21 Jun 2010

Senyum-seyum Sendiri :p

Diposting oleh Zana di Senin, Juni 21, 2010 0 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Judul yang aneh ya? Biarlah.. Aku emang lagi senyum-senyum sendiri sekarang. Hehe...
Terngiang-ngiang terus cerita tentang dua kakakku nan lucu itu semalam... Subhanallah dah... Yang satu polos banget dan yang satunya lagi tegas banget. Bener-bener berlawanan. Tapi, lucuuuuu... Hehe...

Cerita mereka lumayan bikin rileks di tengah jadwal yang mulai membuatku.... Yah.. Begitulah... :p
Udah lah ya... Maap, numpang geje di sini.. :p

19 Jun 2010

Jangan Lebay Pliiss..

Diposting oleh Zana di Sabtu, Juni 19, 2010 6 komentar
Jangan lebay pliiss..
Baru aja ditegur dikit langsung sakit hati
Padahal itu memang kesalahanmu sendiri dan mereka hanya menunaikan kewajiban untuk ngingetin kamu

Jangan lebay pliiss..
Baru aja gak ada temen barengan di agenda-agenda udah merasa 'sendiri'
Padahal kamu juga sering mangkir dan meninggalkan mereka sendiri

Jangan lebay pliiss..
Baru aja dicuekin sebentar lagaknya udah kayak orang paling kasihan sedunia yang gak dipeduliin sama semua orang
Padahal mereka emang lagi sibuk dengan amanah yang jauh lebih penting dan kamunya aja yang sok pengen dapet perhatian terus

Jangan lebay pliiss..
Ngerasa gak sreg dengan sesuatu langsung kepikiran buat mundur
Sadar diri dong! Ladang amal di sini tuh gede dan akan ada orang lain yang akan menggarapnya klo kamu gak ada
Jangan ngerasa dibutuhin deh..
Sebenernya kamu yang butuh kan??

Jangan lebay pliiss..
Kena masalah dikit langsung ngeluh dan nangis-nangis
Lihat tuh saudara-saudarimu yang lain yang masalahnya jauh lebih banyak dan rumit tapi mereka tetep bisa tersenyum dan menunjukkan performa yang luar biasa

Jangan lebay pliiss..
Gak dikasih ucapan dan hadiah milad aja marah
Padahal apa kamu hafal semua tanggal lahir saudara-saudarimu itu??

Jangan lebay pliiss..
Baru aja pilek dan batuk-batuk dikit udah males buat memenuhi amanah
Coba lihat saudara-saudarimu yang dengan semangat memenuhi amanah walau dengan balutan perban di sana-sini karena baru aja terjatuh dari motornya

Jangan lebay pliiss..
Duit tinggal 10ribu di dompet aja udah bikin kamu males dateng ke tempat yang jauh sedikit dengan alasan gak punya ongkos
Tuh lihat Ukhti A bela-belain pinjem duit sama temennya buat berangkat ke tempat itu

Jangan lebay pliiss..
Klo emang masih sanggup bertahan, ya bertahanlah!
Gak ada yang bilang klo apa yang kamu pilih ini akan membawa kesenangan dan kenyamanan

Jangan lebay pliiss..
Kamu itu gak pernah sendirian
Ada Allah yang senantiasa menemani

Jangan lebay pliiss..
Kedekatan hati itu gak bisa diraih semudah membalikkan telapak tangan
Mintalah kepada Sang Pemilik Hati untuk menyatukan hati-hati itu

Jangan lebay pliiss..
Mereka gak perlu tau seberat apa beban yang kamu emban
Cukup kasih senyuman dan semangat untuk mereka
Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi untuk sedikit amal yang kamu perbuat itu

Jangan lebay pliiss..
Cukup jadi dirimu sendiri
Dan dengan segala keterbatasanmu, jadilah pejuang yang tangguh!
Semoga dengan itu Allah meridhaimu..

