tag:blogger.com,1999:blog-44547673134681455142024-03-05T13:09:46.675+07:00searching for AndromedaBersama, kita bisa mengubah dunia! ^^Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.comBlogger136125tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-81757399479324557982023-03-10T12:31:00.002+07:002023-03-10T14:12:35.224+07:00[Notulensi] Waktu Berlalu, Apa Kabar Pola Asuhku?<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QL1qzGF_voxLCbUS0MuJiTRmYOfkuWD9Df30CZqyPkwTevDYAwmPGCvS2IlCE587UASeMLdOjyiVn8CSYi3HMZsuuogQQEcGS9Qm0zbKQH7fjaTs2QlfijuYzBQeTWXiJ1W_0WWdNwAz9rkmCcGkDxNoZvQqfeeL3V0vE5CQ54J5anVywB30ICjmfA/s1275/WhatsApp%20Image%202023-03-08%20at%201.47.47%20PM.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1275" data-original-width="1010" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1QL1qzGF_voxLCbUS0MuJiTRmYOfkuWD9Df30CZqyPkwTevDYAwmPGCvS2IlCE587UASeMLdOjyiVn8CSYi3HMZsuuogQQEcGS9Qm0zbKQH7fjaTs2QlfijuYzBQeTWXiJ1W_0WWdNwAz9rkmCcGkDxNoZvQqfeeL3V0vE5CQ54J5anVywB30ICjmfA/w222-h281/WhatsApp%20Image%202023-03-08%20at%201.47.47%20PM.jpeg" width="222" /></a></div><p><br /></p>Narasumber: Mutiara Khadijah, S.Psi.<p></p><p><span style="color: #800180;"><b>JENIS JENIS POLA ASUH PADA ANAK</b></span></p><p>Menurut APA (American Psychological Association, 2017) setidaknya ada 3 tipe pola asuh atau gaya pengasuhan:</p><p>1. <span style="white-space: pre;"> </span>AUTHORITATIVE</p><p>Orang tua terlibat langsung dalam pengasuhan anak, berikap responsif, dan memberi dukungan penuh pada anak namun tetap menetapkan aturan dan batasan yang tegas bagi anak. Orang tua juga berupaya mengendalikan perilaku anak dengan menjelaskan aturan, berdiskusi, dan menggunakan logika, serta memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapat walaupun pendapat itu tidak selalu diterima.</p><p>2. <span style="white-space: pre;"> </span>PERMISIVE</p><p>Orang tua bersikap hangat, tapi tidak menerapkan aturan atau batasan yang tegas terhadap anak. Anak tidak dimonitor dengan cermat ketika beraktivitas dan tidak mendapatkan bimbingan untuk berperilaku yang wajar sesuai tingkat kematangan usianya.</p><p>3. <span style="white-space: pre;"> </span>UNINVOLVED</p><p>Ayah bunda/orang tua yang tidak responsif, TIDAK HADIR, menolak untuk terlibat dalam pengasuhan anak.</p><p>Sedangkan tipe pengasuhan menurut Diana Baumrind (1972) dalam Lerner & Hultch, 1983) adalah:</p><p>1. <span style="white-space: pre;"> </span>Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting): </p><p>Pengawasan ekstra ketat, tapi juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan. Anak usia prasekolah dengan orang tua otoritatif cenderung lebih percaya diri, mampu bergaul baik dengan teman sebaya. Pengasuhan otoritatif juga diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, memiliki standar moral, kematangan psikososial, kemandirian, sukses dalam belajar, dan bertanggung jawab secara sosial.</p><p>2. <span style="white-space: pre;"> </span>Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting): </p><p>Gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengemukakan pendapat. Orang tua otoriter juga cederung bersikap sewenang-wenang dan tidak demokratis dalam membuat keputusan, memaksakan peran peran atau pandangan kepada anak atas dasar kemampuan dan kekuasaan diri, serta kurang menghargai pemikiran dan perasaan mereka. Anak dari orang tua otoriter cenderung bersifat curiga kepada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, mereka canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggung menyesuaikan diri pada awal masuk sekolah, memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lain.</p><p>3. <span style="white-space: pre;"> </span>Pengasuhan permisif (permissive parenting)</p><p>a. <span style="white-space: pre;"> </span>Permissive – indulgent (terlalu baik/ memanjakan): gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak, tetapi kurang menetapkan batasan atau kendali hidup anak. Anak diasosiasikan dengan kurangnya kemampuan pengendalian diri anak, karena orangtua yang permissive indulgent cenderung membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan agar semua kemauannya dituruti (MANJA)</p><p>b. <span style="white-space: pre;"> </span>Permissive – indifferent (cuek), yaitu suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. </p><p>Sumber: Kompasiana. Tipe Pengasuhan anak. 2014. Moh Wildan Mukholadun M</p><p> Efek dari pengasuhan permissive indulgent ini:</p><p>1. <span style="white-space: pre;"> </span>Anak kurang memiliki kontrol diri yang baik</p><p>2. <span style="white-space: pre;"> </span>Kemampuan regulasi emosi yang rendah</p><p>3. <span style="white-space: pre;"> </span>Keterampilan dalam menyelesaikan konflik tidak terlatih dengan baik</p><p>4. <span style="white-space: pre;"> </span>Tingkat kemandirian relatif rendah.</p><p>Ciri-ciri dari pengasuhan tipe permissive indulgent ini:</p><p>1. <span style="white-space: pre;"> </span>Lunak kepada anak</p><p>2. <span style="white-space: pre;"> </span>Pasif dalam mendisiplinkan</p><p>3. <span style="white-space: pre;"> </span>Menuruti keinginan anak atau memanjakan anak secara berlebihan, sehingga anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang permissive indulgent cenderung kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk dan rasa harga diri yang rendah.</p>Zana Zahrahttp://www.blogger.com/profile/11408127081813016436noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-81916496469304056242020-09-03T17:27:00.004+07:002020-09-03T17:27:24.638+07:00Pengalaman Menang Giveaway Shopee Live<p>Bismillaahirrahmaanirrahiim..</p><p>Setelah maju mundur mau nulis tentang giveaway ini di blog atau gak, akhirnya kuputuskan untuk nulis aja. Tujuannya agar orang-orang yang menang hadiah giveaway dari Shopee gak bingung cara klaim hadiahnya. Yang terpenting, biar si pemenang gak kena tipu pihak yang gak bertanggung jawab. Semoga bermanfaat dan bersih dari niat untuk pamer ya :)</p><p>Sebelumnya, aku mau buat pengakuan dulu nih. Aku termasuk <b>emak-emak pengumpul recehan koin Shopee</b>. Salah satu cara untuk dapat koin adalah dengan nonton Shopee Live. Lumayan, bisa dapat 150 koin. Wkwkwk..</p><p>Kali ini yang akan dibahas adalah tentang Shopee Live. Mengingat aku dapat hadiah giveaway dari event yang satu ini.</p><p>Hari itu seperti biasa, di tanggal 17 Agustus 2020, aku mantengin Shopee Live demi berburu koin. Sembari menunggu menit demi menit untuk bisa klaim 150 koin, aku ikutin hal-hal yang lagi dibahas sama host-nya. Host-nya waktu itu lagi bahas tentang tteokpokki merk tertentu yang sedang memperkenalkan varian rasa barunya. Buatku, tteokpokki memang is the best (baca dengan nada bicara Siwon di iklan mie Sedap XD )</p><p>Di sela-sela acara, sang host juga kasih pertanyaan yang berhadiah Shopee Pay 100ribuan kalau gak salah. Karena lagi momen 17an, kuisnya seputar sejarah kemerdekaan Indonesia. Iseng-iseng ikut jawab juga lewat kolom komentar sesuai dengan instruksi. Gak ada niatan untuk menang pada awalnya ((walau dalam hati sebenernya ngarep juga. Hahaha..)). </p><p>Ternyataa.. yang ikutan jawab kuisnya buanyaaaak bener, guys.. Kolom komentar gak berhenti gerak. Sampe susah baca isi komentarnya klo gak discroll ke atas dulu. Antusiasme demi 6 digit Shopee Pay ternyata tinggi syekali. Makin gak ngarep menang juga jadinya.</p><p>Nah, di sela-sela pembacaan pertanyaan kuis, host-nya ngomong klo bakal ada giveaway emas 1 gram untuk penonton yang mengirimkan pantun dengan tema kemerdekaan yang terunik.</p><p>Kayaknya banyak orang-orang yang gak terlalu ngeh sama giveaway ini. Kolom komentar masih rame sama jawaban pertanyaan kuis Shopee Pay. </p><p>Atas ilham dari Allah, hatiku tergerak untuk bikin pantun. Biar begajulan gini, aku kan pernah jadi guru Bahasa Indonesia kelas 4-6 SD. Pernah ngajar materi tentang pantun juga. Hoho..</p><p>Pantunnya langsung kupost di kolom komentar. Semenit.. Dua menit.. Lima menit.. Lah, ini sepi amat yang nulis pantun. Yang lain masih rame aja jawab pertanyaan kuis Shopee Pay.</p><p>Mulai lah, harapan untuk menang itu muncul. Wkwkwk..</p><p>Yang tadinya mau keluar dari Shopee Live setelah semua koin bisa diklaim, akhirnya masih aja kupantengin live-nya karena penasaran siapa pemenang kuis dan giveaway-nya.</p><p>15 menit, 20 menit berlalu.. Ini kapan pengumumannya ya? Jadi mikir, ini termasuk mubazir waktu gak sih mantengin beginian? :"|</p><p>Karena berat mikirin dosa mubazir waktu, akhirnya kututup juga itu Shopee Live.</p><p>Namun, entah kenapa, beberapa menit kemudian muncul dorongan yang begitu kuat untuk buka Shopee Live lagi. </p><p>Kali ini sinyal dan paket dataku yang gak bersahabat. Berkali-kali gagal untuk munculin live-nya. Setelah 5 menit berusaha, alhamdulillaah bisa masuk juga. </p><p>Dan.. Eng ing eng.. Host-nya udah say good bye ke penonton sembari megang papan pemenang giveaway.</p><p>Tunggu.. Tunggu.. Itu nama akun di papan kayak kenal. Itu akunku bukan sih? Aku menang giveaway??</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3fVLZqNFd-WuH8ht_C_HPxXFoKqTN3VEMIGIrEsSwdxbHnyKvLk88W_sQ0c3tzNkOZflB0gCA0-o0zZ_CL0l4bV4RzObsrOI2OEzTS0VAnzbutB8T85MlfFAo-NjHmb6npISuYov5h0A/s836/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM+%25281%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="836" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3fVLZqNFd-WuH8ht_C_HPxXFoKqTN3VEMIGIrEsSwdxbHnyKvLk88W_sQ0c3tzNkOZflB0gCA0-o0zZ_CL0l4bV4RzObsrOI2OEzTS0VAnzbutB8T85MlfFAo-NjHmb6npISuYov5h0A/s320/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM+%25281%2529.jpeg" /></a></div><br /><p>Langsung ku-screenshot layar hp untuk memastikan lagi. Dan benar aja, gak lama setelah di-screenshot, live-nya selesai. Wkwkwk...</p><p>Langsung heboh manggil Mas Suami sambil nunjukin hasil screenshot, "Mas, ini akun Eka bukan sih yang ditulis di papan?"</p><p>"Iya deh kayaknya. Kenapa emang?"</p><p>"Eka menang giveaway emas nih berarti. Alhamdulillaah..."</p><p>"Hah? Serius?" kali ini giliran Mas Suami yang kaget.</p><p>"Iya, tapi karena gak sempet nonton pas pengumumannya, gak paham itu host ngomong apa aja. Gak tau dia ngejelasin cara klaim hadiahnya atau gak."</p><p>Akhirnya, aku coba tanya ke CS Shopee via chat. Dan hanya dijawab, "Kami belum bisa memastikan. Tunggu notifikasinya masuk ke aplikasi aja ya kak."</p><p>Nyari di internet juga gak ketemu artikel apapun terkait cara klaim hadiah giveaway dari Shopee. Mau nanya lewat sosial media juga gak berani. Selain takut kena tipu dari orang-orang yang gak bertanggung jawab, aku juga takut kalau ternyata yang menang bukan aku. Hahahaha...</p><p>Ya sudah, solusinya sabar aja. Tanggal 17 Agustus juga masih ada beberapa jam lagi. Mungkin memang notifnya masuknya lama.</p><p>Dua hari kemudian juga notifnya belum juga. Akhirnya aku memberanikan diri nanya lagi ke CS Shopee. Jawabannya juga masih sama. Tunggu saja.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-z8MDRdKVTddgAYGh4LkSmDaG9qE6y6LVU3x0g2UYHv7a1ISxmi0W8RRlmmc3arKa4osMRBay3EtYfNtstHTsDwm4FvLcYuk_k5DMd28xsVTzNMbVWo5Xqu73d55falfMADxgK7HB-1o/s1280/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="660" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-z8MDRdKVTddgAYGh4LkSmDaG9qE6y6LVU3x0g2UYHv7a1ISxmi0W8RRlmmc3arKa4osMRBay3EtYfNtstHTsDwm4FvLcYuk_k5DMd28xsVTzNMbVWo5Xqu73d55falfMADxgK7HB-1o/s320/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM.jpeg" /></a></div><div><br /></div>Ya sudahlah.. Akhirnya kupasrah. Bukan aku kali pemenangnya. Namun kutetap sering refresh notifikasi aplikasi Shopee, berharap keajaiban terjadi.<div><br /></div><div>Saat aku berada di titik terpasrah. Gak ada harapan apapun tentang giveaway ini, tiba-tiba muncullah notifikasi yang muncul di hp dari aplikasi Shopee.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeLeCcJKGtfT5Ge9t4Y5tCzzKpZv2YBe3Ocrs8s7-DqCz4lS64NHfvcTG1HzoW9Bd9Ww6LaGF4csG49sxmkEktVhsBzunXiJGFXeOycGnabdO1A0KaH2lvHvUaZFFeETrJzbLVFADvJFs/s1194/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM+%25282%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1194" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeLeCcJKGtfT5Ge9t4Y5tCzzKpZv2YBe3Ocrs8s7-DqCz4lS64NHfvcTG1HzoW9Bd9Ww6LaGF4csG49sxmkEktVhsBzunXiJGFXeOycGnabdO1A0KaH2lvHvUaZFFeETrJzbLVFADvJFs/s320/WhatsApp+Image+2020-08-29+at+1.33.55+PM+%25282%2529.jpeg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>Alhamdulillaah.. Akhirnya penantianku terjawab sudah. Notifikasinya baru muncul 10 hari sejak pengumuman pemenang giveaway itu.<div><br /></div><div>Tips dari aku untuk teman-teman yang menang giveaway dari Shopee:</div><div><br /></div><div>1. <b>Jangan posting tentang kemenangan kamu di sosial media manapun</b> karena informasi ini rentan disalahgunakan oleh orang-orang jahat untuk menipu kamu.</div><div><br /></div><div>Dari komentar salah satu pemenang giveway di aplikasi Shopee, ada yang ditipu orang. Dia hampir kena tipu dari orang jahat yang menghubungi dia via telepon/sms yang mengatasnamakan pihak Shopee.<br /><div><br /></div></div><div>2. Kalau mau bertanya ke CS Shopee, pastikan <b>bertanya lewat layanan chat CS via aplikasi Shopee</b> yang lebih aman dan informasi hanya diketahui oleh kamu di si CS yang menjawab.</div><div><br /></div><div>Jangan sekali-kali bertanya lewat kolom komentar apapun di sosial media Shopee yaa.. Sekali lagi, hal ini rentan sekali disalahgunakan oleh orang jahat.</div><div><br /></div><div>3. <b>Sabar</b>.</div><div><br /></div><div>Iya, sabar aja menunggu notifikasinya masuk ke kamu via aplikasi Shopee. Sejauh aku melakukan riset tentang giveway Shopee ini, ada beberapa event yang memang butuh waktu lama untuk bisa klaim. Ada yang hadiahnya baru bisa diklaim setelah 3 bulan lamanya. So, sabar aja yaaa :D</div><div><br /></div><div>4. <b>Segera klaim</b> dan gunakan voucher giveaway yang sudah diberikan lewat notifikasi Shopee.</div><div><br /></div><div><b>Notifikasi yang ada di aplikasi Shopee sepertinya memang satu-satunya jalur resmi</b> bagi para pemenang giveaway untuk bisa klaim hadiahnya. Jadi, setelah notifikasinya masuk, segera gunakan dengan baik yaa.. Jangan lupa gunakan voucher giveaway-nya saat mau check out produk hadiah. Nanti keburu expired dan kamu gagal dapat hadiah :D</div><div><br /></div><div>5. Jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah dan bersedekah yaa :)</div>Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-20852192836149202702020-06-07T23:07:00.001+07:002020-06-08T15:46:41.743+07:00Ta'aruf Series #5; Pertemuan Pertama<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim-Mu8QeiCsN6jHuXXZpLOQ4P2bEgd1T8M4GRSKexnOq1qhu5YOk8MpVZTmTKO9gwj2QM86VzHV-taN5fHagT_1IVodf_ZFL3HuefEb1R-Mvil0h8OYBvJGzc-FzIxSxdjgO_JD_o59Qfm/s1600/taaruf+series+5+pertemuan+pertama.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim-Mu8QeiCsN6jHuXXZpLOQ4P2bEgd1T8M4GRSKexnOq1qhu5YOk8MpVZTmTKO9gwj2QM86VzHV-taN5fHagT_1IVodf_ZFL3HuefEb1R-Mvil0h8OYBvJGzc-FzIxSxdjgO_JD_o59Qfm/s320/taaruf+series+5+pertemuan+pertama.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sudah baca series sebelumya?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
1. <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2017/04/taaruf-series-1-proposal-taaruf.html" target="_blank">Ta'aruf Series #1: Proposal Ta'aruf</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
2. <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2017/11/taaruf-series-2-sudah-siap-menikah-atau.html" target="_blank">Ta'aruf Series #2: Sudah Siap Menikah atau Belum?</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
3. <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2018/08/taaruf-series-3-edukasi-diri-dan.html" target="_blank">Ta'aruf Series #3: Edukasi Diri dan Keluarga</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
4. <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2018/10/taaruf-series-4-pertukaran-cv.html" target="_blank">Ta'aruf Series #4: Pertukaran CV</a></div>
<br />
Bismillaahirrahmaanirahiim...<br />
<br />
Mulai series #5 ini, akan banyak bercerita tentang pengalamanku ya. Semoga bisa diambil yang berfaedah. Kalau yang unfaedah mah jangan ditiru :")<br />
<br />
Setelah pertukaran CV, langkah selanjutnya yang kami jalani adalah pertemuan pertama dengan didampingi oleh guru kami masing-masing. Sebut saja Mba Guru dan Abang Guru.<br />
<br />
Sebuah ruangan kecil di Masjid Al-Ikhlas Jatipadang jadi saksi betapa deg-degan dan ‘bengong’-nya seorang aku ketika harus berhadapan dengan kakak itu dan Abang Gurunya. Seriusan. Itu pertemuan berasa banget krik-kriknya -____-”<br />
<br />
Aku juga tumbenan banget gak kepo-kepo amat sama orang. Padahal biasanya, kalau sudah urusan kepo-mengkepo, selalu saja ada hal yang pengen diketahui. Apa karena sudah kenal, ya? Jadi bikin bingung sendiri mau nanya tentang apa.. (Eka sok kenal banget. Padahal ngobrol selain urusan organisasi aja gak pernah. Wkwk..)<br />
<br />
FYI, kami beberapa kali terlibat dalam organisasi atau kepanitiaan yang sama. Kami sama-sama aktif di yayasan alumni SMA kami (salah satu kejadian menegangkannya bisa dibaca <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2018/10/taaruf-series-4-pertukaran-cv.html" target="_blank">di sini</a>. Haha.. ). Di kampus juga beberapa kali ikut syuro koordinasi antar fakultas karena beliau adalah ketua Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) di FMIPA UI dan saya koordinator akhwat LDF di Fasilkom UI.<br />
<br />
Pertemuan itu dibuka dengan sebuah pengantar dan nasihat dari Abang Guru sekaligus memberikan klarifikasi mengenai kronologis kejadiannya.<br />
<br />
