naik mobilnya Pipit. Di jalan mampir dulu ke toko buah. Terus, yang ditunjuk buat beli buah sama anak2 yang lain ya aku, Pipit, sama Ikhma. Harap maklum. Kami bertiga memang belom biasa belanja buah sendiri. Akhirnya pilih2 buahnya lumayan lama dan sukses bertemu ulat bulu di sela2 buah jeruk. Hii.... Ngeliatnya aja udah bikin gatel.
Nyampe RS udah sore sekitar jam 16.30. Abis shalat Ashar baru deh kami menuju ruang perawatan Yuri. Untuk masuk ke kamar Yuri harus pake baju khusus dan jumlah penjenguk yang masuk ruangan maksimal 2 orang. Karena jumlah kami kebetulan genap ( 8 orang ), jadinya pas deh.. Ikhma sama Kirana, aku sama Feby, Tiara sama Pipit, terus Ade sama Yasmin.
Seneng deh. Yuri masih bisa mengenaliku dan temen2 yang lain. Walau masih terbata-terbata dan belum jelas. Tapi, kata Kak Yuki (kakaknya Yuri), itu merupakan suatu kemajuan. Alhamdulillah.. ^^
Gak lama, Pak Stef dateng. Kemudian disusul sama anak2 Fasilkom 2008 lain yang berjumlah 21 orang. Pak Stef dan temen2 yang datengnya belakangan harus nunggu Yuri pindah ruangan dulu. Nah, sambil nunggu Yuri pindah ruangan, kami mengobrol dengan Ibunya Yuri. Subhanallah.. Ibunya Yuri itu terlihat sangat sabar dan tegar. Kasih sayang Ibu memang sepanjang masa, ya...

Pulang dari RS sekitar jam 17.30. Mampir dulu ke Plaza Atrium buat shalat Maghrib sekalian nyari makan malam. Tak disangka2, ternyata di jalan kena macet. Udah jam 20.00 tapi masih kejebak di Matraman. Setelah diskusi yang cukup panjang, akhirnya aku, Tiara, Kirana, Ade, dan Yasmin memutuskan untuk nginep di rumah Pipit sampai besok pagi. Kami berlima gak berani pulang ke Depok. Takut kemaleman di jalan. Lagipula mana berani klo cuma berlima, cewek semua lagi.. ^^;

Nah, saat menginap di rumah Pipit lah semua hal itu terjadi. Halah! Lebay ah! Hehe...
Pokoknya seru dan yang terpenting bisa ngenet gratis :p plus bisa chatting sama orang Palestina, Hungaria, Turki, dll. Sekalian belajar B. Inggris dan nambah info tentang negara mereka.

Mmm... (ngeliat jam..). Ups, udah jam 4 pagi! Yang lain udah pada tepar tapi aku masih melek :p
Nanggung Shubuh, deh..

18 Feb 2009

Sang Murabbi

Diposting oleh Zana di Rabu, Februari 18, 2009 3 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Hmm.. Semalem nonton film Sang Murabbi. Dipinjemin sama Iid. Subhanallah filmnya bagus banget..

Film ini bercerita tentang kehidupan Ustadz Rahmat Abdullah dari mulai beliau belum belajar ke Mesir, berkecimpung di dunia tarbiyah, sampai wafatnya beliau.

Kalian bayangin, di zaman orde baru beliau berinisiatif untuk membentuk kelompok pengajian. Menurut cerita Ibu, di zaman orde baru segala bentuk perkumpulan pasti dicurigai sama pemerintah. Polisi ditugaskan untuk memata-matai setiap kegiatannya. Pemerintah saat itu takut jika akan timbul makar dari mereka.
Untuk cerita selengkapnya tentang pemerintahan orde baru, kalian bisa tanya sama ortu, guru Sejarah, atau guru PKn kalian.. ^^

Hingga akhirnya beliau menjadi anggota DPR. Bagai bertemu sosok Umar bin Khattab, Ust. Rahmat Abdullah juga tak pernah bersenang-senang dengan hartanya. Bahkan, beras terakhirnya untuk makan, beliau berikan kepada orang yang lebih membutuhkan! Subhanallah..

Hanya ada 2 hal yang perlu kamu ingat; kebaikan orang lain kepadamu dan keburukanmu kepada orang lain.
Dan, ada 2 hal juga yang perlu kamu lupakan; kebaikanmu kepada orang lain dan keburukan orang lain kepadamu.


