Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Tiga bulan yang penuh hikmah. Anggaplah demikian. Karena di
tiga bulan itu Allah Menarbiyahku dari berbagai sisi.
Pertama, dari segi kesehatan. Ya Allah, semoga bener2 sembuh
total, gak pake acara kambuh. Baru kali ini aku ngerasain sakit yang sakitnya
jauuuuhhh lebih parah dari sakit gigi.
Aku yang selama ini paling gembar-gembor kalimat “Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi” akhirnya menyerah.. Karena ada sakit yang rasanya lebih annoying dari sakit gigi.
Sakitku yang satu itu bikin gak khusyuk puasa.. Bikin batal puasa satu hari juga karena aku gak sanggup nahan sakitnya dan harus segera minum obat pereda nyeri. Ya Allah… Semoga sakitku yang kemarin itu salah satu bentuk rahmat-Mu sebagai penggugur dosa. Aamiin..
Kedua, dari segi.. Ehem.. Gak usah disebut yaa.. Haha..
Mungkin gara-gara sakitku itu ternyata butuh dana yang lumayan besar. Ya Allah,
betapa nikmat sehat itu sangat mahal. Jadinya lebih sensitif (baca:
oversensitive alias lebay) sama kondisi sendiri dan komentar orang2. Mungkin
komentarnya gak negatif, cuma akunya aja yang lebay baca ekspresi orang yang
ngomong. Aku ngerasa mereka ngomongnya dengan intonasi yang sinis. Okay, ini
anggap aja emang aku yang lebay. Mereka maksudnya baik kok ^^
Ketiga, dari segi ukhuwah. Kenapa ukhuwah? Karena di sini
Allah ingetin aku klo aku punya banyak saudari yang sayang sama akuuu.. :3
Mereka sabar banget bacain whatsapp aku yang bejibun banyaknya klo udah mulai
curhat. Gak cuma kasih semangat dan pengertian, tapi mereka bener2 usaha
bantuin aku nyari solusinya. Jazakumullah khairan jaza’ ya Dita, Asri, Diah, Andan,
Diane, Lia, and Megan. I looooveee you all so much because of Allah :* Semoga
Allah memudahkan urusan kalian juga :*
Keempat, dari segi ruhiyah. Ini nih yang berat. Aku udah
kelamaan jatuhnya. Jadinya gini kan, mau jalan aja susah, harus terseok-seok
dulu buat ngejar ketertinggalan. Jangan anggap remeh futur ya.. ^^ Allah mau
ngingetin aku makna sabar dan syukur dengan lebih ekstra di tiga bulan ini.
Sabar dan syukur atas semua yang Allah kasih ke aku. Jadi lebih yakin sama
kasih sayang Allah. Selama ini Allah selalu Tahu apa yang aku butuhkan. Mungkin
kali ini Allah mau ngajarin aku untuk lebih mandiri dan ikhtiar maksimum.
Allah, aku jadi malu karena selama ini aku mungkin terlalu jauh dari-Mu. Tapi Alhamdulillah,
Engkau tak pernah pergi (dan jangan sampai pergi) dari sisiku.. Izinkan aku
untuk perlahan-lahan merangkak menuju-Mu hingga akhirnya aku bisa berlari dengan
kemampuan terbaikku untuk mendekati-Mu ^^
Ibu, ah Ibu memang manusia yang paling mengerti aku. Terima
kasih sudah setia menemani, menyemangati, dan mendoakanku. Di saat orang2
mempertanyakan keputusanku karena alasan yang menurut mereka gak masuk akal,
tapi Ibu tau apa alasanku yang hingga saat ini hanya bisa kuungkapkan dengan
kata “horor” (Sejauh ini hanya kata itu yang cocok karena aku bener2 gak nemu
padanan kata yang paling sesuai untuk menggambarkan perasaanku).
Ah Ibu.. I did, I do, and I will always love you.. :*
0 komentar:
Posting Komentar