Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Nah, ini dia nih yang ditunggu-tunggu. Akhirnya lanjutan
film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP 1) tayang juga!
Lama rasanya tak terdengar kabar tayang KMGP 2.
Sampai-sampai aku mikir, “Jangan-jangan ini lanjutan filmnya gak ada karena
Gita-nya udah berjilbab sekarang.” Hehe.. Anyway, semoga semakin keren ya Mba
Aquino Umar :3
Nah, suatu ketika aku iseng-iseng nih scrolling timeline Instagram
Mba Helvy. Waktu itu, di timeline Mba Helvy lagi in tentang film 212. Lah, KMGP 2-nya mana?
Scroll lagi, scroll terus. Sambil sesekali baca caption di
foto yang menarik. Eh, kok ada film baru lagi? Judulnya “Duka Sedalam Cinta”. Lah,
KMGP 2-nya mana? (Terus aja ini pertanyaannya nongol di sini :p )
Jadi makin patah semangat nunggu KMGP 2 ☹
Mungkin ini yang namanya “bisikan hati”. Hati kok rasanya
makin penasaran. Masa’ sih KMGP 2 gak jadi tayang? Akhirnya bener-bener
dikepoin deh instagramnya Mba Helvy. Dibacain caption-nya satu-satu. Daaannn…
Duka Sedalam Cinta (DSC) itu ternyata judul untuk film KMGP 2, Saudara-saudara. Haha…
*jitak diri sendiri*
Bener kata admin @dukasedalamcinta. Kebaikan tidak boleh ditunda. Aku dan
suami menonton film ini di XXI Plaza Depok tanggal 31 Oktober 2017 dan setelah
aku lihat di akun @dukasedalamcinta, film ini sudah turun layar di tanggal 2
atau 3 November 2017 (aku lupa tanggal pastinya).
Film ini dibuka dengan memperlihatkan logo KMGP picture. Aku dan suami sontak langsung mengucapkan “Masya Allah…” Bahkan film ini pun diproduksi secara mandiri oleh tim KMGP. Salut!
Menonton film DSC membuat aku bersyukur bahwa masih ada film dengan muatan super positif buatan anak negeri. Mba Helvy dan tim berhasil menciptakan karya keren ini tanpa ada sedikit pun kata-kata kotor dan adegan yang membahayakan untuk ditonton.
Kalau di KMGP 1 aku baper sama Mas Gagah, di DSC ini aku sukses dibuat baper sama Gita. Ada ya ternyata anak yang tadinya gaulll banget penampilannya, tapi gak menutup diri terhadap kebaikan. Walau mungkin awalnya agak terpaksa kali ya. Hehe..
Di salah satu scene, bahkan Gita gak malu untuk tampil di sebuah acara yang mayoritas pesertanya sudah berjilbab. Dan pertanyaan yang Gita ajukan benar-benar mewakili pertanyaan orang banyak. “Kenapa sih harus pakai jilbab? Kenapa gak jilbabin hati dulu?”
Jawaban untuk pertanyaan Gita pun semakin mencerahkan aku yang suka bingung kalau ditanya pertanyaan sejenis ini. Jawaban yang lugas tetapi tidak menggurui. Mau tau jawabannya seperti apa? Teman-teman bisa menemukan jawabannya di film ini. Tonton yaa :*
Konflik yang terjadi di DSC ini merupakan puncak dari berbagai konflik yang sudah dimulai di film KMGP 1. Semua permasalahan Mas Gagah, Gita, dan Mas Fiisabilillah terjawab dengan tuntas. Alhamdulillaah...
Tak hanya berisi tentang permasalahan seputar Mas Gagah dan orang-orang di sekitarnya, DSC juga mengangkat permasalahan di wilayah kepulauan nun jauh dari Pulau Jawa. Wah, ternyata potensi alam di sana besar banget, lho. Dan pemimpin yang diceritakan di film ini berhasil membawa solusi untuk perbaikan masyarakatnya. Masya Allah..
Sinematografi DSC dikemas dengan baguuuss sekali. Yang paling membekas untukku ya tentang keindahan alam Halmahera. Duh, kujadi ingin ke sana suatu hari nanti.
Buat teman-teman yang belum menonton film KMGP 1 mungkin
bakal agak bingung dengan alur ceritanya. Alur cerita DSC kebanyakan bersifat
maju-mundur. Mungkin hal ini bisa membuat kalian jadi bingung kalau gak
menyimak cerita dengan seksama. Dan yang terpenting, dengan menonton KMGP 1,
kalian akan lebih bisa memahami ikatan yang erat antara Mas Gagah dan Gita :”)
Iya, Mas Gagah ini memang yang paling bisa bikin baper.
Alhamdulillah aku udah punya si Mas Andromeda, jadi bisa menetralkan nasib
seorang anak pertama yang gak punya kakak laki-laki. Haha.. :”)
Aku kasih nilai 90 dari total 100 untuk DSC. Semangat selalu Mba Helvy dan tim! :*
Oiya, boleh aku sedikit berbagi tentang tips menonton DSC
untuk anak bayi? :D
Jadi, aku dan suami juga mengajak anak kami yang masih
berusia 6 bulan. Bayi memang sebaiknya tidak dibawa menonton ke bioskop karena khawatir
bisa merusak syaraf pendengarannya yang masih berkembang. Dan mungkin juga bisa mengganggu penonton yang lain kalau bayinya menangis.
Jadi, kemarin kami menyiasatinya dengan memasangkan penutup
telinga untuk mengurangi suara dentuman audio di studio bioskop. Telinganya
pun saya tutup dengan tangan ketika menonton. Tapi alhamdulillaah, audio DSC
ini tidak bersifat “menggelegar” sehingga tidak membuat bayi kaget dan juga
tidak terlalu mengganggu pendengaran.
Anak kami juga kami pakaikan jaket serta kaus kaki hangat
karena studio bioskop ini memang lumayan dingin. Anak kami juga tetap kugendong
agar badannya selalu hangat.
Walau pada akhirnya aku tetap menyarankan untuk tidak
membawa bayi ke bioskop ya. Kalau ada yang bisa menjaga bayi kita di rumah,
mending di rumah aja bayinya 😊
0 komentar:
Posting Komentar