Sebenernya malu juga, sih. Beliau tetap bersemangat walau usia beliau sudah gak muda lagi. Sedangkan aku? Jangan ditanya, deh. Masih suka males.. Masih belom mandiri.. de el el.

Film ini diakhiri dengan rekaman video saat Ust. Rahmat Abdullah wafat. Subhanallah.. Ada begitu banyak orang2 yang mengantar kepergiannya. Terlihat pula mereka semua menangis. Merasa kehilangan sosok yang begitu mereka teladani.

Ending film ini membuatku teringat kembali saat Bapak meninggal. Gak terasa aku jadi ikutan nangis waktu nonton endingnya itu.. T_T

Jujur, sebelum nonton film ini aku gak kenal siapa itu Ust. Rahmat Abdullah. Begitu aku nonton film ini, aku baru tau bahwa ternyata Indonesia mempunyai seorang yang hebat!

" Seonggok kemanusiaan terkapar, siapa yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua, atau sebagiannya..."
(Ust. Rahmat Abdullah)

11 Feb 2009

Lebih Romantis.. ^^

Diposting oleh Zana di Rabu, Februari 11, 2009 5 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Tadi pagi abis beres2 rumah sekalian nyari dokumen Bapak untuk suatu keperluan, eh tiba2 aku menemukan sesuatu... Hayo tebak.. :p

Aku menepuk 3 pucuk surat dari Alm. Mbah Kakung untuk Bapak. Iseng aku baca suratnya.. Hiks.. Jadi terharu sendiri.

Mbah ngirim surat itu dari Irian Jaya sekitar tahun 1990 (udah lama banget ya?). Di dalam surat itu Mbah memanggilku dengan "Calon Cucu".. (Hiks... Nambah banjir nih...) Waktu itu aku emang masih di dalam kandungan. Namanya juga calon cucu pertama, jadi sangat merasa diperhatikan. Hehe...

Bapak ternyata sering mendiskusikan segala sesuatu dengan Mbah. Bener2 menantu yang baik..

Klo dipikir2, ternyata surat2an itu lebih romantis daripada smsan ato telpon2an. Hmmm... jadi inget masa lalu :p

Dari kecil Ibu udah ngebiasain aku untuk nulis surat. Nulis surat untuk Mbah.. Untuk Bapak klo Bapak lagi di luar kota.. Tapi, kebiasaan itu memang memudar seiring dengan berkembangnya teknologi alias ada HP. Nah, sekarang kebiasaan itu menular ke adikku yang paling kecil. Sampe sekarang dia masih suka surat2an sama sepupuku yang di Cilacap.

Oya, cuma mau ngasih saran aja ke temen2 semua.

Jangan malu untuk mengungkapkan rasa sayang kita ke orang tua atau orang2 terdekat. Klo gak berani ngomong langsung, ungkapkan dengan tulisan!


Tadi pagi aku juga menemukan surat ucapan ulang tahunku untuk Ibu dan Bapak! Ternyata beliau masih menyimpannya padahal surat itu aku berikan kira-kira 2 tahun yang lalu. Semoga surat itu mampu menyampaikan rasa sayangku ke beliau...

2 Feb 2009

Tersenyumlah

Diposting oleh Zana di Senin, Februari 02, 2009 8 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Ternyata ada yang lebih sayang sama Bapak.. Pasti ini adalah yang terbaik untuk Bapak dan untuk keluargaku. Kami sudah berikhtiar untuk kesembuhan Bapak, namun ternyata Allah yang paling sayang sama beliau.

Maafkan anakmu ini yang mungkin belum bisa mempersembahkan sesuatu yang membuat Bapak bangga. Hmm.. jadi inget candaan Bapak beberapa minggu yang lalu..

"Tuh, belajar masak 'A! Biar bisa masak yang enak buat suami. Suami kan seneng kalo yang masakin istri sendiri," ucap Bapak saat kami sekeluarga berkumpul.

Karena aku emang belum bisa (inget ya.. "belum", bukan "gak") masak, aku jawab, " Ye.. nanti Eka cari suami yang pinter masak. Ato gak, tinggal pesen aja ke restoran manaaa gitu. Jadi, deh.. Hehe..."

Inget, gak ada kata terlambat untuk belajar. Betul, gak? ^^

So, klo ada yang mau ngajarin aku masak, monggo... Kita belajar masak bareng2!! ^^

Ibu....!!!!!!! I'm coming to our kitchen!! Hehe...
 

searching for Andromeda Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review