Jadi, awalnya si kakak minta dicarikan pasangan sama Abang Guru dengan beberapa kriteria. Abang Guru akhirnya mencari ke beberapa Mba Guru. Dapet deh itu beberapa CV akhwat (kalau gak salah jumlahnya 3, termasuk aku). Dari hasil istikharah si kakak, katanya si kakak akhirnya milih aku (mulai tumbuh benih-benih geer nih. Hahaha..).<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Kenapa harus diluruskan? Karena kenal. Sesederhana itu ya ternyata :’) </blockquote>
<br />
Katanya belakangan ini sudah banyak terjadi fenomena ‘penembakan’ akhwat oleh seorang ikhwan. Si kakak katanya gak ‘nembak’ aku, insya Allah. Kayaknya Abang Guru dan si kakak benar-benar menekankan banget kalau ini bukan ‘penembakan’. Entah maksudnya apa. Biar gak jadi fitnah kali ya. Kan aku sama si kakak ada di satu departemen di yayasan alumni SMA. Si kakak takut dikira ngincer aku dari dulu kali ya (klarifikasinya sudah ada di <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2018/10/taaruf-series-4-pertukaran-cv.html" target="_blank">postingan Ta'aruf Series #4</a> ).<br />
<br />
Setelah Abang Guru selesai dengan pembukaannya, lalu beliau mempersilakan kami berdua untuk saling bertanya jika ada yang ingin ditanyakan.<br />
<br />
Saat itu, aku lagi dalam kondisi ‘mong’, jadi memang banyak diamnya. Ditambah lagi, ada perasaan nervous bin grogi. Yaudah deh, aku makin diam di situ. Padahal sebelumnya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang sayangnya gak dicatat. Ambyar deh itu pertanyaan gak ada yang kesebut saking groginya XD<br />
<br />
Tapi ternyata gak cuma aku doang. Si kakaknya juga diem. Jadi lah itu krik-krik banget suasananya :)))<br />
<br />
Mungkin karena gak enak atau gimana, akhirnya si kakak angkat bicara duluan. Kakaknya menceritakan ulang kronologisnya dari awal.<br />
<br />
Ketika ditanya sama Abang Guru, "Ada yang mau ditanya gak ke Eka?" Si kakak hanya menjawab, "Saya ketika memutuskan untuk memilih, berarti tidak ada yang perlu ditanyakan lagi, Bang." #uhuk2 #jadikeselek #kemudiangeerlagihahahaha<br />
<br />
Selesai kakaknya cerita, giliran aku yang disuruh ngomong. Bingung mau ngomong apa. Akhirnya cuma cerita tentang kondisi keluarga dan keluarga besar dari pihak Ibu dan Bapak. Udah segitu aja. Bingung.<br />
<br />
Melihat situasi yang krik-krik dan semakin tidak terkendali ini, Abang Guru berinisiatif untuk mendeskripsikan sifat dan kondisi si kakak. Di situlah kegalauan kembali muncul. Ada beberapa poin penting yang rasa-rasanya perlu di-istikharah-kan kembali.<br />
<br />
Pertemuan itu pun ditutup gak lama setelah adzan Zuhur selesai berkumandang. Abang Guru menarik kesimpulan dan memberi waktu satu pekan untuk istikharah lagi. Jika lanjut, maka kami akan bertemu lagi. Dilanjutkan dengan si kakak yang silaturahim ke rumahku, lalu aku silaturahim ke rumah kakaknya, kemudian baru deh orangtua si kakak dateng silaturahim ke rumah untuk membicarakan proses lamaran.<br />
<br />
Gitu deh ceritanya..<br />
<br />
Aku sarankan agar teman-teman yang sedang ta'aruf mempersiapkan dengan matang, ya, apa-apa saja yang mau ditanya. Ingat, harus dicatat. Biar gak bingung dan super krik-krik kayak aku XD<br />
<br />
Misalnya:<br />
1. Nanti boleh lanjut kerja atau gak setelah menikah?<br />
2. Setelah menikah mau tinggal di mana?<br />
3. Bagaimana hubungannya dengan Ibu dan saudara kandung perempuan? Karena ini bisa merefleksikan bagaimana seorang laki-laki dalam memperlakukan istrinya kelak.<br />
4. Kalau marah, biasanya seperti apa?<br />
5. Masih kah boleh berkegiatan di luar urusan pekerjaan (tentunya dalam hal kebaikan ya..)?<br />
6. Apakah punya harapan untuk calon istrinya kelak?<br />
7. Apa saja yang diharapkan oleh keluarga pihak laki-laki tentang calon istrinya?<br />
8. Kebiasaan sehari-hari di rumah?<br />
9. Bagaimana pergaulannya?<br />
10. Bagaimana pengaturan keuangan pasca menikah?<br />
11. Kalau istrinya belum jago masak gimana? #inimahaku XD<br />
<br />
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan kehidupan pasca menikah.<br />
<br />
Selamat menyusun pertanyaan-pertanyaannya yaa :DZana Zahrahttp://www.blogger.com/profile/11408127081813016436noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-22679911220699156462019-08-03T23:25:00.001+07:002019-08-03T23:34:23.045+07:00Aku, Baby Blues, dan Postpartum Depression<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAWLE_-9NKNHRsA8X2-y3BfBhEw0hjB5iYzfbLVEbkLPJmlneFHX_zGoMz0vToWfVOXpAdZOGme8EG3oKM0r3YeygxWuRTQKrc01sRJ6xi18cbQcl9aNIeWvpVuFSp_TmvhDHBR6_PyPvt/s1600/setiap+orang+berjuang+dengan+ujiannya+masing2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAWLE_-9NKNHRsA8X2-y3BfBhEw0hjB5iYzfbLVEbkLPJmlneFHX_zGoMz0vToWfVOXpAdZOGme8EG3oKM0r3YeygxWuRTQKrc01sRJ6xi18cbQcl9aNIeWvpVuFSp_TmvhDHBR6_PyPvt/s320/setiap+orang+berjuang+dengan+ujiannya+masing2.jpeg" width="320" /></a></div>
<span id="goog_106618752"></span><span id="goog_106618753"></span><br />
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Setiap orang berjuang dengan ujiannya masing-masing. Aku menulis ini bukan karena aku sudah sembuh dari <i>postpartum depression</i>. Aku menulis untuk sarana berbagi dan juga sebagai salah satu ikhtiar dalam penyembuhan diri :)<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>Baby blues syndrome</i> adalah perasaan yang sangat sedih di hari-hari setelah bayi lahir dan itu sangat normal. Bunda biasanya mengalami sindrom "<i>baby blues</i>" dalam 14 hari pertama setelah melahirkan, dan saat terburuk adalah 3 atau 4 hari sesudah kelahiran. (Sumber: <a href="https://www.cussonsbaby.co.id/">https://www.cussonsbaby.co.id/</a>)</blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Berbeda dengan kondisi <i>baby blues</i> yang terjadi selama 7-14 hari setelah melahirkan, <i>postpartum depression</i> (PPD) biasanya lebih parah dan berlangsung lebih lama. Karena itu, waspadalah apabila depresi terjadi lebih dari 14 hari atau berdampak signifikan pada sang ibu, bayi, beserta keluarga. (Sumber: <a href="https://www.alodokter.com/">https://www.alodokter.com/</a>)</blockquote>
<br />
Sepertinya aku sudah masuk masuk ke kondisi PPD. Sudah lebih dari dua tahun. Sejak anak pertama usia dua bulan sampai sekarang anak kedua usianya sudah delapan bulan. Sesuatu banget kan? :")<br />
<br />
Gejalanya kurang lebih sebagai berikut:<br />
1. Suka nangis tiba-tiba<br />
2. Emosi/kesal berlebihan<br />
3. Merasa gagal menjadi ibu<br />
4. Insomnia<br />
5. Kepala sakit mulai dari dahi sampai kepala bagian belakang<br />
6. Halusinasi (ini yang paling seram karena bisa memicu seluruh gejala, terutama yang poin 7 dan 8)<br />
7. Berusaha menyakiti diri sendiri dengan meninju tembok karena kepala terasa penuh seperti mau pecah<br />
8. Beberapa kali terbesit pikiran untuk menyakiti anak sendiri<br />
<br />
Orang-orang di lingkaran terdekat yang seharusnya jadi <i>supporting system</i> ternyata adalah orang yang paling sering berkomentar ketika aku menjadi ibu baru. Komentar standar sih sepertinya bagi seluruh penduduk Indonesia. Tapi, bagiku yang hormonnya masih berantakan pasca melahirkan, masih penyesuaian dengan kondisi fisik yang harus sering terjaga, ditambah lagi dengan rasa sedih karena gak bisa ikut Ibu pulang ke kampung halaman (ini sedih banget lho, serius), komentar-komentar ini sangat jahat.<br />
<br />
"ASI-nya keluar gak sih? Itu anaknya nangis terus."<br />
"Ibunya ke mana sih nih? Anaknya nangis tapi mandinya lama banget."<br />
<br />
Dua kalimat ini yang paling sering aku temui pertama kali. Seumur-umur, aku gak pernah "dibentak-bentak" dengan cara seperti ini sama keluarga. Pun dengan keluarga besar. Kenapa aku definisikan itu sebagai bentakan? Karena suaranya yang keras dan nadanya yang ketus bagiku. Ya, mungkin ini ada faktor perbedaan budaya keluarga juga. Dan ini, jujur, hingga sekarang pun aku belum terbiasa :")<br />
<br />
Kalau mau membela diri, aku pasti bakal jelasin kalau aku mandinya lama karena aku sambil nyuci baju yang kecil-kecil pakai tangan. Aku gak mau merepotkan, sesederhana itu. Tapi, lagi-lagi karena aku gak terbiasa "menjawab" perkataan orang yang lebih tua, aku diam saja.<br />
<br />
Diam, diam, dan diam. Lama-lama menumpuk di dalam diri. Mulai lah muncul sakit kepala di sekitar dahi. Segala rumitnya pikiran mengenai komentar-komentar negatif terus tertimbun hingga di satu titik kerumitan itu memicu sakit fisik.<br />
<br />
Komentar tersebut terus berlanjut dan semakin tajam menurutku di saat anakku mulai MPASI. Memberi anak makanan instan, bukan berarti aku sama sekali gak memperkenalkan makanan rumahan ke anakku. Aku akui memang aku belum terlalu bisa memasak. Tapi aku belajar kok (yang mana memang jarang dilaporkan ke mana-mana. Pun via sosmed. Buat apa juga? Hehe..).<br />
<br />
Sejujurnya komentar ini yang paling berbekas sampai sekarang karena kurasa ini sudah menyinggung pihak keluargaku juga. Aku yang gak suka makan daging, dikira karena keluargaku gak pernah masak daging. Harga diriku terusik. Aku mulai marah. Tapi lagi-lagi aku pendam. Perasaan gagal menjadi ibu muncul semenjak ini.<br />
<br />
Gak berselang lama, halusinasi muncul. Kalau lagi sendirian di rumah, aku selalu merasa mendengar dan melihat teriakan-teriakan dan komentar-komentar itu. Bahkan secara gak sadar, aku menjawab teriakan-teriakan itu. Sejak halusinasi ini muncul, aku mulai merasa ada yang harus dibenahi di sini. Ini sudah mulai gak baik.<br />
<br />
Aku mulai komunikasikan masalah ini ke suami, berharap bisa mendapat solusi.<br />
<br />
Saran pertama yang suami berikan adalah: Perbanyak frekuensi bertemu. Mungkin ini karena belum terbiasa.<br />
<br />
Saran ini pun dilaksanakan. Frekuensi bertemu ditambah. Berjalan terus hingga dua tahun lebih. Tapi kurasa, depresiku malah bertambah parah. Bahkan untuk melihat wajah orang itu, aku sudah gak berani. Setakut itu.<br />
<br />
Puncak depresi ini kira-kira mulai terlihat dua bulan belakangan. Beberapa hari aku gak bisa tidur. Pernah dua hari berturut-turut gak tidur malam karena aku menangis tanpa henti, menjerit, meninju-ninju tembok, hingga membanting barang. Kepala sakit dari bagian dahi sampai bagian belakang.<br />
<br />
Pernah juga di suatu kondisi, aku ingin menyakiti anakku karena aku merasa "semenjak ada mereka aku jadi dimarahin terus". Sedih banget kan? <i>Astaghfirullaah</i>.. Sebegitu dahsyatnya efek depresi ini.<br />
<br />
Ini berbahaya sekali ya ternyata. Gak hanya buat aku, tapi juga anak dan suamiku.<br />
<br />
Setelah <i>browsing</i> dan banyak masukan, mungkin di sini ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk para ibu penderita PPD.<br />
<br />
1. Meminta pertolongan dan perlindungan Allah<br />
Bukan, bukan karena kita kurang iman, <i>insya Allah</i>. Bahkan seorang ibu yang setiap harinya membaca 5 juz Al-Qur'an pun bisa terkena depresi. Kita meminta pertolongan Allah untuk diberi kekuatan dan kemudahan dalam melalui ujian ini. Juga meminta perlindungan Allah dari hal-hal yang membahayakan diri sendiri, anak, dan keluarga kita.<br />
<br />
2. Perbanyak komunikasi dengan suami<br />
Terkadang tekanan itu terasa bertambah berat karena kita gak bisa bercerita atau sekedar curhat ke orang lain. Apabila penyebab/pemicu depresi kita adalah orang terdekat, mungkin kita juga akan sungkan untuk bercerita ke keluarga. Khawatir memicu masalah lain dan malah bertambah rumit. Suami seharusnya menjadi garda terdepan dalam menampung keluh kesah istri. Pelukan yang sedikit lebih erat, lebih lama, <i>insya Allah</i> bisa membantu menenangkan.<br />
<br />
3. Konsultasi dengan psikolog<br />
Menurut pendapat beberapa orang, jika stres sudah diikuti dengan sakit fisik (dalam hal ini aku kena sakit kepala akut) dan halusinasi, ini kondisinya sudah berat. Harus dikonsultasikan dengan ahlinya.<br />
Aku belum sampai ke tahap ini. Tapi sudah minta tolong dicarikan psikolog yang amanah ke kawan dekat.<br />
<br />
4. Maafkan dan terima kondisi dengan ikhlas<br />
Berat memang. Minta ke Allah untuk dimudahkan ya :)<br />
Bisa jadi beliau-beliau yang berkomentar ini memang terbiasa hidup di lingkungan penuh dengan komentar. Bisa jadi beliau punya <i>inner child</i> yang belum terselesaikan. Bisa jadi memang karakternya demikian, ke siapa saja, bukan hanya ke kita.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>Some people are just controlling. “Anything outside the realm of their control (you, your family, their adult child, the rest of the world) is very threatening.</i></blockquote>
<br />
5. Jaga lisan<br />
Kita memang gak bisa mengatur lisan orang lain, tapi kita bisa mengatur lisan kita sendiri. Jangan sampai apa yang kita bicarakan justru menyakiti hati orang lain. Semoga kita terhindar dari lisan yang zhalim. Iya, zhalim. Karena efek lisan yang menyakitkan itu berbahaya. Ingat gejala depresi aku di poin 7 dan 8. <i>Be empathy, people!</i> :)<br />
<br />
6. Allah berikan ujian bersama dengan kemudahan<br />
Iya, kemudahan itu Allah berikan <b>bersamaan</b> dengan ujiannya. Dan kemudahan yang aku dapat dari ujian ini adalah suami yang super sabar, mau dengerin curhatan istrinya yang gak berkesudahan ini. Beliau pasti lelah, udah capek kerja, tapi masih harus berusaha mencari solusi dari masalah istrinya yang pastinya bagai memakan buah simalakama. <i>Jazakallah khairan</i>, Mas. Semoga Allah senantiasa merahmatimu ya. Aamiin :*<br />
<br />
7. Carilah kegiatan lain untuk melepaskan energi negatifmu<br />
Sulit memang. Apalagi bagi ibu dengan dua bayi. Mau buka laptop buat nulis ini aja susahnya minta ampun XD<br />
Mungkin kalau aku, pelariannya bisa dengan aktif kembali menulis <i>blog</i> sambil sesekali edit-edit foto gak jelas. Yang penting hati senang :D<br />
<br />
8. Jalan-jalan!<br />
Ajak suami, anak-anak, dan keluargamu untuk mengisi waktu berkualitas di suasana yang berbeda. Kalau bisa, ajak mereka yang memang senang jalan-jalan ya. Kalau gak, jalan-jalannya justru bisa memancing kembali depresimu karena kamu gak bisa <i>enjoy</i>, malah menderita :)<br />
<br />
9. Posting saja hasil masakanmu di sosmed!<br />
Mungkin ada beberapa orang yang butuh bukti nyata kalau kamu bisa memasak, <i>guys</i> :)))<br />
Walau rada gak penting buat orang yang baca, tapi semoga bisa meningkatkan kepercayaan dirimu, ya! *Ini ngomong sama diri sendiri*<br />
Mohon maaf, <i>dear</i> teman-teman, kalau statusku kadang-kadang isinya foto masakan. Percayalah, ini bukan untuk pamer ke kalian kok :v<br />
<br />
10. Jaga jarak pun tak apa<br />
Jika memang ikhtiar dengan meningkatkan frekuensi bertemu dengan orang-orang yang negatif itu justru makin memperparah gejala depresimu, tak apa membuat jarak sejenak. Tenangkan pikiran agar halusinasi-halusinasi itu tak muncul dan berdampak negatif untukmu, anak-anakmu, dan suamimu. Itu resiko mereka karena sudah berbuat <strike>zhalim </strike> gak baik . Semoga Allah ampuni kesalahan kita dan memudahkan kita untuk menjaga silaturahim ya..<br />
<br />
Setiap orang berjuang dengan ujiannya masing-masing. Tak perlu mencemooh mereka yang menurutmu masalahnya sepele. Bagi mereka, itu adalah ujian besar. Gak perlu lah menghakimi mereka dengan berbagai pernyataan yang justru membuat mereka semakin sedih. Kalau mau berkomentar, cukup di dalam hati ya. Atau bisa juga sih diomongin di belakang mereka. Yang penting jangan sampai kalimat itu terdengar oleh mereka ya. <b>Dengan catatan: Dosa <i>ghibah</i> ditanggung sendiri. Hehe..</b><br />
<br />
Doakan aku biar segera sembuh ya, teman-teman. Semoga Allah mengampuni dan menguatkan kita yang sedang berjuang ini ya :)<br />
<br />
<br />
<br />Zana Zahrahttp://www.blogger.com/profile/11408127081813016436noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-91672090676046653322018-10-26T05:18:00.001+07:002018-11-08T23:53:36.793+07:00Ta'aruf Series #4; Pertukaran CV<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsOQz9iLiAi9EekfXnxWyhMIlQs7XhqndBqjmWSvy5Xvvs5bgQF0muQtZJtyYur0T7jvSXnBK0SIi2rE8tV9Kk_w1Mk_63IPFIJAH_NdXINDZk1Fj8TAuOCgu55jY4OlwBHQOne4cYaICv/s1600/taaruf+series+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="1500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsOQz9iLiAi9EekfXnxWyhMIlQs7XhqndBqjmWSvy5Xvvs5bgQF0muQtZJtyYur0T7jvSXnBK0SIi2rE8tV9Kk_w1Mk_63IPFIJAH_NdXINDZk1Fj8TAuOCgu55jY4OlwBHQOne4cYaICv/s320/taaruf+series+4.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Insya Allah udah cukup pembahasan mengenai persiapan di postingan Ta'aruf Series #1 - #3 yaa. Kali ini aku akan bercerita tentang kisah ta'arufku. Semoga bisa menginspirasi (sok-sok'an menginspirasi banget ya? Hahaha...)<br />
<br />
Secara garis besar, proses ta'aruf itu terdiri dari tahapan-tahapan berikut:<br />
1. Pertukaran CV (laki-laki baca CV perempuan dulu, klo lanjut, baru si perempuan baca CV laki-laki)<br />
2. Pertemuan pertama bersama guru yang menjadi penyambung<br />
3. Laki-laki datang menemui orangtua perempuan<br />
4. Perempuan datang menemui orangtua laki-laki<br />
5. Proses lamaran<br />
6. Proses persiapan pernikahan<br />
7. Pernikahan<br />
<br />
Tahapannya bisa berbeda, tergantung situasi dan kondisi. Aku pun skip langkah yang nomor 4. Dari nomor 3 langsung ke nomor 5.<br />
<br />
Okay, kita langsung bercerita mengenai proses pertukaran CV ala Eka dan Mas Suami.<br />
<br />
Jadi, sekitar 2 pekan sebelum Ramadhan di tahun 2015 (maapin lupa tanggal dan bulannya), Mba Guru (sebut saja demikian ya. Hehe..) tiba-tiba ngirim sms yang isinya kayak gini:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Sukunya apa? Usianya sekarang berapa?"</blockquote>
<br />
Shock dong ya dapet pertanyaan macam ini :") Walaupun shock tapi tetep bales sms sambil deg-degan. Haha.. Umurku 24 tahun ketika itu. Gak lama kemudian, Mba Guru langsung bales sms lagi minta aku kirim CV ke email beliau. Makin deg-degan dong yes :D<br />
<br />
Satu pekan.. Dua pekan lewat.. Gak ada kabar apapun dari si Mba. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk ngomong ke beliau, "Mba, klo prosesnya gak jadi, tolong dikabari ya, Mba. Jangan sampai gak dikabari." Terus udah, gak ada balasan apa-apa. Haha..<br />
