Bismillaahirrahmaanirrahiim...
8 September 2012. Gak terasa udah 4 tahun sejak wisuda S1 (gladi resik sih lebih tepatnya). Dan sekarang masih S1 juga. Belum nambah jadi S2, S3, apalagi S kelapa muda (maap garing).
Klo melihat sekeliling, dalam jangka waktu 4 tahun ini rasanya aku belum ngapa-ngapain. Temen-temenku udah banyak yang selesai dengan gelar S2-nya. Banyak pula yang masih menimba ilmu, baik di dalam maupun luar negeri. Di sela-sela belajar, klo liat di sosmed sih banyak juga yang sambil keliling Benua Eropa, Asia, dan negara-negara di sekitar tempat mereka belajar.
Yang lain pun klo aku liat di sosmed (sumbernya dari sosmed mulu. Hahaha.. Yah, namanya klo udah muncul di timeline mah ya udah keliatan aja :p ), udah keliling banyak daerah di Indonesia. Baik dalam rangka bersenang-senang, maupun memang sedang mengabdi dan berkarya di sana.
Beda lagi dengan beberapa orang teman yang dalam rentang 4 tahun ini sudah memasuki fase pernikahan. Ada yang lagi hamil, ada yang sebentar lagi mau melahirkan, ada yang udah punya 1 anak, ada juga yang udah punya 2 anak. Beberapa ada yang menjadi wanita karir, beberapa ada yang menjadi ibu rumah tangga, dan bahkan beberapa juga udah ada yang mulai merintis usaha sendiri (baca: ibu rumah tangga yang tetap berpenghasilan di rumah).
Hmm.. Terus aku jadi apa? XD
Alhamdulillah, aku masih jadi Eka yang begini. Masih di sini. Masih S1. Masih tinggal dan bekerja di Depok. Dan emang gak mau untuk kerja di luar Depok :p
Alhamdulillah, aku udah melewati fase ditanya-tanya "Kerja di mana? Udah punya pacar belum? Udah ada calonnya? Kapan mau nikah?".
Tapi, yang namanya hidup itu memang banyak fasenya. Setelah lulus dari fase pertanyaan di atas, kini berganti dengan fase "Udah hamil belum?".
Pun, jika fase ini udah lewat, akan muncul fase-fase lainnya seperti yang sudah banyak beredar jadi meme di dunia maya.
Dulu, waktu belum nikah. Sesungguhnya pernah terbesit beberapa kali perasaan iri ketika melihat foto kawan-kawan yang sudah halal bersama pasangannya. Jadi agak sebel bahkan. Hehe.. Maafkan saya, tapi ini beneran terjadi :p
Apalagi klo ngeliat foto yang model "kepala-kepala atau pipi-pipi nempel". Emangnya klo udah nikah harus upload foto kayak gitu ya di sosmed?? Gak tau apa klo yang liat sosmed kalian itu masih single?? (baca dengan nada emosi. Hamba mohon ampun :" )
Hal ini pula yang membuatku bertekad untuk gak jadi orang yang kebablasan mengumbar foto di sosmed karena aku tahu gimana gak enaknya jadi orang yang melihat. Semoga bisa istiqamah, ya Allah..
Nyatanya, ketika sudah menikah, memang godaan untuk upload foto bersama suami itu tinggi juga. Pergi bareng, pengen upload foto. Makan bareng, pengen upload foto. Walau terkadang memang sesekali masih keceplosan upload hal-hal yang berkaitan dengan tempat dan makanan, tapi alhamdulillah sejauh ini masih bisa nahan godaan untuk gak upload foto berdua. Bahkan setelah dipikir-pikir, aku sama sekali gak upload foto nikahan XD
Semoga bisa jadi salah satu jalan untuk menjaga perasaan teman-teman yang merasa terganggu dengan hal-hal beginian ya. Aamiin..
Ok, fase "iri ngeliat foto orang nikah" udah lewat, alhamdulillah. Sekarang, aku lagi struggle untuk gak iri dengan orang yang upload foto hasil USG atau foto bayi-bayi lucu mereka T.T
Berat juga ya ternyata. Sering banget istighfar klo perasaan kayak gini udah muncul. Banyak-banyak baca shalawat juga klo liat foto-foto bayi (berdasarkan saran Ust. Yusuf Mansur yang katanya perbanyak shalawat klo melihat hal-hal yang kita inginkan).
Perasaan iri ini manusiawi kan ya? Banyak-banyak istighfar deh. Astaghfirullaah... T.T
Memang bener ya.. Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.. T.T
Untuk menentralisir hati klo perasaan iri ini lagi muncul, aku selalu merenung bahwa setiap manusia itu diuji di titik terlemahnya. Titik terlemah orang itu berbeda-beda. Ada yang lemah dalam harta, ada yang lemah dalam keluarga, dsb.
Dan apa yang orang lain dapatkan itu sesuai dengan apa yang mereka usahakan.
Jika saat ini seseorang berada di posisi yang sangat tinggi, itu karena sebelumnya dia sudah berjuang di posisi yang sangat rendah.
Seperti roda yang titik tertingginya akan semakin tinggi jika jari-jarinya semakin panjang. Di sisi lain, semakin panjang jari-jari roda, semakin rendah pula titik terbawah (?) yang harus dilewati. (Ini Eka ngomong apa sih? Maapin klo pembahasaan analoginya gak bagus :" )
Klo misalnya aku iri dengan kondisi mereka yang berhasil, seharusnya aku iri juga dengan kondisi mereka di saat mereka terpuruk.
Katakanlah misalnya aku iri dengan orang yang berpenghasilan 1M dan berharap memiliki penghasilan sebesar itu. Apa aku sanggup menanggung hutang 5M seperti yang orang itu alami sebelumnya? Hii.. Ngebayanginnya aja udah serem. Na'udzubillaah.. :"
Setiap manusia diuji sesuai kemampuannya. Aku harus banyak bersyukur dengan apa yang aku dapat saat ini. Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.
Selagi masih bisa memeluk erat iman Islam, masih memiliki keluarga yang saling menyayangi, masih terpenuhi kebutuhan rohani, jasadi, dan fikri, masih diberi kemampuan untuk bisa saling mengingatkan dalam kesabaran dan kebaikan, apalagi yang aku khawatirkan?
Rumputku juga hijau kok dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Begitu pula dengan rumput tetangga yang juga hijau dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim: 7)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman: 13)
***
Catatan tambahan :p
Postingan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan siapapun ya. Pun, ini semua bukan berasal dari kekesalan pribadi. Hehe..
Hanya mencoba merangkum dan mungkin mengingatkan diri sendiri untuk seperlunya "memajang foto" di sosmed. Soalnya sering denger curhatan tentang ini juga.
Postingan ini hanyalah rangkuman dari curhatan beberapa orang yang aku ceritakan kembali dengan sudut pandang "ke-aku-an" :)
Semoga Allah menjaga kita dari perbuatan yang dapat menyakiti saudara kita. Aamiin :)
1 komentar:
everyone simply has their own shoes
Posting Komentar