Depok, 11 Juni 2010
*Sebuah nasihat untuk diri sendiri*

7 Jun 2010

Menuju Liburan yang Bermanfaat

Diposting oleh Zana di Senin, Juni 07, 2010 6 komentar
Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Liburan semester genap telah tiba... Mari kita susun rencana untuk 3 bulan yang lebih bermanfaat ^^
1. Melaksanakan hak badan yang selama semester kemarin mungkin telah terzhalimi...
Hampir "roboh" saat Munasharah Palestina Salam UI kemarin jadi pertanda yang kurang baik. Padahal waktu itu udah sarapan dengan porsi penuh tapi entah kenapa di bis nyaris "roboh"... Padahal (lagi) bisnya baru nyampe Gerbatama. Walhasil di Bundaran HI cuma bisa duduk... T_T Tapi, namanya juga Eka, tetep aja jadi border pas long march ke Istana walau cuma sebentar. But thanksfully for my beloved sister, ummahatnya akhwat Syaja'ah yang terus menjagaku dari awal hingga akhir aksi... ^^
Dimulai dengan bekam. Diagonosa bekam pun kurang mengenakkan. Lemah di sini lah.. Lemah di sana lah.. Bismillah.. Eka kuat kan ya? Insya Allah...^^
Makan makanan yang bergizi... Gak telat makan, banyak-banyakin olahraga (ini nih yang susah...), membantu program menguruskan badannya si Nia yang mulai menggemuk :p
Dan yang terpenting, perbanyak minum air putih!

2. Beres2 rumah...
Beresin kamar yang udah kayak kapak pecah ba'da UAS. Ngeberesin sekalian ngedata buku2 yang ada di rumah yang sudah sekian bulan dikacaukan sama Nia hingga banyak buku yang belum diketahui keberadaannya. Bantu2 Ibu di rumah.. Oiya, sekalian membuat dokumentasi lengkap tiap sudut rumah, jangan sampai ada satu pun yang terlewat. Kan sebentar lagi bakal pindah rumah... Kenangan tentang rumah ini harus diabadikan.. ^^

3. Bayar hutang membaca buku
Ada lebih dari 5 buku yang menanti untuk dibaca. Buku2 Shirah yang belum tersentuh sejak kubeli di Islamic Book Fair bulan Maret lalu, buku Manhaj Haraki jilid 1 dan 2 kado milad dari Kak Merry yang juga belum tuntas dibaca (afwan ya, Kak.. Padahal udah jauh2 ngirim dari Malang...). Dan tentunya buku2 asupan lainnya yang sangat penting untuk dibaca di bulan ini. Bismillah... Mari kita membaca!

4. Susun lagi kepingan2 semangat untuk mendekatkan diri kepada Al-Qur'an!
Liburan, tahsin tetep kudu jalan.. Hafalan juga kudu nambah nih.. Ingat2, sebentar lagi tamu agung itu akan datang! Ramadhan, semoga Allah mempertemukan kita ya.. Aamiin!


5. Bersama MINO, kita selesaikan misi kita.. Semangat teman2

6. Mari kita rapatkan kembali barisan...
Tingkatkan pemahaman dan kompetensi diri sebagai bekal kerja ke depan.. ^^

7. Rihlah...
Syaja'ah, mari kita rihlah! Tak sabar menanti berkumpul dengan kalian semua... Miss u all so much...

Mari kita awali dengan membaca basmalah... Bismillaahirrahmaanirrahiim... Luruskan niat! Hamasah! ^^

Haruskah Kesalahan Ramadhan Lalu Terulang Lagi?

Diposting oleh Zana di Senin, Juni 07, 2010 0 komentar
Sebentar lagi karunia besar akan Allah datangkan lagi. Karunia yang dirindu bukan saja oleh manusia-manusia yang beriman, tetapi juga semua makhluk Allah yang ada di langit, di darat, dan di laut. Tentu karena keutamaan dan keistimewaannya yang luar biasa. Karunia itu adalah Ramadhan.

Sayangnya, setiap tahun Ramadhan datang menyapa kita, tapi kita selalu saja melakukan kesalahan. Ia, kesalahan menyia-nyiakan Ramadhan hingga ia berlalu, dan kita keluar darinya sebagai orang yang merugi, melenggang dengan tangan hampa. Padahal Ramadhan menghendaki kita keluar sebagai pemenang dan menjadi manusia yang bersih dari dosa-dosa, seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.

Kesalahan Pemikiran Bahwa Ramadhan Tidak Istimewa

Anggapan kita bahwa Ramadhan sama saja dengan bulan-bulan yang lain. Biasa-biasa saja. Tidak ada hal yang istimewa untuk dilakukan, adalah kesalahan pertama yang menyebabkan kita tidak memetik dan menuai keberkahan Ramadhan.

Bagaimana bisa kita tidak juga menahan diri dari berlebih untuk memakan makanan di kala berbuka puasa di bulan Ramadhan, padahal telah dipesankan, “Janganlah membanyakkan makan waktu berbuka puasa, sekalipun dari makanan yang halal, sehingga terlampau kenyang, karena tidak ada wadah yang paling dibenci Allah SWT daripada perut yang penuh dari makanan yang halal.”