<br />
Terkesan ngebet atau terburu-buru ya? Tapi ini penting lho.. Sebagai perempuan, kita harus tegas. Biar bisa move on gitu. Klo emang prosesnya gak lanjut ya udah. Kan bisa nyari yang lain :p<br />
Terpikir juga untuk minta bantuan sama temen untuk nyariin jodoh, dan kebetulan waktu itu juga ada yang 'nanyain' (ceilah nanyain :v ).<br />
<br />
Lama-lama juga pasrah aja. "Gak jadi ini mah," begitu kira-kira setelah Ramadhan, bahkan Lebaran pun udah lewat 2 pekan.<br />
<br />
Hingga suatu hari, aku minta izin gak hadir pertemuan pekanan ke Mba Guru karena sakit. Eh, gak ada angin gak ada hujan, Mba malah balas sms dengan pesan, "Katanya si ikhwan mau lanjut. Tinggal nunggu dia kirim CV aja."<br />
<br />
#eeeaaa Langsung deg-degan tingkat dewa XD<br />
<br />
Kira-kira siapa ya orangnya? Kenal apa gak ya? Terus klo aku serem sama orangnya (bisa baca definisi serem ala Eka di <a href="https://zanazahra.blogspot.com/2017/11/taaruf-series-2-sudah-siap-menikah-atau.html" target="_blank">postingan yang ini</a>) cara nolaknya gimana? Kasih alasan apa? *mikirnya kejauhan woy. Wkwk...*<br />
<br />
Ada hikmahnya juga sih aku sakit waktu itu. Jadi, pikiranku gak galau-galau amat. Teralihkan sepenuhnya sama pengurusan dokumen persiapan operasi usus buntu. Duh, ngebayangin perut bakal dibelek-belek aja udah bikin gak bisa tidur, boro-boro mikirin siapa nama ikhwannya.<br />
<br />
Dan tiba-tiba... Ini tiba-tiba mulu yak XD Tiba-tiba Mba nge-WA aku yang isinya, "CV-nya mau dikirim sebelum atau setelah operasi?" Beuh, H-2 operasi banget nih. Haha...<br />
<br />
Aku jawab, "Terserah Mba aja." Daaan.. 30 menit kemudian.. Jeng.. Jeng.. Jeng.. Notif email di HP bunyi.<br />
<br />
Setelah email-nya dibuka, langsung nge-scroll pelan-pelan.<br />
<br />
*Sambil nge-scroll ke bawah*<br />
<br />
Oh, Mba-nya gak nyebut nama ikhwannya.<br />
<br />
*Lanjut scroll lagi*<br />
<br />
Lah, kok di history emailnya ada nama yang kayaknya kenal nih. Udah, habis itu bengong ngeliatin history email sampe sekitar 5 menit. Masa' sih kakak yang itu?<br />
<br />
*Scroll lagi ke bawah sambil baca bismillah*<br />
<br />
Di bawah history email, muncullah nama email yang emang beneran gak asing. Tapi.. Ah, masa' sih? Cuma mirip doang kali nama emailnya.<br />
<br />
*Scroll lagi ke bawah*<br />
<br />
Lah, iya bener si kakak! Seriusan nih? Kakak yang itu??<br />
<br />
*Buru-buru donlot CV-nya. Nama file-nya gak nyantumin nama*<br />
<br />
*Harap-harap cemas pas loading buat buka file, macam mau pengumuman hasil PPKB UI aja. Wkwk..*<br />
<br />
*File-nya kebuka*<br />
<br />
"Ibuuu! Ternyata orangnya kakak yang itu!!" Aku langsung teriak dari kamar atas.<br />
<br />
Jadi, belum lama ini ada sebuah tragedi antara aku dan si Kakak itu. Di suatu acara dauroh yang aku dan kakak itu sama-sama jadi panitia, laptopku dipakai untuk keperluan acara. Nah, pas cek sound, si Kakak nge-buka Winamp dong. Dan, tau gak apa itu isi list lagunya? Lagu EXO semua! Hahahahakugakngertilagi XD<br />
<br />
Tiga lagu pertama yang diputer sih alhamdulillah lagu EXO yang kalem dan nge-jazzy macam Thunder, December, 2014, sama satu lagi aku lupa. Klo kalian tau lagu EXO yang judulnya MAMA, kalian tau kan itu genre musiknya kayak apa? Nah, kemudian si Kakak nge-klik lagu itu. Mungkin dikiranya lagunya bakal mellow (secara judulnya MAMA gitu lho). Daaann... Yah, selanjutnya speakernya langsung dimatiin. Hahahahaha...<br />
<br />
Duh, klo inget kejadian ini selalu bikin ngakak sendiri sih XD<br />
<br />
Iya, dan peristiwa ini lagi nge-hits di rumah. Jadi, orang-orang serumah tau siapa nama si Kakak ini karena kejadian itu. *Aku tipe yang suka cerita tentang semua kegiatan sama orang-orang serumah soalnya*<br />
<br />
Yah, begitulah, Saudara-saudara drama pertukaran CV ala Eka dan Mas Suami. Setelah operasi, aku langsung nanya-nanya ke beberapa kawan dekat si Kakak ini tentang karakter keseharian beliau.<br />
<br />
Si Kakak juga gak ada acara jenguk-jengukan. Beliau aja baru tau klo aku habis operasi usus buntu pas udah nikah. Wkwk...<br />
<br />
Seminggu pasca operasi, barulah aku kirim kabar ke Mba klo hasil istikharahku adalah "Lanjut". Dan seperti biasa, sms-nya gak dibales lagi. Tau-tau beberapa hari kemudian, si Mba baru ngabarin lagi klo 3 minggu lagi akan ada pertemuan 8 mata antara aku, si Kakak, dan guru kami masing-masing untuk eksplorasi lebih lanjut.<br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">Hasil Wawancara Mas Suami Setelah Nikah</span></b><br />
<br />
Q: Kok hasil istikharah setelah liat CV Eka lama sih?<br />
A: Orang CV-nya juga baru dikasih ba'da Lebaran. Biar gak ganggu ibadah Ramadhan katanya.<br />
<br />
Q: Terus, yang dilihat CV Eka doang?<br />
A: Gak dong. Haha.. Ada beberapa CV, tapi nama dan fotonya dihapus sama Bang Guru (panggil saja begitu :D )<br />
Q: Gak ada namanya? Terus yang diliat apaan?<br />
A: Murni data diri yang lain. Biar lebih subjektif gitu kata Bang Guru.<br />
<br />
Q: Udah ngincer Eka dari jaman SMA yaa? *istri kepedean*<br />
A: Ih, kerajinan amat ngincer-ngincer :v<br />
<br />
Kira-kira begitu hasil wawancaranya. Pertanyaan yang terakhir super gak penting. Ditanyakan karena penasaran aja. Wkwkwk...<br />
<br />
<b>Update</b><br />
<span style="color: magenta;"><b>Mengenai Istikharah Pertama</b></span><br />
<br />
Berhubung aku tipe anak yang sangat terus terang sama keluarga (apa aja cerita ke keluarga), dari awal proses sebelum aku ngirim CV pun aku udah minta izin ke Ibu. Begitu CV si ikhwannya diterima, semua keluargaku langsung baca.<br />
<br />
Untuk proses istikharah, aku tak sendirian. Aku ngajak Ibu sama adekku yang laki-laki buat istikharah juga :D<br />
<br />
Kenapa?<br />
1. Karena peristiwa menikah bukan hanya tentang bersatunya dua insan, tapi juga dua keluarga #tsaah<br />
2. Karena do'a Ibu itu mujarab. Insya Allah do'a seorang Ibu gak akan main-main untuk kebaikan anaknya. Dan bisa jadi, ridha Allah turun melalui keridhaan Ibu :)<br />
3. Karena Bapak udah meninggal dunia, otomatis adik laki-laki jadi wali (penanggung jawab) keluarga. Nah, biar sekalian doi belajar mengambil keputusan besar. Doi harus memilih yang terbaik untuk mencari pengganti wali setelah nikah (baca: suami), kan?<br />
<br />
Apakah hasil istikharah selalu dikaitkan dengan mimpi? Kayaknya gak juga. Aku ini orang yang suka lupa semalam mimpi apa. Jadi, aku berdo'anya semoga Allah hilangkan rasa "takut nikah" jika ini memang orang yang terbaik. Dan, jika ini bukan yang terbaik, semoga prosesnya emang terputus aja di awal. Maklum, aku tipe yang susah move on klo udah terlanjur ada keterikatan hati #eeaaaa<br />
<br />
Alhamdulillaah, selama waktu satu minggu itu perasaanku biasa-biasa aja. Gak ada rasa takut nikah kayak yang sebelum-sebelumnya. Ibu sama adek juga katanya gak ada masalah sama si ikhwannya berdasarkan hasil istikharah. Jadi kesimpulannya, "Mari kita lanjut ke step ta'aruf berikutnya, insya Allah.." :)Zana Zahrahttp://www.blogger.com/profile/11408127081813016436noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-64297118463643615412018-08-27T11:16:00.000+07:002018-08-27T11:19:15.326+07:00Ta'aruf Series #3; Edukasi Diri dan Keluarga<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ9JrZyGqc5c7F66JUZmJi5PZuMXujcvhVPn3gElGyw6hIDLgzdBT8O2wuFh-j7iJkMvM5bZKCEBo2JofkXa-IgM8tuk7XFJARGQsPS23sFi9fBnnhUIWtmAAJ77_eSIGEa2V0ulFqh8s9/s1600/taaruf+series+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="1500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ9JrZyGqc5c7F66JUZmJi5PZuMXujcvhVPn3gElGyw6hIDLgzdBT8O2wuFh-j7iJkMvM5bZKCEBo2JofkXa-IgM8tuk7XFJARGQsPS23sFi9fBnnhUIWtmAAJ77_eSIGEa2V0ulFqh8s9/s320/taaruf+series+3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Kali ini aku akan membahas hal-hal yang perlu dipersiapkan terkait diri dan keluarga untuk kalian yang mau memilih ta'aruf sebagai bagian dari ikhtiar menggenapkan setengah agama #eeaa<br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">1. Pelajari apa itu ta'aruf beserta dengan mekanismenya yang syar'i.</span></b><br />
Biar gak perlu bingung, "Kok ta'aruf itu gak boleh ketemu berduaan doang sih?" "Kok ta'aruf gini sih? Kan aku mau nonton bareng ke bioskop sekalian ngobrol untuk kenalan." dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mempertanyakan "batasan-batasan" dalam proses ta'aruf.<br />
<br />
Ta'aruf itu kan salah satu metode yang kita harapkan keberkahan serta kebaikan dalam memulai proses panjang ibadah dunia-akhirat (baca: menikah), jadi tentu saja sebisa mungkin kita melakukan prosesnya dalam bingkai syari'at Islam yang baik dan benar ya ^^<br />
<br />
Klo aku dulu buat patokan awalnya nonton film Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Haha.. Selebihnya nanya-nanya sama senior yang sudah pengalaman dalam proses ini.<br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">2. Kondisikan keluarga dan edukasi mereka tentang ta'aruf.</span></b><br />
Setelah diri sendiri paham akan mekanisme ta'aruf, langkah selanjutnya adalah menjelaskan kepada keluarga tentang cara yang kita mau dalam menjemput jodoh. Jelaskan kalau kita gak mau pacaran dan dalam Islam sudah ada panduan pengenalan calon pasangan sebelum menikah, yaitu dengan proses ta'aruf.<br />
<br />
Hal ini penting, biar keluarga gak kaget kalau sehari sebelumnya kita masih ngaku "jomblo", eh sehari kemudian udah punya calon suami XD<br />
<br />
Biar keluarga juga tahu klo kita yang gak punya pacar ini bukan karena punya penyakit penyimpangan seksual (lesbi/homo), tapi karena kita memang punya prinsip "no pacaran sebelum nikah." Ini kisah nyata yang terjadi padaku. Hahahahasedihakutuhdibilanglesbi... :")<br />
<br />
Cara visualisasi yang mungkin bisa digunakan adalah dengan mengajak keluarga nonton film yang ada adegan ta'arufnya macam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih #teteup.<br />
<br />
<b><span style="color: magenta;">3. Persiapkan diri dengan ilmu mengenai pernikahan, berumah tangga, dan pendidikan anak.</span></b><br />
Sekarang kan udah banyak ya media pembelajaran mengenai hal ini. Video ceramah di Youtube juga udah banyak. Ustadz yang aku rekomendasikan untuk kamu dengarkan ceramahnya ada Ust. Salim A. Fillah (lebih banyak bahas tentang ta'aruf dan kehidupan awal pernikahan), Ust. Cahyadi Takariawan (membahas kehidupan berumah tangga dan parenting), dan Ust. Bendri (bahasan utama beliau biasanya tentang parenting, tapi sering juga membahas masalah rumah tangga).<br />
<br />
Klo aku dulu lebih banyak baca buku karena di rumah belum pasang wifi. Sayang kuota :p<br />
<br />
Ini list buku yang aku jadiin bahan persiapan:<br />
1) Fiqh Wanita<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh90880DJwUDXLSRtuOq60gLv7hCqsVZq2CLbYFCY1GoYm80dND8oxWs9OyOd53ra0Xs6tl9Z8KBh7RbjqlUT82f-dXqRKSV0smcFGv6B8lzoTrAQd76sh8q-9iXgmReKYgTny11sy9PoQ/s1600/Capture.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="319" data-original-width="211" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh90880DJwUDXLSRtuOq60gLv7hCqsVZq2CLbYFCY1GoYm80dND8oxWs9OyOd53ra0Xs6tl9Z8KBh7RbjqlUT82f-dXqRKSV0smcFGv6B8lzoTrAQd76sh8q-9iXgmReKYgTny11sy9PoQ/s200/Capture.JPG" width="132" /></a></div>
<br />
2) Sakinah Bersamamu<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHgsu5Anc67AK0o3gFAc5oXXrapOz2O5B1zr6UTDXiJnpTKhhQGCz1h-fdUqtyBdtu8ceimTUs2IWOWDajYVv3G2pEHi_r7wZwxXDPMaNGC-An33U7reVZenUNrn0ALK1QtdEbNrOWG2k/s1600/sakinah+bersamamu.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="301" data-original-width="204" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHgsu5Anc67AK0o3gFAc5oXXrapOz2O5B1zr6UTDXiJnpTKhhQGCz1h-fdUqtyBdtu8ceimTUs2IWOWDajYVv3G2pEHi_r7wZwxXDPMaNGC-An33U7reVZenUNrn0ALK1QtdEbNrOWG2k/s200/sakinah+bersamamu.JPG" width="135" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
3) Catatan Harian Seorang Istri</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Pastikan baca buku Sakinah Bersamamu dulu yaa sebelum baca buku ini. Daripada nanti kalian kena sindrom takut nikah kayak aku dulu XD</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yo2ll_kjwVG-chMQgV__y7VZQLjYNHeAq-_7lI65BAQZUoN21C9oIxSBeq_iO0y6y7cj_J6kU_Jm1LueRaWHxgdPoUgpevpSIjgWFudFb_cbdpPUZx8F7DrFNuaJ8bor5f9ODLg-5iY/s1600/catatan+harian+seorang+istri.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="192" data-original-width="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yo2ll_kjwVG-chMQgV__y7VZQLjYNHeAq-_7lI65BAQZUoN21C9oIxSBeq_iO0y6y7cj_J6kU_Jm1LueRaWHxgdPoUgpevpSIjgWFudFb_cbdpPUZx8F7DrFNuaJ8bor5f9ODLg-5iY/s1600/catatan+harian+seorang+istri.JPG" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
4) Agar Bidadari Cemburu Padamu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9a2r-bHuLDvzQU0H_S5PVizRb2njLytt1ICQ4Je9KmCoC954o8hsS-UzhhqBDwUM1WasTsG3BfGJTLeaVkeuwfhh_AMQnR-FzqBmtWPXg49Q4BOLBlWMKYEcRmSxcfka2DIrYs-WqkvU/s1600/agar+bidadari+cemburu+padamu.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="226" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9a2r-bHuLDvzQU0H_S5PVizRb2njLytt1ICQ4Je9KmCoC954o8hsS-UzhhqBDwUM1WasTsG3BfGJTLeaVkeuwfhh_AMQnR-FzqBmtWPXg49Q4BOLBlWMKYEcRmSxcfka2DIrYs-WqkvU/s200/agar+bidadari+cemburu+padamu.JPG" width="120" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
5) Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcs2eQOwWubZvfkdpCCNIn7O6YDty5UMyw2VS8bfMo6v81FboyewPLEqM6s8THfOsZWbUvdj6sfIsHUHxSdQgPKA1BzWoFOhbs0vfKmJSF4_Iy7qnO43pUnjWGER_S4Mt4rR0Ex0TQRhg/s1600/nikmatnya+pacaran+setelah+pernikahan.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="209" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcs2eQOwWubZvfkdpCCNIn7O6YDty5UMyw2VS8bfMo6v81FboyewPLEqM6s8THfOsZWbUvdj6sfIsHUHxSdQgPKA1BzWoFOhbs0vfKmJSF4_Iy7qnO43pUnjWGER_S4Mt4rR0Ex0TQRhg/s200/nikmatnya+pacaran+setelah+pernikahan.JPG" width="111" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
6) Jalan Cinta Para Pejuang</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGx1v92w4m2uPoW5X8w9_LWPvPQc-JK9M9EDYfYBEemoIxMH2V4h2L_f0LnmTfyKfOP44PPqAtcH1wcrdcBLeZ6r6ZR6QsVz-kCvS5zQsGiXArN_2MiwI_jnprbR22s9usd9XaW6MlTtI/s1600/jalan+cinta+para+pejuang.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="369" data-original-width="236" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGx1v92w4m2uPoW5X8w9_LWPvPQc-JK9M9EDYfYBEemoIxMH2V4h2L_f0LnmTfyKfOP44PPqAtcH1wcrdcBLeZ6r6ZR6QsVz-kCvS5zQsGiXArN_2MiwI_jnprbR22s9usd9XaW6MlTtI/s200/jalan+cinta+para+pejuang.JPG" width="127" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
7) Kado Terindah untuk Istriku</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Ini bacaannya Mas Suami sih. Aku juga baca buku serupa, tapi lupa judulnya. Maklum, boleh pinjem. Hehe...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju-ZGv9wSvpPITaS_siUaRDPqk9MpFSATvGAIdIRIQFI5altggvXxCDCmMhpaempyWllPAMK4Pf1J4Wg65yrywRnKvT7x4rDJyr46Z3xAdOOoSuhTUAUYG2ph7DREbplq2lb81OtjXEpA/s1600/kado+pernikahan+terindah+untuk+istriku.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="241" data-original-width="154" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju-ZGv9wSvpPITaS_siUaRDPqk9MpFSATvGAIdIRIQFI5altggvXxCDCmMhpaempyWllPAMK4Pf1J4Wg65yrywRnKvT7x4rDJyr46Z3xAdOOoSuhTUAUYG2ph7DREbplq2lb81OtjXEpA/s200/kado+pernikahan+terindah+untuk+istriku.JPG" width="127" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
8) Buku Persiapan Kehamilan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Awalnya agak mengernyitkan dahi pas dapet rekomendasi buku ini dari teman. Tapi, ternyata bermanfaat juga. Dan memang persiapan kehamilan itu sebaiknya memang dilakukan dari sebelum menikah :)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Itu tadi buku-buku yang kubaca untuk persiapan menikah. Kebanyakan emang yang buku populer yang penjelasannya mengalir bak novel gitu (Asma Nadia sama Salim A. Fillah, gitu lho). Aku lebih suka buku dengan tipe penulisan kayak gitu soalnya. Hehe..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Nah, setelah menikah, aku juga merekomendasikan beberapa buku berikut. Aku telat bacanya. Tau gitu ini buku kubaca juga sebelum nikah :")</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
9) Psikologi Suami Istri</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4xjn30uiYoDBbEij5MK9xEIqNvSbRta-Z9c47zSh4WLz1Bn7MSrvpo3h7rNHibqapNqiRGSVSr60dlhTmrJh8mwc4l9CRGeRwjdijWsQ2w5IM_BThxfwC_IF4cV8Q_DH8EB4Xv8xSGAM/s1600/psikologi+suami+istri.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="309" data-original-width="204" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4xjn30uiYoDBbEij5MK9xEIqNvSbRta-Z9c47zSh4WLz1Bn7MSrvpo3h7rNHibqapNqiRGSVSr60dlhTmrJh8mwc4l9CRGeRwjdijWsQ2w5IM_BThxfwC_IF4cV8Q_DH8EB4Xv8xSGAM/s200/psikologi+suami+istri.JPG" width="132" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
10) Prophetic Parenting</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXfCG3Yl0ReT_afutk8PU68YUaD5dd2PpTs5ndGAw7J5fOgTLQaXGPo4uBbOdQhf8Yu7miJUEOWjYVmbYOaO3hTjG3qbs0YftBtY_IF7UouFaA78KjYDfHEcIwZ612Pq4crTQ4In1WC5U/s1600/prophetic+parenting.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="376" data-original-width="253" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXfCG3Yl0ReT_afutk8PU68YUaD5dd2PpTs5ndGAw7J5fOgTLQaXGPo4uBbOdQhf8Yu7miJUEOWjYVmbYOaO3hTjG3qbs0YftBtY_IF7UouFaA78KjYDfHEcIwZ612Pq4crTQ4In1WC5U/s200/prophetic+parenting.JPG" width="134" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
11) Bilik-Bilik Cinta Muhammad<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKFOYpSjsO0GP2lzsk1Welz2d9qYtIEtyCq7BLpluLc0nEXh9OUaKe-aFkkMRfbS61c94FgujW1qYr_pUahDW6SAEE1jD0F6Fgo4BG6XaMQFN8SwQIqUYoAGhBFqlLB7xBmIeHzlLNiaM/s1600/bilik+bilik+cinta+muhammad.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="365" data-original-width="235" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKFOYpSjsO0GP2lzsk1Welz2d9qYtIEtyCq7BLpluLc0nEXh9OUaKe-aFkkMRfbS61c94FgujW1qYr_pUahDW6SAEE1jD0F6Fgo4BG6XaMQFN8SwQIqUYoAGhBFqlLB7xBmIeHzlLNiaM/s200/bilik+bilik+cinta+muhammad.JPG" width="128" /></a></div>
