16 Jun 2009

Surat untuk Presiden

Diposting oleh Zana di Selasa, Juni 16, 2009
Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Bulan depan Pilpres… Tapi kok aku belum nemuin capres yang sesuai dengan kriteriaku ya… Udah berusaha nyari2 info tentang ketiga pasangan capres-cawapres lewat liputan2 di TV, bahkan sampe nonton debat. Yah, walaupun banyak gak ngertinya. Hehe… Maklum lah.. Emang kurang mudeng sama masalah politik ^^

Masalahnya sekarang adalah…. Siapa yang bakal kupilih di tanggal 8 Juli 2009 nanti ya??

Sebelum itu, aku mau men-share sama temen2 tentang surat yang ditulis oleh Abdurrahman Faiz untuk Ibu Megawati ketika beliau masih menjabat sebagai Presiden RI. Ketika menulis surat itu Faiz masih duduk di bangku kelas 2 SD. Berikut adalah isi suratnya….

Kepada Yang Terhormat

Presiden Republik Indonesia

Megawati

Di istana

Assalamu’alaikum.

Ibu Mega, apa kabar? Aku harap Ibu baik2 seperti aku saat ini. Ibu, di kelas badanku paling tinggi. Cita2ku juga tinggi. Aku mau jadi presiden. Tapi baik. Presiden yang pintar, bisa buat computer sendiri. Yang tegas sekali. Bisa bicara 10 bahasa. Presiden yang dicintai orang-orang. Kalau meninggal masuk surga.

Ibu sayang, Bunda pernah cerita tentang Umar sahabat Nabi Muhammad. Dia itu pemimpin. Umar suka jalan2 ke tempat yang banyak orang miskinnya. Tapi orang2 tidak tahu kalau itu Umar. Soalnya Umar menyamar. Umar juga tidak bawa pengawal. Umar jadi tahu kalau ada orang yang kesusahan di negerinya. Dia bisa cepat menolong.

Kalau jadi presiden aku juga mau seperti Umar. Tapi masih lama sekali. Harus sudah tua dan kalau dipilih orang. Jadi aku mengirim surat ini. Mau mengajak Ibu menyamar. Malam2 kita bisa pergi ke tempat yang banyak orang miskinnya. Pakai baju robek dan jelek. Muka dibuat kotor. Kita dengar kesusahan rakyat. Terus kita tolong.

Tapi Ibu jangan bawa pengawal. Jangan bilang2. Kita tidak usah pergi jauh2. Di dekat rumahku juga banyak anak jalanan. Mereka mengamen mengemis. Tidak ada bapak ibunya. Terus banyak orang jahat minta duit dari anak2 kecil. Kasihan.

Ibu Presiden, kalau mau, Ibu balas surat aku ya. Jangan ketahuan pengawal nanti Ibu tidak boleh pergi. Aku yang jaga supaya Ibu tidak diganggu orang. Ibu jangan takut. Presiden kan punya baju yang tidak mempan peluru. Ada kan seperti di film? Pakai saja. Ibu juga bisa kurus kalau jalan kaki terus. Tapi tidak apa. Sehat. Jadi Ibu bisa kenal orang2 miskin di Negara Indonesia. Bisa tahu sendiri tidak usah tunggu laporan karena sering ada korupsi.

Sudah dulu ya. Ibu jangan marah ya. Kalau tidak senang aku jangan dipenjara ya. Terimakasih.

Dari Abdurrahman Faiz

Aku menulis surat Faiz bukan untuk mengampanyekan salah satu capres lho ya… Hanya sebagai pengingat aja. Betapa sosok Umar memang begitu ideal untuk dijadikan contoh bagi para calon pemimpin negeri ini.

Jangan sepelekan masalah politik. Karena dari politik inilah kemudian lahir berbagai macam kebijakan ekonomi, social, dan segala aspek penting di negeri ini.

Mumpung belum terlambat, aku mau mempelajari lebih dalam lagi mengenai ketiga pasangan capres-cawapres itu. Karena aku gak mau asal pilih. Klo kata iklan di TV sih… “5 menit Anda menentukan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan.”

Allah, berikan petunjuk kepada bangsa ini untuk dapat memilih pemimpin yang Engkau ridhai agar bangsa ini senantiasa berada dalam limpahan rahmat dan lindungan-Mu. Aamiin…

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya justru kagum dengan pola pikir Faiz. Meskipun masih abstrak (karena teknisnya ga begitu nyambung sama urusan kepresidenan :P ), anak sekecil itu sudah punya visi yang besar. Semoga dia benar2 menjadi pemimpin yang adil di masa depan.

~Umar juga favorit saya lho... :D

Zana mengatakan...

@kak agung:
setuju! kata2 faiz itu "dalem" bgt menurut saya. coba kk baca puisi2nya yg lain deh. terharu...

Aamiin!!

agungfirmansyah mengatakan...

lihat puisinya dmn?

jay mengatakan...

wah saya cukup salut dengan Eka yang mau menyempatkan waktunya untuk meneliti siapa calon pemimpin terbaik untuk bangsa kita, karena kebanyakan orang saat ini lebih memilih kepada faktor2 selain kualitas seprti iklan, kepentingan golongan, kepentingan materil, dan hal dunia lainnya.

Surat dari Faiz itu bagus, btw Faiz itu siapa ya Eka?

Zana mengatakan...

@kak agung:
liat dari buku kumpulan puisinya "Untuk Bunda dan Dunia". adik saya punya bukunya. mau pinjam? ^^

@kak jay:
Faiz itu putranya novelis Helvy Tiana Rossa. kenal?

fitrirachmawati mengatakan...

wah,, fitri kan ngefans berat sama umar.. :)
pengen ada umar lagi di dunia ini
iya ka, sama.. fitri juga masih mencari ni..
sebenarnya dari segi kepribadian fitri masih lebih suka yang ini.. tapi dari segi visi misi sukanya yang itu..
ah bingung, istikhoroh dulu kali ya..

Anonim mengatakan...

@zana
pinjem donk..... :D

jay mengatakan...

@ zana: wah siapa lagi tuh Helvy, saya belum kenal,,sebentar saya cari tahu dulu,,
wah ternyata wanita luar biasa, orang dalam juga,,hmm,,anak dan ibu luar biasa

@Fitri: sudah dapat blum fitri keputusan milih siapa?

Zana mengatakan...

@kak fitri:
mau ngelanjutin diskusi bareng kak riri? hehe...
~mm.. emang harus istikharah nih..

@kak agung:
maaf kak, saya baru buka blog lagi. selasa besok (30 juni 09)kk ada di fasilkom gak? nanti saya bawain bukunya

@kak jay:
udah kenal kan? hehe...

Rifa Mulyawan mengatakan...

Ya ampun...
tertegun nih baca tulisannya Faiz..
sekarang si Faiz udah segede mana yah?
trus dia ngirim surat seperti apa yah ke Pak SBY?


-blogwalking, salam kenal!

Zana mengatakan...

@rifa:
hmm.. sekarang faiz kayaknya udah SMP. tapi gak tau kelas berapa.

salam kenal juga ^^

cicurug mengatakan...

setuju banget tuh
Alnect computer

 

searching for Andromeda Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review