Cobalah kita renungkan, bagaimanakah kita dapat menentang syaitan, musuh Allah dan musuh kita, dan melawan syahwat bila apa yang kita lakukan saat berbuka puasa adalah mengisi perut kosong dengan berbagai makanan, semata hanya karena dorongan “naluriah”, karena ia tidak diisi di waktu siang. Padahal kita pun tahu, berpuasa itu untuk menahan selera dan mengekang nafsu, agar diri kita menjadi kuat untuk taat dan bertakwa kepada Allah. Hakikat puasa dan rahasianya untuk melemahkan kemauan dan keinginan duniawi, lagi-lagi tidak dapat kita raih.

Kesalahan Karena Kita Gagal Menancapkan Kesabaran


Rasulullah Saw. menyebut Ramadhan sebagai bulan kesabaran. Beliau bersabda, “Puasa itu setengah sabar.” (HR. Tirmidzi)
Di bulan Ramadhan ini kesabaran kita memang benar-benar diuji. Kita diuji untuk meninggalkan makanan dan minuman yang telah kita dapatkan dengan usaha kita sendiri. Kita diuji untuk memanfaatkan lebih banyak waktu untuk beribadah.

Menghadapi ujian seperti itu tentu membutuhkan kesabaran yang berlipat ganda. Sebab, siapapun akan sulit bertahan menerima larangan untuk memperoleh haknya, kecuali orang yang dapat bersabar. Dan karena kesabaran itulah maka Allah SWT dalam sebuah hadits qudsi berfirman, “Puasa itu milik-Ku dan Akulah yang akan memberikan ganjarannya, karena orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwatnya, makan, dan minumnya karena mengharap (ridha)Ku.” (HR. Bukhari)

Masihkah rasa malu kita karena tidak berpuasa di hadapan manusia lebih besar dibandingkan rasa malu kita kepada Allah?

Kesalahan Tidak Mendekatnya Hati Kita dengan Ramadhan

Kadangkala kesalahan-kesalahan kita yang terus berulang itu bukan karena kita tidak menghormati Ramadhan. Bukan pula karena kita tidak mengenal keutamaan-keutamaannya. Sebab, kita pun ikut meramaikan shalat Tarawih, hadir di pengajian, dan ikut tadarusan. Akan tetapi kesalahan itu terulang karena hati kita tidak terlalu dekat dengan Ramadhan. Cintanya kepada Ramadhan begitu tipis, kerinduannya hanya sesaat.

Dampaknya, semangat kita hanya mampu bertahan di babak pertama, pada sepertiga awal. Selanjutnya kita pun turut berpartisipasi menjadikan masjid sepi, shaf-shaf shalat tarawih berkurang, karena sibuk dengan urusan lain; belanja pakaian baru, menyiapkan segala macam makanan dan segala kebutuhan hari lebaran. Hari yang merupakan simbol kemenangan orang-orang yang berpuasa, padahal kita adalah bagian dari orang-orang yang kalah.

Kesalahan Tidak Menghadirkan Makna-makna

Rasulullah Saw. bersabda, “Umatku diberi lima keutamaan di bulan Ramadhan yang tidak diberikan kepada satu umat pun sebelum mereka. Keutamaan-keutamaan itu adalah; aroma mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari daripada aroma kesturi; para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka; Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi surga-Nya lalu berfirman (kepada surga), “Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta merka menuju kepadamu.”; pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya; dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam.” Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, apakah malam itu Lailatul Qadar?” Beliau menjawab, “Tidak, tetapi orang yang beramal tentu diberi balasannya jika ia menyelesaikan amalnya.” (HR. Ahmad)

Capaian pahala dan ampunan dosa tergantung pada kemampuan kita menghadirkan makna-makna dan menjaga sesuatu yang harus kita jaga, seperti melaksanakan kewajiban dan meninggalkan segala yang haram. Jika itu tidak dapat kita lakukan, maka entah kapan kesalahan yang sama di bulan Ramadhan tidak terulang lagi.

Sabda Rasulullah Saw.,”Shalat lima waktu, Jumat sampai dengan Jumat berikutnya dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tersebut, selama dosa-dosa besar ditinggalkan.” (HR. Muslim)

Dikutip dari Tarbawi edisi 118 Th.7 Ramadhan 1426 H/13 Oktober 2005 M dengan sedikit penyesuaian
 

searching for Andromeda Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review