<br />
12) Salihah Mom's Diary<br />
Buku ini belum lama terbit sih. Klo udah terbit dari jaman belum nikah, kayanya bakal langsung dibaca juga. Bagus buat bahan study kasus :")<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY4AUa4wo4T3x0seW2xgHcTQWfO3U0pGqgRGnEx_s52YOHr3Ja-RQUpmV7qCgUk_uBFc9lYuE5aRwSBFUpwdTPsE_CJYm8m-q7uELq0BIwJZ2xG8EVmTPUrwkM4er5JA3LyEFmEb0vxbc/s1600/salihah+moms+diary.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="374" data-original-width="256" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY4AUa4wo4T3x0seW2xgHcTQWfO3U0pGqgRGnEx_s52YOHr3Ja-RQUpmV7qCgUk_uBFc9lYuE5aRwSBFUpwdTPsE_CJYm8m-q7uELq0BIwJZ2xG8EVmTPUrwkM4er5JA3LyEFmEb0vxbc/s200/salihah+moms+diary.JPG" width="136" /></a></div>
<br />
Buku-buku ini doang yang aku inget. Nanti klo inget lagi, aku update di postingan ini ya list bukunya, insya Allah.<br />
<br />
Semoga bermanfaat. Selamat mempersiapkan diri ya. Semoga Allah memberkahi. Aamiin :)Zana Zahrahttp://www.blogger.com/profile/11408127081813016436noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-14704241168144804702018-01-10T23:25:00.003+07:002018-01-10T23:25:55.541+07:00Apresiasi dan Depresi; Sebuah Curhat Colongan dari Ibu Baru<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUqvDRtwpej4n4oOyYPsbA7VBRrsF5KjYk-Rso5Zc6rhdocII5Y3M_JL8a3w7oaXXcl8XFU1IjOPjZJtRjG-v9EH8rgNtFsHo-FgJspkbcHTpdDzbq2ibzz7PNcvNQSVZsnAA6B7wqT4w/s1600/appreciate.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="633" data-original-width="485" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUqvDRtwpej4n4oOyYPsbA7VBRrsF5KjYk-Rso5Zc6rhdocII5Y3M_JL8a3w7oaXXcl8XFU1IjOPjZJtRjG-v9EH8rgNtFsHo-FgJspkbcHTpdDzbq2ibzz7PNcvNQSVZsnAA6B7wqT4w/s320/appreciate.JPG" width="245" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber gambar: http://eggzack.s3.amazonaws.com/cg1-x62alo5s3h-DPc4A3FvCtnMNrTgMjmA8oc.jpg</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Bulan Desember 2017 adalah bulan hebohnya aku dengan kabar meninggalnya Jonghyun SHINee akibat bunuh diri karena depresi. Heboh karena aku udah ngikutin grup ini dari tahun 2009. Heboh karena beberapa hari sebelumnya aku sempet baca berita konser tunggalnya di Seoul.<br />
<br />
Gak nyangka Jjong bisa mengambil jalan pintas ini. Di depan kamera, Jjong ini termasuk member yang heboh lho. Suka bercanda, bikin member yang lain ketawa-tawa, ramah sama junior-juniornya, pun Jjong ini terlihat punya banyak banget teman. Tipe supel gitu sepertinya.<br />
<br />
Tapi kenapa bisa sampai depresi? Kenapa?<br />
<br />
Setelah ngulik-ngulik berita, ternyata Jjong ini sepertinya tipe perfeksionis. Dia selalu merasa gak puas sama hasil karyanya sendiri. Padahal lagu-lagu dan tulisan Jjong ini bagus. Multi talented lah pokoknya. Dan yang bikin menyentuh adalah pesan terakhirnya untuk sang kakak,<br />
<br />
<i style="background-color: #f8f8f8; color: #5c5858; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px;">"It's been hard", "Let me go. Tell me I've worked hard. This is my farewell."</i><br />
<i style="background-color: #f8f8f8; color: #5c5858; font-family: "Open Sans", sans-serif; font-size: 16px;"><br /></i>
Iya, dia butuh apresiasi bahkan hingga saat terakhirnya.<br />
<br />
Menurutku, kebutuhan akan apresiasi adalah suatu fitrah. Manusiawi banget.<br />
<br />
Apresiasi bisa membuat kita semakin terpacu untuk bisa lebih baik lagi. Pun apresiasi bisa meringankan sedikit beban di kala lelah.<br />
<br />
Buat ibu baru kayak aku ini, terasa banget lho betapa apresiasi itu sangat membantu. Contohnya ketika aku baru selesai proses persalinan. Di saat sakit karena bekas jahitan dan capek fisik, bahagia banget rasanya ketika membaca pesan-pesan di grup whatsapp dari keluarga besar Ibu.<br />
<br />
"Wah, Mba Eka pinter yaa ngedennya.."<br />
"Selamat ya Mba Eka, udah jadi ibu nih sekarang."<br />
"Cucu Mbah pinter banget. Sekarang udah happy lagi kan?"<br />
<br />
Biasanya kan yang dapet ucapan dan doa itu bayinya doang. Tapi alhamdulillah, Mbah Uti, Om, Bulik gak pernah lupa ngasih pujian dan doa buat ibunya juga. Sesenang itu rasanya. I love you full lah Kusumajayas' :*<br />
<br />
Konon kabarnya, ibu yang baru saja melahirkan itu rentan mengalami depresi. Aku pun mengalami <i>baby blues</i>, mungkin sampai saat ini pun masih suka nge-<i>blues </i>klo ada faktor pemancingnya. Haha..<br />
<br />
Kelelahan begadang menyusui bayi, cucian baju berember-ember setiap hari (<i>fyi</i>, aku kalau nyuci baju anakku, baju dalam, dan kaos kaki itu harus dicuci pakai tangan, bukan mesin cuci biar bersih. Mungkin ini sisi perfeksionisku. Haha..), bolak-balik ganti popok, harus nunda-nunda makan klo bayinya belum mau ditinggal (<i>fyi </i>lagi, aku ini klo telat makan, maag atau migrainnya bisa langsung kumat), itu gak terlalu berat kalau harus dibandingkan dengan harus dengerin komentar orang. Apalagi klo orang yang komentar itu tipenya diulang-ulang terus. Belum lagi klo dapet omelan, dan diomelinnya di depan orang banyak. Ini mah udah sukses bakal bikin nangis bombay.<br />
<br />
"Itu air susunya keluar gak sih? Apa anaknya bakal kenyang?"<br />
"Gak sabaran banget sih."<br />
Dan sebagainya, dan sebagainya, yang intinya nyalahin.<br />
<br />
Pokoknya serasa bayi itu gak boleh nangis sedikit pun. Nangis dikit, berarti ibunya gak becus. Gitu.<br />
<br />
Namanya juga ibu baru, masih belajar. Dan yang namanya ibu itu harus bahagia biar asi-nya banyak. Klo dikomentarin gini, terus ibunya jadi sedih, terus asi-nya jadi gak maksimal, siapa yang harus disalahin? Ibunya lagi? *Maap jadi rada emosi -.-v)<br />
<br />
Klo udah nge-<i>blues </i>gini, biasanya Mas Suami harus sabar ngelus-ngelus punggung istrinya yang lagi mewek.<br />
<br />
<i>Anyway</i>, di sini aku juga mau menyuarakan hati seorang ibu baru #tsaah.<br />
<br />
Ibu itu juga harus diperhatikan lho, bukan cuma anaknya doang. Apalagi ibu baru yang harus beradaptasi dengan dunia baru di mana segalanya berubah. Dunia di mana perhatian semua orang sudah tertuju untuk si bayi. Dunia di mana mereka harus merelakan jam istirahatnya demi sang buah hati. Tentu apresiasi bisa sangat menghibur mereka. Klo gak bisa mengapresiasi, minimal gak usah lah ya kasih komentar yang bikin mereka sedih.<br />
<br />
Ibu gak boleh baper? Memang baiknya begitu. Tapi baper pun terkadang muncul bukan karena keinginannya sendiri. Ada banyak faktor. Lelah dan perubahan hormon misalnya. Jadi, tolong dibantu ya Pak Bapak dan Bu Ibu :D Jangan sampai <i>blues</i>-nya mereka ini berubah jadi <i>Postpartum Depression</i>. Tentunya ini bisa membahayakan Ibu dan bayinya.<br />
<br />
Klo mau ngasih masukan, tolong banget, gunakan bahasa yang bukan men-<i>judge</i>. Nadanya gak usah tinggi-tinggi. Atau bisa juga disampaikan ke suami atau Ibu biar nanti bisa lebih "disaring" lagi masukannya. Menyesuaikan dengan kondisi si ibu baru ini. Karena biasanya suami kan yang paling paham kondisi istri. Pun Ibu-nya si ibu baru (?) ini juga paham dengan kondisi anaknya (di samping beliau juga pernah merasakan hal yang sama sebelumnya).<br />
<br />
Dan, ngomelin si ibu baru ini di depan umum (<i>include </i>dalam lingkup keluarga) is A BIG NO NO NO. Paham kan alasannya? Klo belum paham, bisa lah ditanyakan langsung ke aku :")<br />
<br />
Dan buat ibu-ibu nge-blues kayak aku ini, yuk, kita saling mengingatkan.<br />
<br />
Yuk, kita perbanyak tilawah.<br />
Yuk, kita perbanyak berdo'a langsung ke Allah. Meminta untuk dikuatkan dalam menjaga dan mendidik anak-anak kita.<br />
Yuk, kita saling mengingatkan bahwa Allah selalu ada untuk kita, dan gak pernah membuat hamba-Nya bersedih :")<br />
<br />
Allah selalu memberikan kemudahan di setiap kesulitan.<br />
<br />
Semoga Allah memberi jalan kepada kita untuk bisa bergembira dengan kemudahan-kemudahan yang sudah Ia berikan. Aamiin :")<br />
<br />
Untuk para ibu, THANK YOU FOR BEING AWESOME! Barakallaahulakum :*Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-62848649732914287582017-11-30T13:35:00.001+07:002017-11-30T13:35:31.834+07:00Ta'aruf Series #2; Sudah Siap Menikah atau Belum?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUit4RuN3yPAF2gPXybYdtwEvHvf9XM3Rjd_nNvCwG_cu4cXSoR2HJI8r8BnRgrs1y4c1iKSHvzIybL8QGJ4dnY-5v12WdIJX9x9DSaEtqJsaAY9seaq2SmJ_LUBcjgk7W5WttLJ2Qgqo/s1600/taaruf+series+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="1500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUit4RuN3yPAF2gPXybYdtwEvHvf9XM3Rjd_nNvCwG_cu4cXSoR2HJI8r8BnRgrs1y4c1iKSHvzIybL8QGJ4dnY-5v12WdIJX9x9DSaEtqJsaAY9seaq2SmJ_LUBcjgk7W5WttLJ2Qgqo/s320/taaruf+series+2.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahim...<br />
<b><span style="color: purple;"><br /></span></b>
<b><span style="color: purple;">Sudah siap nikah atau belum?</span></b><br />
<br />
Pertanyaan ini jadi pertanyaan sakti yang hati suka jadi dag-dig-dug sendiri buat jawab. Antara ke-geer-an, "Wah, kayaknya ada yang mau nyariin jodoh nih," sama ketakutan kalau seandainya yang nanya beneran mau nyariin jodoh (lah, terus maumu apa? Wkwk.. )<br />
<br />
Bukan apa-apa. Klo beneran dicariin, terus dapet orangnya, terus kita ngerasa gak cocok kan jadi suka bingung gimana nolaknya. Iya, kan? Udah, iya-in aja dulu :p<br />
<br />
Aku pun dulu suka bingung gimana nentuin kesiapan menikah. Pernah juga nanya ke seorang guru senior di tempatku dulu mengajar. Lalu jawaban beliau, <b><span style="color: purple;">"Klo sudah ada orang yang datang ke Ibu, berarti Bu Eka sudah siap."</span></b> Momen bertanyanya pun tepat sekali dengan tawaran seseorang yang mau mengenalkanku dengan seseorang (?). Tapi, aku gak cocok sama orangnya. Aku masih takut nikah. Aku belum siap.<br />
<br />
Dari situ, aku bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa <b><span style="color: purple;">kecocokan dan ketidaktakutan (?) </span></b>pun bisa menjadi salah satu standar kesiapan.<br />
<br />
Aku lalu bertanya kepada guru senior lainnya, dan jawaban beliau seperti ini:<br />
<br />
"Nikah itu bukan masalah siap atau gak siap, Bu Eka. <span style="color: purple;"><b>Nikah itu ya harus di-siap-siap-in</b>. <b>Siapnya harus diusahakan</b></span>. Dengan banyak baca buku misalnya. Atau hal lainnya."<br />
<br />
Wah ini, salah satu nasihat yang lumayan bikin jleb. Hehe..<br />
<br />
Setelah dipikir-pikir lagi, aku masih takut nikah. Iya, aku jadi takut nikah karena sering banget denger masalah-masalah rumah tangga. Mulai dari masalah ekonomi, KDRT, sampe masalah yang gak pernah terpikirkan sebelumnya, si suami ternyata penyuka sesama jenis! Na'udzubillaahimindzalik T.T<br />
<br />
Masa-masa pengen nikah di tengah berbagai permasalahan yang melanda pun ada. Saat lelah dengan tugas-tugas kuliah misalnya. Hihi..<br />
<br />
Tapi, semangat nikah itu langsung buyar tatkala buku Catatan Harian Seorang Istri selesai dibaca. Haha.. Aku salah baca buku, harusnya baca buku Sakinah Bersamamu dulu, baru Catatan Harian Seorang Istri. Biar baca yang senang-senang dulu, baru yang susah-susah.<br />
<br />
Yasudahlah.. Makin takut nikah deh itu. Mari kita nikmati masa-masa single semaksimal mungkin :")<br />
<br />
Sebenernya jadi single menyenangkan kok. Bebas jalan-jalan, bebas leyeh-leyeh, bebas jajan-jajan. Tapi kan gak bisa begini terus ya.. Umur udah masuk 24 tahun masa' masih takut nikah. Terus nanti mau nikah umur berapa?<br />
<br />
Pelan-pelan mulai baca buku yang isinya tentang hal yang menyenangkan ketika menikah. Hehe.. Baca-baca tulisannya Salim A. Fillah, buku Fiqh Wanita, dan dengerin ceramah tentang ta'aruf dan persiapan menikah.<br />
<br />
Emangnya calonnya udah ada? Waktu itu sih masih belum ada XD<br />
<br />
Yah, siapa tau kan, Allah membukakan jalan bertemu dengan Andromeda di saat kita juga maksimal mempersiapkan diri dengan ilmu pernikahan dan udah gak takut nikah lagi :)Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-55625560595563407092017-11-12T21:51:00.000+07:002017-11-14T21:24:23.973+07:00Duka Sedalam Cinta; KMGP 2-nya Mana?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZL_XzSMOCqq_15GsniMFV2ijUhtf9GSj7A0IrY_SBjCMcOKN4aRt1Y2lyJ0flOyzOgx6X68CD5KAUQ3CBoc2c9afhRqh6_k259r4fyeonoK27GIxJNonKyt07CeiRmEeiv_F15byI-Nc/s1600/dsc.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="594" data-original-width="595" height="319" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZL_XzSMOCqq_15GsniMFV2ijUhtf9GSj7A0IrY_SBjCMcOKN4aRt1Y2lyJ0flOyzOgx6X68CD5KAUQ3CBoc2c9afhRqh6_k259r4fyeonoK27GIxJNonKyt07CeiRmEeiv_F15byI-Nc/s320/dsc.PNG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bismillaahirrahmaanirrahiim…<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nah, ini dia nih yang ditunggu-tunggu. Akhirnya lanjutan
film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP 1) tayang juga!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Lama rasanya tak terdengar kabar tayang KMGP 2.
Sampai-sampai aku mikir, “Jangan-jangan ini lanjutan filmnya gak ada karena
Gita-nya udah berjilbab sekarang.” Hehe.. Anyway, semoga semakin keren ya Mba
Aquino Umar :3<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Nah, suatu ketika aku iseng-iseng nih <i>scrolling timeline </i>Instagram
Mba Helvy. Waktu itu, di <i>timeline </i>Mba Helvy lagi <i>in</i> tentang film 212. Lah, KMGP 2-nya mana? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i>Scroll </i>lagi, <i>scroll </i>terus. Sambil sesekali baca <i>caption </i>di
foto yang menarik. Eh, kok ada film baru lagi? Judulnya “Duka Sedalam Cinta”. Lah,
KMGP 2-nya mana? (Terus aja ini pertanyaannya nongol di sini :p )<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi makin patah semangat nunggu KMGP 2 <span style="font-family: "segoe ui emoji" , sans-serif; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol-ext; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: "Segoe UI Emoji";">☹</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "segoe ui emoji" , sans-serif; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol-ext; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: "Segoe UI Emoji";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
Mungkin ini yang namanya “bisikan hati”. Hati kok rasanya
makin penasaran. Masa’ sih KMGP 2 gak jadi tayang? Akhirnya bener-bener
dikepoin deh instagramnya Mba Helvy. Dibacain <i>caption</i>-nya satu-satu. Daaannn…
Duka Sedalam Cinta (DSC) itu ternyata judul untuk film KMGP 2, Saudara-saudara. Haha…
*jitak diri sendiri*<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bener kata admin @dukasedalamcinta. Kebaikan tidak boleh ditunda. Aku dan
suami menonton film ini di XXI Plaza Depok tanggal 31 Oktober 2017 dan setelah
aku lihat di akun @dukasedalamcinta, film ini sudah turun layar di tanggal 2
atau 3 November 2017 (aku lupa tanggal pastinya).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Film ini dibuka dengan memperlihatkan logo KMGP picture. Aku dan suami sontak langsung mengucapkan “Masya Allah…” Bahkan film ini pun diproduksi secara mandiri oleh tim KMGP. Salut!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Menonton film DSC membuat aku bersyukur bahwa masih ada film dengan muatan super positif buatan anak negeri. Mba Helvy dan tim berhasil menciptakan karya keren ini tanpa ada sedikit pun kata-kata kotor dan adegan yang membahayakan untuk ditonton.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kalau di KMGP 1 aku baper sama Mas Gagah, di DSC ini aku sukses dibuat baper sama Gita. Ada ya ternyata anak yang tadinya gaulll banget penampilannya, tapi gak menutup diri terhadap kebaikan. Walau mungkin awalnya agak terpaksa kali ya. Hehe..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Di salah satu <i>scene</i>, bahkan Gita gak malu untuk tampil di sebuah acara yang mayoritas pesertanya sudah berjilbab. Dan pertanyaan yang Gita ajukan benar-benar mewakili pertanyaan orang banyak. “Kenapa sih harus pakai jilbab? Kenapa gak jilbabin hati dulu?”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jawaban untuk pertanyaan Gita pun semakin mencerahkan aku yang suka bingung kalau ditanya pertanyaan sejenis ini. Jawaban yang lugas tetapi tidak menggurui. Mau tau jawabannya seperti apa? Teman-teman bisa menemukan jawabannya di film ini. Tonton yaa :*</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Konflik yang terjadi di DSC ini merupakan puncak dari berbagai konflik yang sudah dimulai di film KMGP 1. Semua permasalahan Mas Gagah, Gita, dan Mas Fiisabilillah terjawab dengan tuntas. Alhamdulillaah...</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Tak hanya berisi tentang permasalahan seputar Mas Gagah dan orang-orang di sekitarnya, DSC juga mengangkat permasalahan di wilayah kepulauan nun jauh dari Pulau Jawa. Wah, ternyata potensi alam di sana besar banget, lho. Dan pemimpin yang diceritakan di film ini berhasil membawa solusi untuk perbaikan masyarakatnya. Masya Allah..</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sinematografi DSC dikemas dengan baguuuss sekali. Yang paling membekas untukku ya tentang keindahan alam Halmahera. Duh, kujadi ingin ke sana suatu hari nanti.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Buat teman-teman yang belum menonton film KMGP 1 mungkin
bakal agak bingung dengan alur ceritanya. Alur cerita DSC kebanyakan bersifat
maju-mundur. Mungkin hal ini bisa membuat kalian jadi bingung kalau gak
menyimak cerita dengan seksama. Dan yang terpenting, dengan menonton KMGP 1,
kalian akan lebih bisa memahami ikatan yang erat antara Mas Gagah dan Gita :”)<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Iya, Mas Gagah ini memang yang paling bisa bikin baper.
Alhamdulillah aku udah punya si Mas Andromeda, jadi bisa menetralkan nasib
seorang anak pertama yang gak punya kakak laki-laki. Haha.. :”)</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Aku kasih nilai 90 dari total 100 untuk DSC. Semangat selalu Mba Helvy dan tim! :*</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Oiya, boleh aku sedikit berbagi tentang tips menonton DSC
untuk anak bayi? :D<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, aku dan suami juga mengajak anak kami yang masih
berusia 6 bulan. Bayi memang sebaiknya tidak dibawa menonton ke bioskop karena khawatir
bisa merusak syaraf pendengarannya yang masih berkembang. Dan mungkin juga bisa mengganggu penonton yang lain kalau bayinya menangis. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jadi, kemarin kami menyiasatinya dengan memasangkan penutup
telinga untuk mengurangi suara dentuman audio di studio bioskop. Telinganya
pun saya tutup dengan tangan ketika menonton. Tapi alhamdulillaah, audio DSC
ini tidak bersifat “menggelegar” sehingga tidak membuat bayi kaget dan juga
tidak terlalu mengganggu pendengaran.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Anak kami juga kami pakaikan jaket serta kaus kaki hangat
karena studio bioskop ini memang lumayan dingin. Anak kami juga tetap kugendong
agar badannya selalu hangat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Walau pada akhirnya aku tetap menyarankan untuk tidak
membawa bayi ke bioskop ya. Kalau ada yang bisa menjaga bayi kita di rumah,
mending di rumah aja bayinya <span style="font-family: "segoe ui emoji" , sans-serif; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol-ext; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: "Segoe UI Emoji";">😊</span><o:p></o:p></div>
Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-26380777522310680882017-11-09T22:21:00.001+07:002017-12-02T11:15:36.015+07:00Perpanjang SIM di DepokBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Gak terasa ternyata sudah lima tahun yang lalu punya SIM. Apalagi sudah setahunan ini gak ngendarain motor sendiri alias diboncengin terus. Hehe..<br />
<br />
Kali ini aku mau nge-share alur perpanjangan SIM di Kantor Pelayanan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (seingetku nama kantornya ini. Semoga gak salah yaa) Depok yang terletak di Pasar Segar, Jalan Tole Iskandar.<br />
<br />
Aku dan suami memutuskan untuk membawa bayi kami saat mengurus perpanjangan SIM karena di rumah gak ada orang. Udah kebayang deh ini gimana ribetnya ngantri-ngantri sambil bawa bayi :")<br />
<br />
Alhamdulillah si bayi anteng selama di perjalanan. Sampai di Pasar Segar sekitar jam 10 pagi. Agak deg-degan sih ngeliat banyak banget bapak-bapak yang ngerokok :( Kepala si bayi pun semakin aku rapatkan ke dalam gendongan untuk meminimalisir asap rokok biar gak terhirup. Sambil berdoa semoga antriannya gak panjang dan si bayi gak rewel.<br />
<br />
Memasuki depan kantor pelayanan, kami bertanya ke seorang petugas tentang alur perpanjangan SIM. Kami lalu diarahkan menuju ke arah belakang untuk pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Dan bapak-bapak yang lagi nongkrong sambil ngerokok di kantin-kantin belakang semakin banyak :(<br />
<br />
Tempat cek kesehatannya terdiri dari dua ruangan. Ruangan depan tempat cek tensi dan bayar biaya administrasi. Di ruangan dalam aku lihat ada seorang dokter jaga. Kayanya di ruangan ini ada tes kesehatan mata, dll deh. Ada gambar yang buat tes rabun mata soalnya di tembok.<br />
<br />
Mungkin karena aku bawa bayi, jadinya aku gak diperiksa apa-apa. Dicek tensinya pun gak. Hehe.. Aku langsung diminta menyerahkan fotokopi KTP 1 lembar dan biaya administrasi kesehatan sebesar Rp22.500,-.<br />
<br />
Dari ruang kesehatan, kami diarahkan untuk ke loket asuransi di bagian depan kantor pelayanan. Di loket asuransi ini akan diminta uang asuransi sebesar Rp30.000,-. Nanti petugasnya akan menyerahkan kartu asuransi berwarna biru yang harus kita simpan. Aku lupa di sini diminta fotokopi KTP atau SIM atau gak. Tapi seingetku sih gak diminta.<br />
<br />
Setelah dapat kartu asuransi, aku berpindah ke loket pengambilan formulir perpanjangan SIM di sebelah loket asuransi. Di loket ini, aku diminta untuk menyerahkan fotokopi KTP dan juga SIM asli. Lagi-lagi aku lupa di sini diminta fotokopi SIM atau gak. Tapi kayaknya sih gak juga :")<br />
Di loket ini juga akan dimintai uang administrasi sebesar Rp70.000,-<br />
<br />
Oiya, sebisa mungkin bawa pulpen sendiri yaa. Biar gak ribet pinjem-pinjem pulpen untuk pengisian formulir. Klo gak bawa, di depan kantor pelayanan ada banyak orang yang jualan pulpen juga sih. Yah, siapa tau aja kan mau irit dengan membawa pulpen sendiri.<br />
<br />
Formulir perpanjangan SIM bisa diisi di dalam kantor pelayanan. Disediakan meja dan contoh pengisiannya juga di sana. Setelah formulir selesai diisi, kami langsung menyerahkannya ke loket pendaftaran yang ada di dalam.<br />
<br />
Tinggal nunggu panggilan untuk foto deh. Dan antriannya.. Masya Allah panjangnyaaa XD<br />
<br />
Alhamdulillah namaku langsung dipanggil untuk foto terlebih dahulu. Mungkin ini salah satu layanan ekstra untuk ibu yang membawa bayi kali ya. Terima kasih banyak lho Bapak dan Ibu Polisi yang baik hati.<br />
<br />
Tanpa menunggu lama, aku pun difoto oleh petugas. Tentunya sambil menggendong bayi karena Mas Suami menunggu di luar ruangan (ruangan fotonya sempit dan banyak orang yang mengantri soalnya. Jadi gak enak klo menuh-menuhin). Yup, sesi pemotretan pun selesai. Dan di fotonya pun keliatan tali gendongan bayi. Perjuangan ya, Nak XD<br />
<br />
Gak lama namaku pun dipanggil untuk ambil kartu SIM yang baru. Masya Allah.. Secepat ini ya ternyata. Dan si bayi pun gak rewel jadinya :")<br />
<br />
Udah, segitu aja ceritanya. Aku sangat mengapresiasi layanan kepolisian yang mendahulukan ibu yang membawa bayi. Soalnya beneran gak tega juga sih klo harus antri lama, banyak asap rokok juga di luar kantornya.<br />
<br />
Jadi, kurang lebih yang harus dipersiapkan:<br />
1. Kartu SIM asli + fotokopinya 3 lembar (buat jaga-jaga klo diminta)<br />
2. KTP asli (buat jaga-jaga) + fotokopinya 3-5 lembar<br />
3. Pulpen<br />
4. Uang sebesar Rp122.500,- (bawa uang 150 aja buat jaga-jaga, sekalian buat bayar parkir)<br />
<br />
Okay, semoga bermanfaat.Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-61392329952819455172017-05-01T14:10:00.000+07:002017-06-02T16:03:28.288+07:00Daftar BPJS untuk Bayi di Dalam KandunganBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Buat ibu-ibu yang sedang hamil 7 atau 8 bulan, bisa nih mulai mendaftarkan calon bayinya ke BPJS. Biar nanti ketika lahiran, si bayi juga bisa mendapatkan pelayanan BPJS. Klo yang punya kartu BPJS cuma ibunya aja, nanti ketika lahiran, si bayi ini bakal ada tagihan layanan sendiri (red: gak gratis).<br />
<br />
Berikut ini persyaratan yang harus dilengkapi ketika mendaftar:<br />
<br />
1. Formulir penambahan anggota keluarga (untuk anak yang ortunya sudah punya kartu BPJS. Klo ortunya belum punya, sepertinya harus didaftarkan juga ibu dan bapaknya untuk ikut kepesertaan BPJS)<br />
<br />
2. Fotokopi KTP orangtua + KTP asli (fotokopi yang diminta cuma 1 lembar, tapi buat jaga-jaga, siapin aja 2 atau 3 lembar lagi)<br />
<br />
3. Fotokopi kartu BPJS orangtua + kartu BPJS asli (fotokopi yang diminta cuma 1 lembar, tapi buat jaga-jaga, siapin aja 2 atau 3 lembar lagi)<br />
<br />
4. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) + KK asli (fotokopi yang diminta cuma 1 lembar, tapi buat jaga-jaga, siapin aja 2 atau 3 lembar lagi)<br />
<br />
5. Fotokopi buku tabungan dari Bank Mandiri/BNI/BRI (bank mitra BPJS) dan buku tabungan asli (jika melakukan pendaftaran untuk kelas I) (fotokopi yang diminta cuma 1 lembar, tapi buat jaga-jaga, siapin aja 2 atau 3 lembar lagi)<br />
<br />
6. Foto hasil USG + Surat Keterangan bahwa calon janin yang berada di dalam kandungan dalam keadaan sehat.<br />
Pas kemarin aku daftar, kata petugasnya, foto hasil USG gak perlu, yang penting surat keterangan dari dokter/bidannya aja. Tapi buat jaga-jaga, dibawa aja lah ya hasil USG-nya. Daripada bolak-balik. Hehe..<br />
<br />
Yang perlu ada di surat keterangan calon bayi tersebut:<br />
- Nomor Surat<br />
- Pernyataan usia janin di dalam kandungan dan menyatakan bahwa janin sehat<br />
- Hari Perkiraan Lahir (HPL)<br />
<br />
Kayaknya sih yang penting 3 keterangan tadi. Yang lainnya biasanya dokter/bidannya udah paham.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center; width: 80%;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKdaUeNkinAdlybaXmy2O2DZSb4mDdHorELEucWGBB61hhkBDQFx9f2JoJYKzQc_qcaqgsE6AnojQS7mljf2a4Py_cQh8MlZmPPAzPIozeUBdEnfQQrSql9CN9dO5jq1LbmiJG9BRW3AY/s1600/surat+keterangan+janin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKdaUeNkinAdlybaXmy2O2DZSb4mDdHorELEucWGBB61hhkBDQFx9f2JoJYKzQc_qcaqgsE6AnojQS7mljf2a4Py_cQh8MlZmPPAzPIozeUBdEnfQQrSql9CN9dO5jq1LbmiJG9BRW3AY/s400/surat+keterangan+janin.jpg" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Contoh surat keterangan yang kufoto di kantor BPJS Depok. Yang dilingkari cuma 3 poin.</td></tr>
</tbody></table>
Kalau semua persyaratan ini sudah ada, kamu bisa langsung datang ke kantor BPJS untuk mendaftar :D<br />
<br />
Oiya, formulirnya bisa diambil dulu di kantor BPJS sebelum kamu mendaftar. Klo bingung gimana cara ngisinya, bisa langsung ditanya ke satpam atau petugas lain yang berwenang.<br />
<br />
Cara pengisian formulir:<br />
1. NIK diisi dengan NIK Ayah kandung<br />
2. Nama diisi dengan "Bayi Nyonya Nama_Ibu_Kandung"<br />
3. Tanggal lahir diisi dengan tanggal saat melakukan pendaftaran BPJS <br />
4. Jenis kelamin diisi dengan jenis kelamin bayi sesuai hasil USG<br />
5. Kelas BPJS harus sama dengan kelas BPJS ibu kandung bayi<br />
<br />
Formulir beserta seluruh fotokopi persyaratan di klip jadi satu saat pendaftaran. Bawa pulpen sama klip sendiri ya biar gak ribet pinjem-pinjem ke orang lain :D<br />
<br />
Pendaftaran untuk bayi di dalam kandungan hanya bisa dilakukan jika
orangtua bayi adalah peserta BPJS mandiri, bukan dibayarkan oleh
perusahaan. Klo BPJS orangtuanya dibayarkan oleh perusahaan, BPJS bayi
baru bisa dibuat ketika bayi lahir. Untuk prosedur ini, aku belum tahu karena setelah daftar, baru dikasih sms pemberitahuan bahwa BPJS-ku sudah didaftarkan oleh perusahaan (udah bukan mandiri lagi) :")<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Yang terhormat bapak/ibu ***** & Keluarga, untuk pendaftaran peserta BPJS KESEHATAN a/n CALON BY NY ***** tidak bisa kita proses dikarenakan untuk bapak dan ibu sekeluarga sudah tedaftar aktif di peserta pegawai swasta PT ***** sejak 01/05/2017 dengan nomor kartu ******, maka untuk pendaftaran anak ke 1 dapat dilakukan setelah bayi nya lahir dan akan aktif apabila orangtuanya aktif, untuk pendaftaranya dapat di bantu di kantor BPJS KESEHATAN setempat di RUKO SALADIN LANTAI 2 loket badan usaha dengan membawa surat keterangan lahir, fc kk, fc ktp, kartu BPJS. </blockquote>
<b><br /></b>
<b>*UPDATED</b><br />
<br />
Nah, karena kemarin ternyata aku sama suami sudah terdaftar di BPJS perusahaan, akhirnya setelah bayi lahir, suamiku harus ngurus dokumen lagi ke kantor BPJS buat bikin BPJS bayi dengan persyaratan seperti sms sebelumnya :"<br />
<br />
Persyaratan yang dibawa ke kantor BPJS:<br />
1. Surat Keterangan Lahir dari faskes tempat bayi lahir<br />
2. Fotocopy Kartu Keluarga<br />
3. Fotocopy KTP ibu dan ayah bayi<br />
4. Fotocopy kartu BPJS ibu dan ayah bayi<br />
<br />
Klo di Depok, nanti daftarntya di Ruko Saladin Square Lantai 2. Nanti di sana akan dikasih formulir yang harus diisi oleh orangtua bayi.<br />
<br />
BPJS bayi harus sudah jadi sebelum orangtua harus membayar uang administrasi persalinan ya. Makanya harus buru-buru, sebelum kantornya tutup. Apalagi klo ibunya lahir lewat proses normal, kan disuruh pulang dari RS-nya cepet banget tuh. Hehe...<br />
<br />
Kartu BPJS bayi langsung aktif dan jadinya cepat, saat itu juga, gak perlu nunggu 2 minggu. Jadi bisa dibawa untuk melakukan proses administrasi bayi di RS :DZanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-89193319985561222882017-04-18T16:24:00.000+07:002017-04-18T16:24:02.594+07:00Ta'aruf Series #1; Proposal Ta'aruf<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAVculEn8Jk8sn4Oc9YP8WeqfyPo-M1S_zx8dSZWSvG2sT5onOlqcES6aSsavsbK8FKfbtUA49WbKyYFIpM8RABfG8St9_scFiIb_VJzU5ww4VqAT7rlngcp1YhO7B4-tm2QcEF2mlcns/s1600/series+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAVculEn8Jk8sn4Oc9YP8WeqfyPo-M1S_zx8dSZWSvG2sT5onOlqcES6aSsavsbK8FKfbtUA49WbKyYFIpM8RABfG8St9_scFiIb_VJzU5ww4VqAT7rlngcp1YhO7B4-tm2QcEF2mlcns/s320/series+1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Belakangan ini aku kepikiran buat bikin Ta'aruf Series yang nyeritain pengalaman ta'aruf-ku. Yah, siapa tau aja bermanfaat buat yang butuh <strike>sekalian buat bahan nostalgia diri sendiri</strike>. Hehe..<br />
<br />
Berhubung ta'aruf-ku diawali dengan pertukaran riwayat hidup aka CV. Hal pertama yang bakal diceritain adalah poin-poin yang kemarin aku tulis di CV.<br />
<b><span style="color: purple;"><br /></span></b>
<b><span style="color: purple;">Data Pribadi</span></b><br />
<br />
- Nama Lengkap<br />
Tulis nama lengkap ya sesuai KTP dan KK. Hihi..<br />
<br />
- Nama Panggilan<br />
Nama panggilan sehari-hari. Biar nanti klo prosesnya lanjut, doi bisa tahu nama panggilan kita.<br />
<br />
- Foto<br />
Boleh kok pilih foto yang terbaik dan tercantik. Tapi jangan yang berlebihan yaa.. Salah-salah nanti doi kaget klo foto berbeda dengan kenyataan :D<br />
<br />
- Agama<br />
<br />
- TTL<br />
<br />
- Jenis Kelamin<br />
<br />
- Tinggi Badan / Berat Badan<br />
Bukan apa-apa. Ini bisa jadi pertimbangan juga lho buat ikhwannya. Bagaimanapun ikhwan itu kan kebanyakan bertipe visual.<br />
<br />
- Pekerjaan<br />
<br />
- Jabatan Pekerjaan<br />
<br />
- Penghasilan per bulan<br />
Saranku, terus terang aja soal penghasilan. Jangan dikurang-kurangi, atau dilebih-lebihkan.<br />
<br />
- Suku<br />
Bukannya rasis, tapi mungkin ada pertimbangan tertentu yang membuat si ikhwan ini cenderung ke salah satu suku. Kemauan dari keluarga misalnya. Atau bisa juga untuk mempermudah adaptasi saat nanti menikah.<br />
<br />
- Alamat Asal<br />
Kalau kamu anak kos/kontrakan, berarti tulis alamat rumah asalmu di kampung halaman.<br />
<br />
- Alamat Sekarang<br />
Kalau kamu nge-kos/ngontrak, berarti tulis alamat rumah kosan/kontrakan.<br />
<br />
- E-mail<br />
<br />
- Facebok/Twitter<br />
Siapa tahu kan si ikhwannya pengen kepo. Pengen ngeliat seberapa eksisnya sih kamu di sosmed. Tapi hal ini gak berlaku buatku dulu. Soalnya si Mas Suami juga gak punya sosmed. Jadi dia gak kepo. Haha..<br />
<br />
- Blog<br />
Siapa tahu juga si ikhwan ini pengen tau cuap-cuapanmu dalam bentuk yang lebih panjang ketimbang status di sosmed. Dari sosmed ini juga mungkin bisa terlihat karakter kita secara umum.<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Riwayat Pendidikan</span></b><br />
Jelaskan tahun pendidikan dan institusi pendidikanmu dari awal sampai akhir.<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Pendidikan Non Formal</span></b><br />
Misalnya kamu pernah ikut kursus bahasa Inggris, les menjahit, latihan bela diri, dll. Nah, bisa nih ditulis di sini.<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Prestasi</span></b><br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Pengalaman Organisasi</span></b><br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Pengalaman Kerja</span></b><br />
Tulis secara rinci tahun, institusi, dan jabatan dari pekerjaan yang pernah ditekuni.<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Penjelasan Diri Lebih Lengkap</span></b><br />
- Motto Hidup<br />
<br />
- Hobby<br />
<br />
- Makanan Favorit<br />
<br />
- Minuman Favorit<br />
<br />
- Hal-hal yang disukai<br />
Dulu sih aku nulisnya "Diberi kejutan" walau ternyata si Mas Suami bukan tipe yang suka ngasih surprise. Namanya juga usaha. Hahaha...<br />
<br />
- Hal-hal yang tidak disukai<br />
"Kucing" misalnya :"<br />
<br />
- 5 Karakter Positif<br />
Kalau bingung gimana ngisinya, atau malu nulis kebaikan diri sendiri, tanya aja sama orangtua atau sahabat terdekat. Biasanya mereka lebih paham kepribadian kita.<br />
<br />
- 5 Karakter Negatif<br />
Ini biasanya lebih lancar nulisnya nih. Hahaha.. Tapi klo bingung, boleh ditanya juga ke orang terdekat.<br />
<br />
- Riwayat Penyakit dan Cacat Fisik<br />
Ini penting lho untuk diketahui sama calon suami. Klo nanti dia taunya pas udah nikah, khawatirnya dia kaget dan bisa jadi hati-nya berbelok. Jadi, saranku lebih baik dikasih tau dari sebelum nikah. Klo ternyata dia gak mau nerima, ya berarti dia bukan jodoh yang terbaik buat kita.<br />
<br />
- Afiliasi<br />
Ini sifatnya opsional sih. Misalnya kamu punya afiliasi ke lembaga atau organisasi tertentu, boleh ditulis di sini. <br />
<br />
- Riwayat Tarbiyah<br />
Klo kita udah ngaji, boleh nih ditulis lamanya kamu ngaji di sini. <br />
<br />
- Amanah Membina<br />
Ini bisa jadi rujukan si ikhwan buat tau aktivitas dan mungkin juga karakter kita. Biar nantinya dia gak kaget klo misalnya kita memang mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk membina setiap pekannya. <br />
<br />
<span style="color: purple;"><b>Keluarga</b></span><br />
- Nama Bapak<br />
- Pekerjaan<br />
- Pendidikan<br />
- Usia<br />
- Sifat<br />
<br />
- Nama Ibu<br />
- Pekerjaan<br />
- Pendidikan<br />
- Usia<br />
- Sifat<br />
<br />
- Nama Kakak/Adik<br />
- Pekerjaan<br />
- Pendidikan<br />
- Usia<br />
- Sifat<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Visi Misi Pernikahan</span></b><br />
- Tujuan<br />
- Visi<br />
- Misi<br />
<br />
<b><span style="color: purple;">Kriteria Calon Pasangan</span></b><br />
- Kriteria dari diri sendiri<br />
Kamu bisa tulis kriteria calon pasangan yang kamu inginkan. Klo kata Nabi kan biasanya ada 4 faktor yang menentukan kriteria nih. Paras, harta, keluarga, dan agama. Nah, di antara keempat faktor ini, faktor agama lah yang paling baik :)<br />
Kamu bisa menulis kriteria fisik, karakter, ataupun hal lainnya. Tapi ya kayaknya gak perlu sedetail sampe nulis syarat IPK juga sih. Ini beneran ada ikhwan yang suka nulis syarat ini lho kata guru ngajiku :" <br />
<br />
- Kriteria dari orangtua<br />
Sesempurna-sempurnanya kriteria yang kamu punya, tapi klo gak sesuai sama kriteria orangtua kan bisa berabe juga ya. Ada baiknya kamu nanya dulu sama orangtua. Beliau mau punya calon menantu dengan kriteria seperti apa. Insya Allah ini bakal mempermudah prosesmu selanjutnya.<br />
<span style="color: purple;"><b><br /></b></span>
<span style="color: purple;"><b>Rencana Pasca Pernikahan</b></span><br />
- Rumah Tangga<br />
Kamu deskripsiin deh kamu nanti mau punya rumah tangga yang seperti apa. Rumah tangga yang mengedepankan kejujuran kah. Rumah tangga yang saling membangun potensi satu sama lain kah. Pokoknya kamu tulis aja dengan jelas di bagian ini.<br />
<br />
- Keturunan<br />
Kamu bisa menyebutkan nanti setelah berumah tangga mau punya anak berapa, jika Allah mengizinkan<br />
. <br />
- Keuangan<br />
Di bagian ini kamu bisa jelasin juga metode pengaturan keuangan rumah tangga yang kamu inginkan ke depannya.<br />
<br />
- Pekerjaan<br />
Untuk perempuan, kamu bisa menuliskan juga keinginan kamu tentang pekerjaan kamu setelah menikah nanti. Apakah tetap mau bekerja sambil mengurus rumah tangga, mau menjadi ibu rumah tangga, mau buka usaha di rumah, dll.<br />
<br />
- Pendidikan<br />
Kamu punya rencana untuk melanjutkan studi setelah menikah? Silakan tulis di sini. Hehe.. Atau bisa juga kamu jabarkan rencana pendidikan untuk anak-anakmu kelak. Mau dididik seperti apakah mereka, metodenya seperti apa, dll.<br />
<br />
- Tempat Tinggal<br />
Kamu berencana untuk hidup mandiri dengan hidup secara pisah rumah dengan orangtua/mertua? Atau kamu berencana untuk menemani orangtua/mertuamu dengan tinggal bersama mereka? Atau kamu maunya punya rumah yang jaraknya dekat dengan rumah orangtua? Silakan ditulis di sini.<br />
<br />
- Dakwah Keluarga dan Masyarakat<br />
Pastinya kamu mau dong klo pernikahanmu bisa bermanfaat dan saling mengembangkan potensi diri satu sama lain? Nah, bisa juga nih kamu tulis rencana-rencana kebaikanmu pasca menikah di lingkungan keluarga dan masyarakat :)<br />
<br />
Banyak banget ya poin-poinnya? Namanya juga "Proposal", beda sama "Riwayat Hidup". Haha..<br />
<br />
Poin-poin ini bisa jadi bahan diskusi kalian bersama dengan calon pasangan di tahap ta'aruf yang selanjutnya. Insya Allah nanti berlanjut di Ta'aruf Series selanjutnya.<br />
<br />
Semoga bermanfaat.. Semoga bisa menjadi inspirasi dalam merancang proposal kalian. Aamiin..Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-6030613491691604582017-01-03T22:05:00.001+07:002017-04-08T21:45:49.664+07:00Cara Install LaravelBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Biar gak lupa, dicatat aja seperti biasa. Parah banget kelamaan gak ngutak-ngatik Laravel, sampe cara install-nya pun lupa :")<br />
<br />
Yang harus diperhatikan adalah:<br />
Cek PHP version-nya yaa.. Pastikan <i>compatible</i> dengan versi Laravel yang mau di-install.<br />
<br />
1. Install Composer<br />
Bisa di-<i>download</i> di https://getcomposer.org/download/. Pilih aja yang Windows Installer.<br />
Klo udah ke-<i>download</i>, langsung di-<i>install</i> aja Composer-Setup.exe.<br />
<br />
2. Buka command prompt<br />
Setelah Composer berhasil di-<i>install</i>. Buka command prompt. Masuk ke direktori dimana kita mau <i>install</i> Laravel.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL_lDf8IhrL4XjWdeVMRpcAvN_uUSiNx9OJSpXNl2uxgL3IZisolxWaNV16-nB3vOvu9gBEkWK2uVXNVlib1k27qKLjg7ovk7yh9LMtDWQrY3gPeIZoUZHWdAVe2Hyd0yyT1lyLtLUWnw/s1600/cmd.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL_lDf8IhrL4XjWdeVMRpcAvN_uUSiNx9OJSpXNl2uxgL3IZisolxWaNV16-nB3vOvu9gBEkWK2uVXNVlib1k27qKLjg7ovk7yh9LMtDWQrY3gPeIZoUZHWdAVe2Hyd0yyT1lyLtLUWnw/s400/cmd.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
3. Install Laravel di direktori yang diinginkan<br />
Gunakan <i>command</i> berikut di command prompt:<br />
<pre class=" language-php" style="background: rgba(238, 238, 238, 0.34902); border-radius: 3px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.121569) 0px 1px 1px; box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: "Operator Mono", "Fira Code", Consolas, Monaco, "Andale Mono", monospace; font-size: 11px; hyphens: none; line-height: 2; margin-bottom: 20px; margin-top: 10px; overflow: auto; padding: 10px; tab-size: 4; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 1px; vertical-align: middle; word-break: normal;"><code class=" language-php" style="box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: "Operator Mono", "Fira Code", Consolas, Monaco, "Andale Mono", monospace; hyphens: none; line-height: 2; tab-size: 4; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 1px; vertical-align: middle; word-break: normal; word-spacing: normal;">composer create<span class="token operator" style="box-sizing: border-box; color: #555555;">-</span>project laravel<span class="token operator" style="box-sizing: border-box; color: #555555;">/</span>laravel <span class="token string" style="box-sizing: border-box; color: #2e7d32;">blog</span> <span class="token operator" style="box-sizing: border-box; color: #555555;">--</span>prefer<span class="token operator" style="box-sizing: border-box; color: #555555;">-</span>dist</code></pre>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JEhfdETuT8VxMOMMNm7SfqkzJ1l3Vw6I5vK8yD__5lwnrAFqjN73uJZQC-osdT-rpMlSDe52HRm_0su9r9vXVH_ct4kK0O4Bf5BYQYtvjdzs6cRIVBlWBHNJy64nwWuFrKEuEqjwjlU/s1600/cmd+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JEhfdETuT8VxMOMMNm7SfqkzJ1l3Vw6I5vK8yD__5lwnrAFqjN73uJZQC-osdT-rpMlSDe52HRm_0su9r9vXVH_ct4kK0O4Bf5BYQYtvjdzs6cRIVBlWBHNJy64nwWuFrKEuEqjwjlU/s400/cmd+2.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
"blog" bisa diganti dengan nama folder Laravel yang diinginkan.<br />
Tunggu hingga proses install selesai.<br />
<br />
4. Jika install Laravel berjalan dengan baik, maka akan muncul logo Laravel jika kita membuka url http://localhost/blog/public/<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBbEdgCEHS5b2-mnUlXOzrMwrfvy2pYk86VLyyWmbXObAIPRjh0pRT-CIMtiOfet3lhyphenhyphen7l1jqAmXdV-Pt2p8nwHcNh0v83ob3kO5oHfASItJEuhCMiNausdIVnzUDGmXPNpElXdkp_6gE/s1600/laravel.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="142" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBbEdgCEHS5b2-mnUlXOzrMwrfvy2pYk86VLyyWmbXObAIPRjh0pRT-CIMtiOfet3lhyphenhyphen7l1jqAmXdV-Pt2p8nwHcNh0v83ob3kO5oHfASItJEuhCMiNausdIVnzUDGmXPNpElXdkp_6gE/s400/laravel.JPG" width="400" /></a></div>
5. Siapkan database, db_user, beserta passwordnya. Edit DB_DATABASE, DB_USERNAME, dan DB_PASSWORD pada file <b>.env</b> yang ada pada root folder <b>blog </b>dengan database yang sudah dibuat.<br />
<br />
6. Untuk membuat halaman registrasi, login, dan logout sederhana, Laravel sudah menyiapkan fungsinya.<br />
Gunakan <i>command</i> berikut di command prompt pada direktori folder <b>blog</b> :<br />
<pre class=" language-php" style="background: rgba(238, 238, 238, 0.34902); border-radius: 3px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.121569) 0px 1px 1px; box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: "Operator Mono", "Fira Code", Consolas, Monaco, "Andale Mono", monospace; font-size: 11px; hyphens: none; line-height: 2; margin-bottom: 20px; margin-top: 10px; overflow: auto; padding: 10px; tab-size: 4; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 1px; vertical-align: middle; word-break: normal;">php artisan make:auth</pre>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSGEW_yEIAominwUb3SE5z2u8MGqNruYllmcGBTPzsJ8EOseE50oCUD_zmg7dGmSqRM1Htnj6I6AZHAMrOZFrI1AJarw7ku-W8tWCQX8VOplGPo_fnl9O2MpU0-AtMZKYKMQtZ77nCWpY/s1600/cmd+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSGEW_yEIAominwUb3SE5z2u8MGqNruYllmcGBTPzsJ8EOseE50oCUD_zmg7dGmSqRM1Htnj6I6AZHAMrOZFrI1AJarw7ku-W8tWCQX8VOplGPo_fnl9O2MpU0-AtMZKYKMQtZ77nCWpY/s400/cmd+3.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Setelah itu, gunakan <i>command</i> berikut di command prompt pada direktori folder <b>blog</b> :<br />
<pre class=" language-php" style="background: rgba(238, 238, 238, 0.34902); border-radius: 3px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.121569) 0px 1px 1px; box-sizing: border-box; direction: ltr; font-family: "Operator Mono", "Fira Code", Consolas, Monaco, "Andale Mono", monospace; font-size: 11px; hyphens: none; line-height: 2; margin-bottom: 20px; margin-top: 10px; overflow: auto; padding: 10px; tab-size: 4; text-shadow: rgb(255, 255, 255) 0px 1px; vertical-align: middle; word-break: normal;">php artisan migrate</pre>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLvrWfUbn4c4T5NTVCJhZL8jyqM6CJ6lpOD63UqM9YuZYL8apPS4c0Db0YeqCJ_iFKzUgloQ1jLBjQKPMJqjrCtANxlke1EOPdzjr-wrlu9rAeh_7dD35JIQqhmamylb6433IA17gKN-0/s1600/cmd+4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLvrWfUbn4c4T5NTVCJhZL8jyqM6CJ6lpOD63UqM9YuZYL8apPS4c0Db0YeqCJ_iFKzUgloQ1jLBjQKPMJqjrCtANxlke1EOPdzjr-wrlu9rAeh_7dD35JIQqhmamylb6433IA17gKN-0/s400/cmd+4.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
Voila! Halaman Login dan Registrasi sudah jadi! :D<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggvk-x_PSkMPIhHz7V4VONM5Dwl5sG2IOXnUQH-PlVw8V6qygCfmfzj6xjcP1FiHUjogc7bOJZ-DEl_JGS3TMjIV5KrL2hcqQ1Ob0R4-rXN_2iTl1jzKHpeQAisjRlR1P22e2a-7CiXJY/s1600/laravel2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggvk-x_PSkMPIhHz7V4VONM5Dwl5sG2IOXnUQH-PlVw8V6qygCfmfzj6xjcP1FiHUjogc7bOJZ-DEl_JGS3TMjIV5KrL2hcqQ1Ob0R4-rXN_2iTl1jzKHpeQAisjRlR1P22e2a-7CiXJY/s400/laravel2.JPG" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Sumber referensi:<br />
https://laravel.com/docs/<br />
https://www.tutorialspoint.com/laravel/laravel_application_structure.htm.<br />
<br />Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-16456903731561120592016-12-20T21:03:00.001+07:002017-04-08T21:46:27.777+07:00Bayar Pajak Motor di Samsat DepokBismillaahirrahmaanirrahiim..<br />
<br />
Daripada lupa terus tiap tahunnya klo mendekati deadline bayar pajak motor, mendingan kutulis aja di blog biar bisa dibuka-buka lagi :)))<br />
<br />
Jadi ceritanya bulan Desember ini adalah bulan jatuh tempo pajak motor. Karena KTPnya KTP Depok, jadinya kantor Samsat yang dituju adalah kantor Samsat wilayah Depok. Dan, yang termudah dijangkau lokasinya adalah kantor Samsat yang ada di ITC Depok.<br />
<br />
Samsat ITC Depok letaknya di lantai Mezzanine. Mm.. Mungkin bisa dibilang ada di lantai 1,5. Klo masuk dari pintu utama ITC (anggap aja ini lantai 2), jalan aja terus ke dalam sampai ke bagian pojok kiri ITC, nanti ketemu tangga. Nah, kita harus turun setengah lantai di situ.<br />
<br />
Klo naik kendaraan, tempat parkir yang paling dekat adalah tempat parkir P2. Dari pintu masuk, ikutin aja arah untuk parkir kendaraan bermotor. Pilih parkiran yang naik ke atas. Nanti ada percabangan parkiran, yang satu lurus (sebelah kiri), yang satunya lagi ikutin jalan yang menanjak (sebelah kanan). Setelah nanjak, langsung parkir di lantai itu, jangan parkir di lantai yang atasnya lagi (klo di parkiran itu gak penuh ya..).<br />
<br />
Pintu masuk ke lantai Mezzanine letaknya gak jauh dari parkiran P2. Klo liat tulisan yang ada di pintu, lantai Mezzanine dibuka jam 08.00. Klo pke patokan ini berarti antrian Samsat dibuka mulai jam segitu.<br />
<br />
Sebelum ke Samsat ada baiknya mempersiapkan dulu dokumen-dokumen yang diperlukan. Biar begitu datang bisa langsung naro dokumen di antrian.<br />
<br />
Dokumen-dokumen yang perlu dibawa:<br />
1. Photocopy BPKB 1 lembar<br />
2. Photocopy STNK 1 lembar<br />
3. Photocopy KTP (yang namanya tercantum di BPKB dan STNK) 1 lembar<br />
4. STNK asli<br />
5. KTP asli<br />
6. Map karton (kayanya harus yang terbuat dari karton. Ada bapak-bapak yang ditolak pas pakai map plastik)<br />
<br />
Semua dokumen dimasukkan ke dalam map karton.<br />
<br />
Antrian udah dimulai walau kantor Samsat-nya masih tutup :)))<br />
Biasanya map-map orang yang ngantri ditaro di atas kursi atau meja di depan loket. Yang paling belakang datangnya naro map di paling atas. Berarti urutan awal ada di map paling bawah. Jangan coba-coba buat nyelip-nyelipin map yaa.. Ada berjuta-juta mata yang mengawasi urutan map :)))<br />
<br />
Samsat ITC Depok punya 3 loket. 1 loket pendaftaran, 1 loket pembayaran, 1 loket pengembalian dokumen. Klo kamu datangnya ketika kantor Samsat udah buka, berarti mapnya diserahkan ke loket pendaftaran.<br />
<br />
Kemarin sih loket Samsatnya udah mulai panggil nomor antrian untuk melakukan pembayaran sekitar jam 9.20.<br />
<br />
Jadi alurnya gini:<br />
<br />
Serahkan map dokumen ke loket pendaftaran -> Nunggu dipanggil ke loket pembayaran -> Bayar uang pajaknya -> Nunggu dipanggil ke loket pengembalian dokumen -> Ambil dokumen berupa KTP dan kertas STNK + pajak yang baru<br />
<br />
Pastikan kertas pajaknya sudah sesuai yaa.. Oiya, pastikan juga kertas STNKnya masih terpasang dengan baik. Takut hilang. Hehe..<br />
<br />
Selamat membayar pajak :DZanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-75158293208919873092016-09-08T17:03:00.003+07:002016-09-09T12:53:58.547+07:00Rumput Tetangga yang (Terlihat Lebih) Hijau<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOcUIRelhM4uIz4mZ3GFGOZ3VlfD242i__ysBwRpSsaB6L73LMTSgEqpCxwydS5hpxF7TRvQkKxcOyIR8XE2DMW_WqnpteaxcfXryKNRpO7HBPMJxGYC8Wf9GvAr20WEZT7OjeNkVEVQs/s1600/rumput.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOcUIRelhM4uIz4mZ3GFGOZ3VlfD242i__ysBwRpSsaB6L73LMTSgEqpCxwydS5hpxF7TRvQkKxcOyIR8XE2DMW_WqnpteaxcfXryKNRpO7HBPMJxGYC8Wf9GvAr20WEZT7OjeNkVEVQs/s320/rumput.png" width="320" /></a></div>
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
8 September 2012. Gak terasa udah 4 tahun sejak wisuda S1 (gladi resik sih lebih tepatnya). Dan sekarang masih S1 juga. Belum nambah jadi S2, S3, apalagi S kelapa muda (maap garing).<br />
<br />
Klo melihat sekeliling, dalam jangka waktu 4 tahun ini rasanya aku belum ngapa-ngapain. Temen-temenku udah banyak yang selesai dengan gelar S2-nya. Banyak pula yang masih menimba ilmu, baik di dalam maupun luar negeri. Di sela-sela belajar, klo liat di sosmed sih banyak juga yang sambil keliling Benua Eropa, Asia, dan negara-negara di sekitar tempat mereka belajar.<br />
<br />
Yang lain pun klo aku liat di sosmed (sumbernya dari sosmed mulu. Hahaha.. Yah, namanya klo udah muncul di timeline mah ya udah keliatan aja :p ), udah keliling banyak daerah di Indonesia. Baik dalam rangka bersenang-senang, maupun memang sedang mengabdi dan berkarya di sana.<br />
<br />
Beda lagi dengan beberapa orang teman yang dalam rentang 4 tahun ini sudah memasuki fase pernikahan. Ada yang lagi hamil, ada yang sebentar lagi mau melahirkan, ada yang udah punya 1 anak, ada juga yang udah punya 2 anak. Beberapa ada yang menjadi wanita karir, beberapa ada yang menjadi ibu rumah tangga, dan bahkan beberapa juga udah ada yang mulai merintis usaha sendiri (baca: ibu rumah tangga yang tetap berpenghasilan di rumah).
<br />
<br />
Hmm.. Terus aku jadi apa? XD<br />
<br />
Alhamdulillah, aku masih jadi Eka yang begini. Masih di sini. Masih S1. Masih tinggal dan bekerja di Depok. Dan emang gak mau untuk kerja di luar Depok :p<br />
<br />
Alhamdulillah, aku udah melewati fase ditanya-tanya "Kerja di mana? Udah punya pacar belum? Udah ada calonnya? Kapan mau nikah?".<br />
<br />
Tapi, yang namanya hidup itu memang banyak fasenya. Setelah lulus dari fase pertanyaan di atas, kini berganti dengan fase "Udah hamil belum?".<br />
<br />
Pun, jika fase ini udah lewat, akan muncul fase-fase lainnya seperti yang sudah banyak beredar jadi meme di dunia maya.<br />
<br />
Dulu, waktu belum nikah. Sesungguhnya pernah terbesit beberapa kali perasaan iri ketika melihat foto kawan-kawan yang sudah halal bersama pasangannya. Jadi agak sebel bahkan. Hehe.. Maafkan saya, tapi ini beneran terjadi :p<br />
<br />
Apalagi klo ngeliat foto yang model "kepala-kepala atau pipi-pipi nempel". Emangnya klo udah nikah harus upload foto kayak gitu ya di sosmed?? Gak tau apa klo yang liat sosmed kalian itu masih single?? (baca dengan nada emosi. Hamba mohon ampun :" )<br />
<br />
Hal ini pula yang membuatku bertekad untuk gak jadi orang yang kebablasan mengumbar foto di sosmed karena aku tahu gimana gak enaknya jadi orang yang melihat. Semoga bisa istiqamah, ya Allah..<br />
<br />
Nyatanya, ketika sudah menikah, memang godaan untuk upload foto bersama suami itu tinggi juga. Pergi bareng, pengen upload foto. Makan bareng, pengen upload foto. Walau terkadang memang sesekali masih keceplosan upload hal-hal yang berkaitan dengan tempat dan makanan, tapi alhamdulillah sejauh ini masih bisa nahan godaan untuk gak upload foto berdua. Bahkan setelah dipikir-pikir, aku sama sekali gak upload foto nikahan XD<br />
<br />
Semoga bisa jadi salah satu jalan untuk menjaga perasaan teman-teman yang merasa terganggu dengan hal-hal beginian ya. Aamiin..<br />
<br />
Ok, fase "iri ngeliat foto orang nikah" udah lewat, alhamdulillah. Sekarang, aku lagi struggle untuk gak iri dengan orang yang upload foto hasil USG atau foto bayi-bayi lucu mereka T.T<br />
<br />
Berat juga ya ternyata. Sering banget istighfar klo perasaan kayak gini udah muncul. Banyak-banyak baca shalawat juga klo liat foto-foto bayi (berdasarkan saran Ust. Yusuf Mansur yang katanya perbanyak shalawat klo melihat hal-hal yang kita inginkan).<br />
<br />
Perasaan iri ini manusiawi kan ya? Banyak-banyak istighfar deh. Astaghfirullaah... T.T<br />
<br />
Memang bener ya.. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.. T.T<br />
<br />
Untuk menentralisir hati klo perasaan iri ini lagi muncul, aku selalu merenung bahwa setiap manusia itu diuji di titik terlemahnya. Titik terlemah orang itu berbeda-beda. Ada yang lemah dalam harta, ada yang lemah dalam keluarga, dsb.<br />
<br />
Dan apa yang orang lain dapatkan itu sesuai dengan apa yang mereka usahakan.<br />
<br />
Jika saat ini seseorang berada di posisi yang sangat tinggi, itu karena sebelumnya dia sudah berjuang di posisi yang sangat rendah.<br />
<br />
Seperti roda yang titik tertingginya akan semakin tinggi jika jari-jarinya semakin panjang. Di sisi lain, semakin panjang jari-jari roda, semakin rendah pula titik terbawah (?) yang harus dilewati. (Ini Eka ngomong apa sih? Maapin klo pembahasaan analoginya gak bagus :" )<br />
<br />
Klo misalnya aku iri dengan kondisi mereka yang berhasil, seharusnya aku iri juga dengan kondisi mereka di saat mereka terpuruk.<br />
<br />
Katakanlah misalnya aku iri dengan orang yang berpenghasilan 1M dan berharap memiliki penghasilan sebesar itu. Apa aku sanggup menanggung hutang 5M seperti yang orang itu alami sebelumnya? Hii.. Ngebayanginnya aja udah serem. Na'udzubillaah.. :"<br />
<br />
Setiap manusia diuji sesuai kemampuannya. Aku harus banyak bersyukur dengan apa yang aku dapat saat ini. Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.<br />
<br />
Selagi masih bisa memeluk erat iman Islam, masih memiliki keluarga yang saling menyayangi, masih terpenuhi kebutuhan rohani, jasadi, dan fikri, masih diberi kemampuan untuk bisa saling mengingatkan dalam kesabaran dan kebaikan, apalagi yang aku khawatirkan?<br />
<br />
Rumputku juga hijau kok dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Begitu pula dengan rumput tetangga yang juga hijau dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim: 7) </blockquote>
<blockquote>
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman: 13)</blockquote>
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Catatan tambahan :p</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Postingan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan siapapun ya. Pun, ini semua bukan berasal dari kekesalan pribadi. Hehe..</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Hanya mencoba merangkum dan mungkin mengingatkan diri sendiri untuk seperlunya "memajang foto" di sosmed. Soalnya sering denger curhatan tentang ini juga.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Postingan ini hanyalah rangkuman dari curhatan beberapa orang yang aku ceritakan kembali dengan sudut pandang "ke-aku-an" :)</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Semoga Allah menjaga kita dari perbuatan yang dapat menyakiti saudara kita. Aamiin :)</div>
Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-31708135547752179702016-07-29T14:54:00.001+07:002016-07-29T15:15:07.237+07:00Insya Allah dan OptimismeBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Kemarin iseng-iseng nulis artikel di web <a href="http://www.kalam28.com/" target="_blank">Kalam 28</a>. Isinya cuma ngambil dari video ceramahnya Nouman Ali Khan dari <a href="https://nakindonesia.wordpress.com/" target="_blank">NAKIndonesia</a> sih. Hehe.. Link aslinya ada di <a href="http://www.kalam28.com/2016/07/28/insya-allah-dan-optimisme/" target="_blank">sini</a>. Semoga bermanfaat.. :)<br />
~gambarnya juga coba ngedit sendiri pke sotosop :p<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="font-family:'Short Stack' !important;">
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-family: "short stack" "important"; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; word-spacing: 0px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiolKW5gxuWy6vRBRi6BlH1lqPNNBJglZPy8RBTafbR5JQjkunXhNs5koS1WawCgh5NUPUWYPlQSmHlsJNhy2q2hM3AJPOZwvjHDhrZhXO2S5c7auuhJdQTo7XJ_AToyorZdlcNaE_zuoo/s1600/insya+Allah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiolKW5gxuWy6vRBRi6BlH1lqPNNBJglZPy8RBTafbR5JQjkunXhNs5koS1WawCgh5NUPUWYPlQSmHlsJNhy2q2hM3AJPOZwvjHDhrZhXO2S5c7auuhJdQTo7XJ_AToyorZdlcNaE_zuoo/s320/insya+Allah.jpg" width="320" /></a></div>
<strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></em></strong><br />
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="box-sizing: border-box;" /> وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (٢٣</span><br />
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br style="box-sizing: border-box;" /> إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (٢٤</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">23) Dan jangan sekali-sekali engkau mengatakan terhadap sesuatu , ‘Aku pasti akan melakukan itu besok pagi.‘</em></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
24) <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah’. Dan ingatlah Rabb-mu saat engkau lupa dan katakanlah, ‘Mudah-mudahan Rabb-ku akan memberi petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.’</em></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">(QS Al-Kahfi: 23-24)</strong></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
***</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Insya Allah</em></strong>. Tentunya teman-teman semua sering mengucapkan kata yang satu ini.</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Besok tugasnya juga selesai kok, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>.”</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Iya, besok gw dateng, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>.”</div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Tahu kah teman-teman kalau<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> insya Allah</em> ini punya makna yang begitu dahsyat?</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Kali ini admin akan mencoba untuk mengambil intisari dari <a href="https://www.youtube.com/watch?v=KOUEd7RqBIA" style="background: 0px 0px; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #34d293; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; transition: all 700ms; vertical-align: baseline;" target="_blank">video khutbah Nouman Ali Khan</a> mengenai pentingnya mengucapkan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Dalam <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi ayat 23</strong>, Allah berfirman:</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا</span></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wa laa taquulanna lisyai’in innii faa’ilun dzaalika ghodaa.</em>”</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan jangan sekali-sekali engkau mengatakan terhadap sesuatu , ‘Aku pasti akan melakukan itu besok pagi.‘</em></div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Dalam ayat ini, Allah tidak menggunakan kata <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Laa taqul</em> yang berarti <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jangan katakan</strong>, tetapi Allah menggunakan kata<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Laa taquulanna</em> yang berarti <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jangan PERNAH katakan</strong>. Allah menegaskan bahwa tidak boleh berkata tentang apapun yang menyatakan bahwa kita pasti akan dapat menyelesaikan suatu tugas esok hari.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Lalu bagaimana jika mendapat tugas dari guru atau atasan yang harus diselesaikan esok hari? Bukankah itu berarti tidak boleh dijawab dengan pernyataan, “Baik, Pak/Bu. Saya akan menyelesaikannya besok“ ?</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Tenang, jawabannya ada di potongan ayat berikutnya. Di awal <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi ayat 24</strong>, Allah berfirman:</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ</span></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
”<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Illaa an yasyaa-a’ alloh.</em>”</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah’..</em></div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Allah membolehkan kita untuk melakukan sesuatu di masa depan dengan ucapan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah,</em> <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">jika Allah menghendaki</strong>. Inilah kenapa dalam budaya muslim, kata <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em> digunakan untuk hal-hal yang berkenaan dengan masa depan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Jika berkata, “Besok aku datang ke rumahmu pukul 3, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>.“ Itu artinya, jika Allah tidak mengizinkan untuk datang ke rumahnya, itu adalah hal di luar kuasa kita. Niat dan usaha untuk menepati janji itu memang ada, dan harus ada. Hanya saja ternyata rencana kita tidak sesuai dengan rencana Allah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Dari sini berarti kita telah meyakini bahwa masa depan bukan berada di tangan kita, namun berada di tangan Allah. Karena itulah kata <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em> diucapkan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Tetapi, terkadang pelajaran Allah yang indah dalam Al-Qur’an ini tidak dipahami dengan baik oleh kita.</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Aku akan datang ke acaramu besok, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>.”</div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Makna <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em> pada kalimat yang diucapkan bisa berubah menjadi:</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“Aku tidak yakin bisa datang ke rumahmu besok. Karena itu aku mengucapkan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>. Kalau aku malas, bangun kesiangan, atau tidak <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mood</em>, bisa jadi aku tidak datang ke rumahmu besok.“</div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Insya Allah</em> menjadi jalan untuk menghindari komitmen. Padahal, bukan seperti itu.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Coba kita lihat lagi potongan <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi ayat 23</strong>, “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">faa’ilun dzaalika ghodaa</em>“, <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Aku pasti akan melakukan itu besok pagi.“</em>Kalimat ini adalah kalimat janji, kalimat komitmen. Hal yang kita ucapkan wajib hukumnya untuk dilaksanakan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Jika kita merasa tidak dapat melakukan sesuatu, katakan saja bahwa kita tidak bisa. Tapi, jika sudah berjanji, kita harus menepatinya. Lalu tambahkan, satu-satunya yang menyebabkan kita tidak bisa menepatinya adalah jika Allah menetapkan sesuatu di luar kuasa kita. Itulah “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Illaa an yasyaa-a’ alloh</em><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“ </em>(<strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi: 24</strong>).</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
“<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Illaa an yasyaa-a’ alloh</em><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“ </em>bukan berarti kita tidak akan datang jika malas atau tidak <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mood</em>. Tidak boleh menggunakan insya Allah dengan maksud seperti itu. Ini adalah hal yang keliru bagi frasa yang keras ini. Kita mengakui bahwa tidak semuanya berada dalam kendali kita. Allah telah memberi kemampuan untuk dapat memenuhi komitmen yang telah diucapkan. Namun meski kita mampu, Allah adalah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah berkuasa untuk menghentikan semua rencana kita. Inilah esensi dari “<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Illaa an yasyaa-a’ alloh</em><em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“</em> (<strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi: 24</strong>)<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">.</em></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Lalu Allah menambahkan dalam lanjutan <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi ayat 24</strong>:</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ</span></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
“<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wadzkur robbaka idzaa nasiit.</em>”</div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan ingatlah Rabb-mu saat engkau lupa </em>.</div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Allah menggunakan kata “saat“, bukan “jika“. Ini berarti Allah menjamin bahwa kita akan lupa. Akan tiba saatnya ketika berjanji, kita lupa mengucapkan insya Allah. Allah juga menggunakan kata “Rabb“ untuk mengingatkan bahwa Allah adalah Rabb kita. Dia Yang Menguasai masa depan kita.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengajarkan keseimbangan. Di satu sisi kita membuat sebuah janji. Di sisi lain kita juga percaya mutlak dengan kekuasaan Allah.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Lalu pelajaran berikutnya ada di lanjutan <strong style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: bold; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">QS Al-Kahfi ayat 24</strong> yang berbunyi:</div>
<blockquote style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: 300; letter-spacing: normal; line-height: 26px; margin: 24px 40px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; quotes: "" ""; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 21px; font-style: normal; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لأقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا </span></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px 0px 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Wa qul ‘asaa an yahdiyani robbii li ‘aqroba min haadzaa rosyadaa”</em></div>
<div style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dan katakanlah, ‘Mudah-mudahan Rabb-ku akan memberi petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.’</em></div>
</blockquote>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Kalimat ini merupakan sebuah doa. Bahkan lebih dari itu, mengandung sebuah harapan dan optimisme. Allah mengajarkan bahwa muslim harus punya harapan di masa depan. Iman yang membuat seorang muslim optimis dengan masa depannya.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
Allah ingin menunjukkan bahwa Allah tak akan melupakan kita. Kita mengingat Allah sehubungan dengan masa depan kita (dengan mengucapkan<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> insya Allah</em>), maka Allah pun akan mengingat kita sehubungan dengan masa depan.</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Masya Allah</em>, ternyata ada begitu banyak makna yang terkandung dalam perintah mengucapkan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em> ya. Semoga kita bisa lebih berkomitmen dengan apa yang sudah diucapkan dan ingat untuk mengucapkan <em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">insya Allah</em>. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk-Nya untuk kita. Aamiin..</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-line; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<br /></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 20px; margin: 0px 0px 24px; orphans: auto; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-line; widows: 1; word-spacing: 0px;">
<em style="border: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: italic; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber video dan translasi:</em></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span><span style="background-color: white; color: #404040; font-family: "lato" , "helvetica" , sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; white-space: pre-line;"> </span></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; box-sizing: border-box; color: #404040; font-family: Lato, Helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 20px; margin-bottom: 24px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline; white-space: pre-line;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="360" src="https://www.youtube.com/embed/KOUEd7RqBIA?feature=oembed" style="border-style: initial; border-width: 0px; box-sizing: border-box; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="640"></iframe></div>
</div>
Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-14388871577046975732016-06-14T12:58:00.000+07:002016-06-14T12:58:04.713+07:00Gelap dan SendiriBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Terkadang aku sering ngebayangin apa ya yang terjadi alam barzah? Segelap apa ya suasananya? Sesempit apa ya ruangnya? Sesepi apa ya nuansanya?<br />
<br />
Pikiran-pikiran itu sering muncul klo lagi sendirian di rumah. Efek visualisasinya lebih dahsyat lagi manakala listrik juga mati. Gelap. Sepi. Sendiri.<br />
<br />
Rasanya mau nangis klo ngebayangin ini T.T<br />
<br />
Beberapa hari lalu juga dapat kabar duka dari salah seorang senior di kampus. Beliau kakak yang baik, cerdas, dan shalih. Aku jadi ngebayangin, seperti apa ya perjalanan beliau setelah tiba di alam barzah? Semoga Allah melapangkan kuburmu ya, Kak. Allahumaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu'anhu. Aamiin.. T.T<br />
<br />
Self reminder klo kematian itu semakin dekat. Sudah seberapa banyak ya amalan yang bakal jadi temanku nantinya biar aku gak sepi sendiri di sana? T.T<br />
<br />
Di sudut kantor,<br />
9 Ramadhan 1437 HZanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-79816019392799816422016-06-01T11:48:00.001+07:002016-06-14T11:25:07.523+07:00Hidayah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj7QGjYZfGS4mGu4GWbHDy59NOdOtB32ivbsYkTUg5prIBN71MARFScrwOfQgJRsqn0o4dkQsXn0wMRLMroMyGPx_DWBvghYFrTyBiEardMQTzlVys4iHyLZcV2KsMHw5bHJH6QD3DQzI/s1600/large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj7QGjYZfGS4mGu4GWbHDy59NOdOtB32ivbsYkTUg5prIBN71MARFScrwOfQgJRsqn0o4dkQsXn0wMRLMroMyGPx_DWBvghYFrTyBiEardMQTzlVys4iHyLZcV2KsMHw5bHJH6QD3DQzI/s320/large.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Tetiba pengen nulis karena Mas Suami sering banget bahas masalah ini. Hidayah itu memang harus dicari. Dan ketika hidayah itu sudah datang, tugas kita selanjutnya adalah untuk merawat dan menjaganya hingga ajal menjemput.<br />
<br />
Karena tingginya ilmu, lebarnya hijab, panjangnya jenggot, tak bisa menjadi jaminan bahwa hidayah itu akan tetap disana.<br />
<br />
Membersamai orang-orang shalih dan shalihah semoga bisa menjadi salah satu usaha untuk merawat hidayah. Saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.<br />
<br />
Mas Suami selalu menegur klo aku bercanda, "Klo Eka begini dan begitu, sekarang Eka bakal jadi kayak gimana ya?".<br />
<br />
Kata beliau, hati-hati dengan ucapan. Karena khawatir saat itu langit sedang terbuka dan setiap perkataan menjadi do'a.<br />
<br />
Semoga Allah menjaga iman kita selalu.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas agama-Mu..<br />
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini di atas kebenaran-Mu..<br />
Wahai Tuhan Yang Membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini dengan taat pada-Mu..<br />
Aamiin...</blockquote>
<br />
<br />Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-11084552189117604702016-05-16T16:02:00.004+07:002019-04-15T14:54:52.520+07:00Kehamilan Ektopik Terganggu (KET); Kejadian Luar BiasaBismillaahirrahmaanirrahim...<br />
<br />
Alhamdulillaah, Allah masih kasih umur panjang setelah melewati masa-masa yang luar biasa itu :')<br />
<br />
Aku mau cerita singkat tentang KET; Kehamilan Ektopik Terganggu atau mungkin istilah awamnya kehamilan di luar kandungan.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Kehamilan ektopik terganggu (KET) merupakan suatu komplikasi kehamilan dimana sel telur yang dibuahi tidak bisa menempel pada jaringan yang semestinya. Kehamilan semestinya berada di dinding rahim, embrio menempel pada dinding rahim. Kehamilan ektopik bukanlah kehamilan yang normal dikarenakan kehamilan itu tidak bisa berkembang sebab berada di tempat yang bukan sebagaimana mestinya. Kehamilan ektopik terganggu merupakan kondisi gawat darurat yang harus diketahui oleh petugas medis. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa ibu, kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang menjadi salah satu penyebab mortalitas pada ibu hamil. (sumber: hamil.co.id)</blockquote>
<br />
Sesungguhnya aku baru denger istilah ini. Sebelumnya cuma tau istilah "hamil anggur". Orang2 yang aku ceritain tentang kehamilan di luar kandungan kebanyakan langsung nyeletuk, "Oh, hamil anggur, ya?"<br />
<br />
Berdasarkan hasil browsing sana-sini, ternyata KET itu berbeda dengan hamil anggur. Klo hamil anggur itu di dalam rahimnya ada "benda asing" bukan janin. Biasanya berupa sel-sel berisi cairan yang berkumpul seperti anggur (mirip2 kista kali ya). Nah, klo KET itu beneran janin, tapi berkembangnya di luar rahim.<br />
<br />
Berdasarkan artikel yang aku baca juga, resiko terberat dari hamil anggur adalah kanker rahim. Sedangkan untuk KET itu resiko terberatnya adalah kematian karena pendarahan hebat yang tidak segera ditangani.<br />
<br />
Dua-duanya sama2 serem T.T<br />
<br />
Cerita dimulai...<br />
<br />
Pagi itu selesai sarapan, perut tiba2 terasa perih di sebelah kiri. Sakitnya persis kayak sakit maag. Aku izin terlambat ke kantor. Setelah rasa sakitnya udah berkurang, aku langsung berangkat ke kantor seperti biasa. Naik si Mio Merah kesayangan.<br />
<br />
Sesampainya di kantor, aku kerja seperti biasa. Pas istirahat siang, aku makannya agak telat, sekitar jam 13 baru makan. Sebenernya pas telat makan itu, aku udah ngerasa pusing sedikit. Ah, mungkin ini efek telat makan kayak biasa. Selesai makan, langsung lanjut kerja lagi. Mulai jam 14 perut udah mulai2 perih lagi. Oh, kayaknya ini maagnya kumat lagi karena telat makan. Langsung minum obat maag.<br />
<br />
Hmm,, Kok sakitnya belum hilang juga ya. Padahal biasanya 15 menit setelah minum obat sakitnya udah mulai berkurang.<br />
<br />
Hmm.. Kok sakitnya makin perih dan melilit ya. Aku langsung ke kamar mandi. Baru aja nyampe kamar mandi, perut rasanya mual luar biasa. Langsung muntah2 hebat di dalam kamar mandi. Badan rasanya langsung lemes. Mau bersihin sisa2 muntahan aja udah gak sanggup. Mata udah mulai berkunang2. Pandangan rasanya muter2 dan agak gelap. Sempet ngeliat di kaca kamar mandi klo mukaku jadi pucet banget. Agak kekuningan.<br />
<br />
Wah, ini gak beres nih. Harus segera keluar dari kamar mandi. Klo pingsan di kamar mandi dan gak ketahuan sama orang2 kan bisa bahaya.<br />
<br />
Dengan menggunakan sisa2 tenaga dan penglihatan yang ada, aku berusaha nyari pintu kamar mandi, buka kuncinya, jalan pelan2 sambil ngeraba-raba tembok untuk masuk ke ruangan kerja. Begitu masuk, aku langsung "menjatuhkan diri" di karpet ruangan. Telinga udah mulai berdenging. Gak bisa denger apa2. Mata udah berat banget untuk dibuka. Badan lemes selemes-lemesnya. Mungkin ini yang namanya pingsan :'|<br />
<br />
Pas udah mulai agak2 sadar, perut rasanya sakit luar biasa. Badan juga rasanya dingin banget. Mba Oni ngompres perut pke botol yang diisi air hangat. Badan juga jadi terbatas banget geraknya. Karena klo gerak sedikit perutnya jadi bertambah2 sakitnya.<br />
<br />
Badan jadi lemes lagi, mata juga langsung ketutup karena rasanya berat. Kayaknya aku pingsan lagi. Tapi anehnya, aku ngerasa sadar. Aku bisa ngeliat kondisi di kantor kaya apa. Aku bisa ngeliat waktu suamiku buka pintu ruangan dan langsung menghampiri aku yang pingsan di kantor. Habis itu aku gak inget apa2 lagi. Mataku terbuka perlahan setelah pipiku ditepuk pelan beberapa kali.<br />
<br />
Pas sadar, aku langsung mengerang2 kesakitan karena sakitnya emang luar biasa rasanya. Aku langsung dibopong sama suami dan Bapak ke klinik paman kami yang letaknya gak terlalu jauh dari kantor.<br />
<br />
Sesampainya di klinik, aku langsung ditensi. Tapi tensiku katanya udah susah dideteksi. Mata rasanya mulai berat lagi. Tangan udah bener2 gak bisa digerakin. Kaki juga. Bawaannya pengen tidur. Tapi pipiku terus ditepuk2 pelan, "Jangan tidur ya Mba Eka. Usahakan tetap sadar." Akhirnya dengan sekuat tenaga berusaha menjaga agar mata tetap terbuka meskipun gak terbuka sepenuhnya.<br />
<br />
Gak lama, perutku melilit makin hebat. Kembali merasakan mual yang luar biasa yang berakhir dengan muntah2 lagi sampe tenaga rasanya udah gak ada untuk sekedar muntah. Setelah muntah, badannya jadi tambah lemes lagi.<br />
<br />
Ketika paman kami datang, beliau langsung bilang ke suami agar aku dibawa ke UGD terdekat karena anemianya udah parah.<br />
<br />
Begitu sampai di UGD RS terdekat, aku langsung diperiksa tensinya. Tensiku udah di bawah 50/30 katanya. Langsung dikasih infus. Setelah habis satu infus, badan terasa "agak segar". Alhamdulillaah.. Tapi sakit perutnya makin menjadi. Yang tadinya cuma bagian kiri yang sakit, sekarang jadi melebar sakitnya ke seluruh wilayah perut. Setiap bagian perut yang disentuh sama dokter rasanya sakit semua. Dokter awalnya sempet menduga klo ini sakit usus buntu. Tapi aku udah pernah operasi usus buntu, jadi dokter mulai menganalisa kemungkinan yang lain.<br />
<br />
"Lagi haidh gak Mba?"<br />
"Iya, Dok. Saya udah haidh agak lama. Udah hampir sebulan belum selesai-selesai juga."<br />
"Ada masalah kandungan gak sebelumnya?"<br />
"Terakhir periksa 2 minggu lalu, saya ada miom, Dok. Sekitar 1 cm."<br />
<br />
Dokternya manggut-manggut sebentar. Infus pun diganti dengan yang baru karena yang sebelumnya sudah habis (jeda waktunya gak lama lho padahal).<br />
<br />
Setelah masuk di bagian obervasi selama sekitar 1 jam, belum ada perkembangan juga katanya. Tensinya masih rendah. Hb-nya juga rendah banget (lupa nanya berapa Hb-nya waktu itu. Pas aku kontrol lagi ke RS, susternya langsung kenal aku, "Oh, ini Mba yang kemarin di UGD dan Hb-nya rendah banget itu ya?").<br />
<br />
Akhirnya dokter merekomendasikan aku untuk diperiksa oleh dokter spesialis kandungan.<br />
<br />
1 jam kemudian, aku langsung di bawa ke ruang klinik kandungan untuk di-USG. Pas di-USG, dokternya bilang, "Ini mah Ibu lagi hamil."<br />
<br />
"Hah?? Kok bisa, Dok? Saya selalu haidh, Dok setiap bulannya."<br />
"Iya, ini Ibu liat janinnya di sini. Tapi janin Ibu ada di luar kandungan, ini udah pendarahan di dalam. Janinnya udah pecah di saluran tuba falopi. Salurannya juga udah rusak. Harus segera diangkat."<br />
<br />
Innalillaahi.. makin shock lah aku begitu tau klo aku hamil. Sedih. Sedih luar biasa. Aku harus kehilangan anakku di detik aku tahu bahwa anakku sudah bertumbuh di sana..<br />
<br />
Dan kemungkinan janinku itu udah berusia hampir 4 bulan. Ya Allah, kamu ke mana aja, Eka? Masa kamu gak tau klo kamu lagi hamil?<br />
<br />
Di tengah2 perasaan kalut itu, aku juga dengar percakapan dokter sama suami.<br />
<br />
"Ini Ibunya harus segera dioperasi untuk mengangkat janinnya dan ini bakal butuh persediaan darah yang banyak. Klo terlambat ditangani, takutnya besok Mas gak bisa ngeliat Ibunya senyum lagi."<br />
<br />
Masya Allaah.. Rasanya jadi pengen nangis saat itu. Ya Allah.. Aku masih belum siap. Bekalku untuk menemui-Mu masih belum maksimal.. Beri kemudahan, Ya Allah..<br />
<br />
Malam itu juga suamiku langsung mencari darah ke PMI Depok. Beberapa hari sebelumnya, suamiku pernah bilang ke aku, "Eka yang sehat2 ya.. Mas takut banget klo misalnya Mas harus nyari darah AB untuk Eka dan persediaannya terbatas."<br />
<br />
Alhamdulillah, persediaan darah AB di PMI Depok masih ada dan mencukupi untuk kebutuhan transfusi pasca operasi, 4 kantong. Aku gak bisa ngebayangin gimana paniknya suamiku waktu itu. Maafin Eka ya :'(<br />
<br />
Keluar dari klinik kandungan, langsung masuk UGD lagi untuk persiapan operasi. Di sana udah dipasang kabel macem2 untuk ditempel di badan. Ibu selalu ngelarang aku untuk ngeliat layar monitornya. Dan beberapa hari ini aku baru tau klo ternyata Ibu ngelarang aku ngeliat layar monitor karena gak tega. Tensinya kata Ibu udah parah banget rendahnya.<br />
<br />
Masuk ruang operasi, trauma operasi usus buntu yang jeda waktunya belum juga sampai satu tahun bikin aku gelisah dan gak bisa diam. Sampai butuh 4 orang dokter dan perawat buat megangin aku sebelum disuntik bius. Maafin ya, Dok, Suster, saya banyak membuat kegaduhan dan kerepotan bahkan di atas meja operasi, saya masih trauma banget sama suasana ruang operasi T.T<br />
*suamiku waktu kuceritain suasana di dalam ruang operasi cuma bisa geleng2 kepala :')<br />
<br />
Alhamdulillah operasi berjalan lancar walaupun kata dokternya aku sempet shock pas operasi karena pendarahannya sampai 2 liter :')<br />
<br />
Hikmah dan pesan untuk ibu2 muda yang lainnya:<br />
<br />
1. Segera lakukan tes kehamilan ketika haidhnya terlambat, walaupun cuma terlambat beberapa hari. Ini untuk mengetahui sejak dini, apakah kamu hamil atau gak. Karena terbukti aku ternyata hamil padahal siklus haidhnya tetap lancar seperti biasa. Jadi klo ada masalah dalam kehamilan, bisa segera ditangani.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
* Tambahan:<br />
Belajar dari pengalaman tetangga yang belum lama ini mengalami kejadian yang sama. Diagnosa awalnya keguguran biasa, jadinya beliau dikuret sama dokter. Tetapi setelah beberapa hari kondisinya gak membaik juga. Akhirnya dibawa ke RS lain. Di RS lain ini baru lah ketahuan klo ternyata tetanggaku mengalami KET. Janin-nya baru beberapa minggu katanya.<br />
Duh, gimana itu rasanya harus operasi KET setelah jeda beberapa hari saja dikuret? T.T<br />
Sebaiknya, selagi kita periksa ke dokter kandungan, minta di-USG sampai ke bagian samping kiri-kanan rahim (tuba falopi, misalnya). Ini untuk melakukan pengecekan apakah ada janin yang berkembang di sana atau gak. Soalnya klo USG cuma di wilayah kantung rahim (?), KET gak bisa dideteksi. Wallahua'lam.</blockquote>
<br />
2. Rutin2 lah periksa ke dokter spesialis kandungan. Aku pun sebenarnya 2 minggu sebelum kejadian ini udah periksa ke dokter kandungan, bahkan udah di-USG dan pemeriksaan model <i>pap smear</i>. Waktu itu kondisinya aku keluar darah lagi, padahal baru jeda satu minggu dari siklus bulanan sebelumnya. Tapi <i>qadarullah</i>, saat itu dokternya gak bisa mendeteksi klo aku lagi hamil. Dibilangnya ini cuma pendarahan biasa yang mungkin terpicu stres.<br />
<br />
Oh iya, yang jadi penyebab kematian dari ibu yang mengalami KET adalah pendarahan yang terlambat ditangani. Karena biasanya KET ini susah dideteksi, dan sering dianggap sakit perut biasa, usus buntu, tyfus, atau penyakit2 perut lainnya. Semakin lama penanganan, semakin hebat pula pendarahan dalam yang dialami si ibu yang tidak diketahui tenaga medis, dan ini bisa berakibat kematian.<br />
<br />
3. Aku emang tipe yang cengeng, gak kuat nahan sakit. Seharian aku nangis pasca operasi karena sakitnya luar biasa. Dan kata dokter, ini emang lebih sakit daripada operasi caesar untuk lahiran. Klo kata orang2, mungkin ini rasa sakit melahirkan yang sesungguhnya, ditambah lagi karena emang gak ada motivasi lain, seperti "kehadiran seorang anak". Jadi kemarin itu yang aku rasain emang bener2 "cuma" sakitnya aja karena memang "motivasi anak" itu gak ada. Duh, jadi sedih lagi deh klo inget ini :'(<br />
<br />
Oleh karena alasan ini juga, sesungguhnya seorang ibu yang kehilangan anaknya (karena keguguran misalnya) perlu pendampingan yang maksimal dari suami dan keluarga terdekatnya. Kami butuh motivasi untuk mengatasi perasaan "bersalah karena gak bisa menjaga anak dengan baik". Mungkin ini syndrom yang bisa dialami oleh setiap ibu yang baru keguguran.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Jangan sekali2 ngasih komentar yang bernada menyalahkan yaa..</blockquote>
<br />
Alhamdulillah suami dan keluarga selalu kasih support penuh.<br />
<br />
4. Klo udah ngerasa mau pingsan di kamar mandi, usahakan segera keluar dari sana. Segera menuju tempat yang ada orangnya untuk membantu kamu klo misalnya kamu beneran pingsan.<br />
<br />
5. Jangan kunci handphone, atau pastikan ada orang yang tau cara membuka handphone kamu di lingkungan kamu biasa beraktivitas. Alhamdulillah kemarin pas pingsan di kantor, Vira (teman kantor) cepat menghubungi suamiku. Duh, gak kebayang klo misalnya HP kekunci dan gak ada yang tau nomor orang terdekat ketika ada keadaan darurat. Bisa berakibat fatal kan? Dalam kasusku kemarin misalnya. Bisa berakibat kematian klo telat ditangani. Na'udzubillaah.. :'(<br />
<br />
Semoga nanti bisa ketemu kamu ya, Nak di jannah-Nya Allah. Dan semoga kehamilan yang berikutnya bisa sehat dan lancar semuanya. Aamiin :')<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Catatan tambahan:<br />
Alhamdulillah, pasca kejadian KET ini, Allah telah menganugerahkan 2 orang anak walaupun kondisi saluran tuba saya tinggal satu. Melahirkan pun bisa secara pervaginam (normal) untuk keduanya. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Tetap semangat dan berbaik sangka sama Allah ya Ibu-Ibu :)</blockquote>
<br />Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com219tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-43207985746302795602016-04-17T22:12:00.001+07:002016-05-16T16:32:53.131+07:004 Bulan<div dir="ltr">
Bismillaahirrahmaanirrahiim...</div>
<div dir="ltr">
Di postingan sebelumnya kan aku sempet 'rada' ngeluh ya karena memang menikah itu bikin "capek" mengingat tugas kerumahtanggaan yang bertambah. Kayaknya aku harus banyak2 istighfar nih. Astaghfirullaah.. Ampuni Eka ya Allah T.T<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Yup, di 4 bulan ini Allah nunjukin ke aku klo menikah itu banyak juga hal positifnya :')<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
1. Tak seromantis drama Korea<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Iya, emang gak bisa dibandingin sama romantisnya drama Korea karena aslinya jauuuuuhhh lebih romantis. Hehe..<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Gimana gak romantis coba. Klo lagi lembur, sekarang ada yang nemenin. Yah, minimal jadi gak terlalu horor klo lagi ngelembur kerjaan kantor sampe pagi.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Klo lagi capek, beliau dengan senang hati bantu nyetrikain baju, nyuci piring, dan beres2. Dan kejadian luar biasa di bulan April ini semakin membuka mataku klo beliau itu gak segan untuk melakukan pekerjaan yang gak semua laki2 mau ngerjain. Udahlah ini adalah definisi romantis super tinggi versi Eka untuk seorang laki2.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Seganteng2nya Kim Soo Hyun, Lee Min Ho, Song Joongki, sama Ji Chang Wook. Se-so sweet-so sweetnya Park Yoo Chun sama Park Hae Jin. Teteplah Mas Suami yang nomor satu paling romantis dan mempesona di hati #eeaaa <br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
2. Bikin tambah semangat ibadah dan kerja<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Di postingan sebelumnya udah dijelasin lah kenapa nikah itu bisa bikin tambah semangat ibadah. Monggo klo berkenan dibaca juga postingan yang judulnya "Satu Bulan".<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kembali ke topik "Bikin Tambah Semangat Kerja". Beliau itu yang selalu ngingetin aku untuk disiplin kerja, ngingetin juga klo ada target kerja yang belum tercapai, plus nyemangatin klo mood kerjanya lagi jelek.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Salah satu kebiasaanku sebagai seorang perempuan yang cerewet adalah bercerita tentang apa aja terjadi selama sehari secara detail. Mulai dari interaksi dengan orang2 sekitar, sampe break down kerjaan kantor yang harus diselesein (walau mungkin beliau juga gak terlalu ngerti sama istilah2 IT yang aku pake. Hehe..). Jadinya beliau paham lah aku ngapain aja di luar sana.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
3. Mertua yang baik hati<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Nah ini nih poin yang bikin rasa syukurku berkali-kali lipat sama Allah. Segala puji hanya untuk-Mu, ya Allah. Terima kasiiiihh banget ya Allah, aku punya mertua sebaik Ibu sama Bapak.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Aku ini kan tergolong anak yang makannya "terbatas", untuk daging cuma doyan daging ayam. Ibu sampe ikut mikirin gimana caranya aku bisa doyan daging sapi. Salah satunya dengan bikinin rolade yang diolah sedemikian rupa sehingga rasanya mirip daging ayam :')<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bapak juga baiiikk banget mau nganterin aku ke stasiun klo misalnya Mas Suami lagi gak bisa nganter.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dan lagi2 kejadian luar biasa di bulan April ini menunjukkan betapa baik dan sabarnya beliau berdua. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu dan Bapak yaa. Aamiin.. :')<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
4. Jadi makin semangat berbuat kebaikan<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sekarang aku jadi makin rajin dateng ke majelis ilmu walau jaraknya lumayan jauh karena Mas Suami ini rajin juga nganterin aku ke lokasi. Hehe.. Dulu mah klo gak ada temennya kadang jadi suka males dateng. Sekarang malah sering disemangatin untuk rajin dateng sama beliau. Kan konkret tuh, gak cuma nyemangatin lewat kata2 tapi juga beneran nganterin ke lokasi majelis ilmu. Hehe..<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Klo kata Mas Suami:<br />
"Eka harus banyak2 bersyukur ya. Banyak-banyak berdoa juga untuk teman2nya yang belum menikah agar mereka ditemukan dengan jodoh terbaik mereka."</div>
<div dir="ltr">
Semangaaaaattt</div>
Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-22649546912702619812016-01-25T10:02:00.000+07:002016-01-25T10:02:57.575+07:00Satu BulanBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
24 Desember 2015. Ketika peranku selama di dunia ini bertambah satu: Istri.<br />
<br />
Wah, gak berasa ya udah satu bulan aja. Rasanya baru kemarin aku deg2an nunggu di dalem rumah. Menunggu Iqbal dan si Kakak membacakan ijab qabul di lokasi akad nikah.<br />
<br />
Rasanya baru kemaren juga aku ketawa2 sendiri pas disuruh nyebut "Suamiku" ke si Kakak sama bapak penghulu #istrinyaparahbanget XD<br />
<br />
Satu bulan. Klo di organisasi kan biasanya ada evaluasi bulanan gitu ya. Bolehlah kita contoh. Mm..<br />
<br />
1. Ta'aruf<br />
Wah ini klo diinget2 selalu bikin ketawa2 sendiri. Gimana awkwardnya kami berdua pas acara resepsi udah selesai. Bingung mau ngobrol apa :)))<br />
<br />
Masih suka kebawa semangat "single". Mau ngapa-ngapain masih suka sendirian. Mau makan sendirian, mau nonton sendirian, mau jalan sendirian. Sampe2 Mbah Uti dan keluarga ngingetin, "Itu lho suaminya jangan ditinggal di belakang mulu. Barengan kenapa jalannya. Udah halal inih." Hahaha...<br />
<br />
Yah begitulah, sifat cueknya ini parah banget emang :p<br />
<br />
2. Adaptasi<br />
Sesungguhnya hal ini yang paling berat ketika memasuki kehidupan awal pernikahan. Harus bisa adaptasi dengan kehadiran orang baru yang kepadanya kita harus taat. Harus bisa adaptasi dengan keluarganya dan keluarga besarnya. Harus bisa adaptasi waktu, tenaga, pikiran, dan hal2 lainnya.<br />
<br />
Yang masih bikin aku kewalahan sampe sekarang adalah <b>adaptasi</b> <b>waktu</b>.<br />
<br />
Aku yang masih terbiasa dengan pembagian waktu ketika masih sendiri, rasanya suka pengen ngacak2 jilbab (?) klo udah bingung sama pembagian waktu. Aduh, ini cucian sama setrikaan kapan diselesein ya? Aduh, ini ruangan udah kayak kapal pecah kapan mau diberesinnya? Aduh, ini kapan nyapu sama ngepelnya?<br />
<br />
Di weekdays, aku udah keluar rumah dari habis Shubuh. Nyampe rumah juga udah malem. Weekend? Wah, ini mah jangan ditanya. Kadang agenda weekend ini jauh lebih padat ketimbang hari kerja :p Jangan bayangin klo agenda di akhir pekan ini adalah agenda jalan2 ya. Ini agendanya kebanyakan rapat dan ngurus acara organisasi :')<br />
<br />
Mungkin di sini ujiannya. Mungkin ini ladang pahalanya. Jadi ngerti kenapa menikah itu dibilang "menggenapkan setengah agama". Ya karena memang apa2 yang harus ditaati dan dikerjakan dengan ikhlas itu memang banyak dan berat. :')<br />
<br />
3. Ibadah<br />
Nah ini nih. Kayaknya aku yang ngerasain lebih banyak peningkatan ibadah setelah menikah. Tilawahnya jadi lebih rutin setiap habis sholat fardhu, tiap sebelum tidur selalu ada yang ngingetin untuk ambil wudhu dan sholat witir dulu, dll.<br />
<br />
Jadi ketauan kan betapa si Kakak sabar banget punya istri kayak aku. Hehe..<br />
<br />
Selamat satu bulan! Semoga kita selalu bersama hingga ke syurga-Nya. Aamiin..<br />
<br />
Depok, 25 Januari 2016Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-12898942966732364292015-12-24T10:10:00.000+07:002016-01-25T10:12:51.327+07:00Andromeda; I Found Him<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGf9k-xNVh_NeybwJNXHYxPcEFPNYClLW1SfpcUUQ0jWE3yMB5ya7Oz1rXGDm6Zm4sz6onz6fKJbvd8SyPpi2uimAgB9LKtEyxPTFTDGt5cSqCjbxXy5Ah1WDcHRw18kSM0titIxoNsI/s1600/Andromeda-Galaxy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGf9k-xNVh_NeybwJNXHYxPcEFPNYClLW1SfpcUUQ0jWE3yMB5ya7Oz1rXGDm6Zm4sz6onz6fKJbvd8SyPpi2uimAgB9LKtEyxPTFTDGt5cSqCjbxXy5Ah1WDcHRw18kSM0titIxoNsI/s320/Andromeda-Galaxy.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Bismillaahirrahamaanirrahiim..<br />
<br />
Alhamdulillaah, Andromeda-nya udah ketemu. Hehe..<br />
<br />
Tapi nama blognya gak usah diganti ya. Biarin aja pke nama "Searching for Andromeda". Udah keren soalnya :pZanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-42149978904227379482015-12-18T16:52:00.000+07:002015-12-18T16:52:46.117+07:00Untuk Aku 5 Tahun LaluBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
Untuk aku 5 tahun yang lalu,<br />
Terima kasih ya untuk kerja kerasnya. Terima kasih juga udah mau bertahan di tengah semua kejadian, terutama kejadian di akhir kepengurusan. Hehe..<br />
<br />
Klo kamu gak bertahan, mungkin sekarang aku udah entah ke mana keluyurannya. Udah gak jelas juga masuk lingkaran yang mana.<br />
<br />
Mungkin kamu gak ngebayangin aku bakal bisa "seheboh" ini sekarang. Tapi gak papa. Yang penting aku gak mendam beban sendirian lagi kayak dulu. Udah tau gimana caranya menghibur diri yang lagi butuh hiburan (?)<br />
<br />
Klo diinget-inget lagi, dulu kamu militan juga ya. Hahaha..<br />
<br />
Sekali lagi, terima kasih.. Terima kasih udah jadi titik tolak aku yang sekarang.<br />
<br />
-Dari aku di tahun 2015-Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-48613766190791726442015-11-03T16:36:00.002+07:002016-01-25T10:05:12.029+07:00November 2015<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwm0zc_z_Giix1nyeh17v0WtL9bWTW5KAuB-zE5XQ6o118aieD9yTH4hmS4HolfvSY1ugjZUgeO2a0zF5AOFxFTjmp1j3HTkrucu01OLo4Z3cEbR1dENgTboj-8m9Zndp9lxfxk_Sm14k/s1600/November-Images-Wallpaper.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwm0zc_z_Giix1nyeh17v0WtL9bWTW5KAuB-zE5XQ6o118aieD9yTH4hmS4HolfvSY1ugjZUgeO2a0zF5AOFxFTjmp1j3HTkrucu01OLo4Z3cEbR1dENgTboj-8m9Zndp9lxfxk_Sm14k/s320/November-Images-Wallpaper.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://novembercalendars2015.com/</td></tr>
</tbody></table>
<span id="goog_1477469898"></span><span id="goog_1477469899"></span><br />
Bismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
25 tahun. Seperempat abad.<br />
<br />
Terima kasih Allah, atas segala pembelajaran yang diberikan selama usia 24 kemarin.<br />
<br />
Banyak hal terjadi dalam jangka waktu 365 hari yang lalu. Peralihan Educator ke Alfath yang sangat dinamis. Sakit yang membuatku berani untuk dioperasi. Dan kedatangan seorang yang baru, yang insya Allah akan menambah satu hari istimewa di bulan November tahun-tahun berikutnya :)<br />
<br />
Terima kasih Allah.<br />
Cinta-Mu tak pernah putus kurasakan.<br />
Jaga kami agar selalu berada dalam bimbingan-Mu.<br />
Bimbing kami untuk meraih ridha-Mu.<br />
<br />
Depok, 3 November 2015<br />
<br />
<br />Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4454767313468145514.post-64958416576225674192015-10-06T10:23:00.002+07:002015-10-06T10:31:24.780+07:00Teman KhayalanBismillaahirrahmaanirrahiim...<br />
<br />
<br />
Buat kalian yang pernah nonton drama It's Okay That's Love pasti tau dong tokoh yang namanya Jang Jae Yeol? Pasti kenal juga sama tokoh yang namanya Han Kang Woo kan?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4q_gBK7RZ2tbh0wTs13_q-zA_lVDZHCp8PmcHJZ6f1XpfEkn1z0RaIFws51BsGOiPsVX3iYHsMQDQE-9dusVIrdiJPJNZAPXUz8JbKujSKuA0FdYcTf1qvedz0YveCyjq4rofOzNCJMw/s1600/11349300_383235251867027_340970238_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4q_gBK7RZ2tbh0wTs13_q-zA_lVDZHCp8PmcHJZ6f1XpfEkn1z0RaIFws51BsGOiPsVX3iYHsMQDQE-9dusVIrdiJPJNZAPXUz8JbKujSKuA0FdYcTf1qvedz0YveCyjq4rofOzNCJMw/s200/11349300_383235251867027_340970238_n.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Han Kang Woo yang ada di tengah</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Yang bakal diangkat di postingan kali ini adalah tokoh yang namanya Han Kang Woo. Bukan karena yang berperan jadi Kang Woo itu si Dyo aku jadi nulis postingan ini. Bukan juga karena dia ada di dalam daftar adik kesayangan. Bukan.. Beneran deh..<br />
<br />
Han Kang Woo ini adalah teman sekaligus orang yang disayang banget sama Jae Yeol. Anaknya baik dan punya aura yang bikin kita pengen banget ngelindungin dia. Pas banget lah klo dijadiin adik angkat. Semuanya sempurna. Kecuali satu hal. Dia itu gak nyata. Dia itu gak pernah ada.<br />
<br />
Lah, terus dia apa dong? Hantu? Bukan. Dia bukan hantu. Dia itu hanya teman khayalan Jae Yeol yang menderita skizofrenia.<br />
<br />
Aku gak ngerti apa hubungannya Kang Woo yang hanya berada di dunia khayal Jae Yeol dengan tokoh khayalan buatan orang-orang waktu di Educator. Tapi dari sini aku bisa ngambil beberapa hikmah.<br />
<br />
Tersebutlah suatu nama yang entah gimana ceritanya jadi sering disebut orang-orang sekantor. Klo ada apa2 yang disebut nama dia. Klo lagi mau ceng2in orang, nama dia juga selalu disebut. Aku gak mau nyebut namanya di sini :'|<br />
<br />
Hari-hari berlalu dengan santainya seiring dengan nama dia yang makin sering disebut di kantor. Hingga suatu hari ketika kami pergi menjenguk salah satu rekan yang habis melahirkan, tiba2 muncul lagi topik tentang nama ini. Dan salah seorang di antara kami yang biasanya diam, akhirnya angkat bicara.<br />
<br />
"Kak, plis jangan sebut2 nama itu lagi. Aku serem."<br />
<br />
Yang lainnya pun saling berpandangan bingung, "Lho, emangnya kenapa?"<br />
<br />
"Dia jadi seneng karena seolah dia punya nama."<br />
<br />
Jeger! Langsung merinding lah ini rasanya setelah dia ngomong begitu. "Jadi, dia beneran ada di kantor??" kata kami semua kaget.<br />
<br />
"Iyaa.."<br />
<br />
Hiiii.. Aku langsung tutup kuping gak mau ngedengerin penjelasan dia lebih lanjut. Serem T.T<br />
<br />
Setelah temenku ngomong begitu, temen2 kantorku jadi sering denger suara yang aneh2 di kantor. Aku yang emang belum pernah ngalamin kejadian yang aneh2, masih ngerasa biasa2 aja.<br />
<br />
Di suatu siang, tiba2 Inggit, Andan, dan Tyas sama2 teriak, "Allahu Akbar!" Awalnya aku ngira itu mereka lagi fangirling-an bareng2. Ternyata itu gak ada hubungannya sama fangirling-an sodara2..<br />
<br />
Mereka gak ada yang mau cerita karena takut sendiri. Akhirnya aku nyoba nanya ke Andan. Terus dengan suara pelan Andan cerita klo tadi mereka denger ada suara barang yang jatuh dari lantai atas. Posisi duduk mereka emang deket banget sama tangga ke lantai atas.<br />
<br />
Baru juga aku komentar, "Untung aku udah gak duduk di situ lagi, Ndan.."<br />
<br />
"Gumprang!!"<br />
<br />
Langsung kedengeran suara gagang sapu ato pel-an yang dibanting. Gak mungkin itu suara sapu yang jatuh karena kena angin atau kesenggol tikus. Semua peralatan kebersihan itu disimpan dalam posisi 'tidur', jadinya gak mungkin jatuh.<br />
<br />
"Allahu Akbar!!!" gantian aku yang teriak2 kayak gitu sambil lari ke mejaku di belakang. Temen2ku langsung pada ngeliatin. "Kenapa, Ka??"<br />
<br />
"Aduh, plis. Pulang yuk sekarang.. Aku takut.." Itu beneran aku dalam kondisi takut yang merinding2 gimana gitu T.T<br />
<br />
Setelah aku ceritain, mereka pun langsung setuju untuk siap2 pulang. Kantor Educator isinya perempuan semua pula. Jadi pada takut. Hehe..<br />
<br />
Udah. Ceritanya sampe situ aja. Pesan moralnya, jangan sembarang ngasih nama untuk sesuatu yang sifatnya khayalan. Entah itu akan berakhir dengan sugesti horor yang makin kuat, atau memang makhluk2 itu jadi semakin tergoda untuk 'ngerjain'. Wallahua'lam.<br />
<br />
Sebenernya ngeposting beginian karena beberapa hari yang lalu pas aku pulang kantor, aku ngeliat ada perempuan berambut hitam pendek yang pke bedak putiiihhh banget. Udah gitu pke baju putih2 dan selendang putih. Macem orang mau cosplay. Harusnya mencolok banget buat orang2 yang lewat di jalan itu kan? Tapi anehnya Ibuku gak ngeliat sama sekali.<br />
<br />
Ditambah lagi si adek yang nakut2in, "Wayoloh Mba.. Katanya, orang yang abis operasi suka ngeliat yang gitu2 lho Mba.."<br />
<br />
Ini anak bikin nambah horor aja. Padahal dia sendiri juga penakut dan langsung minta ditemenin naik ke lantai atas -___-"<br />
<br />
Tapi kemarin aku ngeliat perempuan itu lagi. Kali ini dia gak pke bedak. Dan alhamdulillahnya Ibu juga ngeliat perempuan itu. Mungkin perempuan itu adalah orang yang lagi sakit. Gak papa. Berarti yang aku liat itu manusia kan? Alhamdulillaah..<br />
<br />
Cukup sekian dan terima kasih :'|Zanahttp://www.blogger.com/profile/08139061774381956142noreply@blogger.com0