Hari ini ganjil sudah usia KIR SMAN 28... 19 tahun.. Udah bisa dibilang dewasa belum ya? ^^
KIR 28.. Dia yang mengubah aku menjadi aku yang sekarang. Seorang Eka yang pemalu menjadi Eka yang cukup pemalu (gak pemalu 100% ^^). Di sana tempat aku bertemu dengan kawan2 seperjuangan. Di-briefingin bareng2, bayar "utang" bareng2, ngajuin "konsekuensi" bareng2, ngadain acara bareng2, nge-lobi kedua Mami Papi Pembina bareng2, yah.. semuanya bareng2 lah!
Aku akan mencoba untuk mendeskripsikan kawan2 seperjuanganku, Noctons tercinta!
Dimulai dari BPH. Dita, seorang wakil ketua yang bener2 keren. Selalu bisa ngingetin aku klo aku salah dan lupa. Kata2nya "dalem" banget, deh! Uci, sekretaris I yang sungguh sangat jeli dan teliti dalam urusan keadministrasian. Pintar banget dan juga cewek yang amat sangat kalem ^^ Asri, sekretaris II yang sangat akhwat sekali.. (jangan GR ya bu..). Tapi jangan menganggap remeh dia. Dia itu klo lagi briefing. Beuh.. Mantab.. Iyang, bendahara I yang juga sangat kalem dan baik hati. Gak akan ada orang yang tersinggung klo dimintain uang kas sama dia. Hoho... Hanny, bendahara II yang sangat polos. Sering banget jadi bahan ledekan anak2 KIR yang lain. Tapi, klo dia udah senyum... Dunia seakan dipenuhi dengan bunga2 nan indah (lebay dikit).
Lanjut ke Humas Intern dan Ekstern. Di sana ada Mirna, Septi, Kholilah, Vani, dan Yoga. Mereka ini care banget sama yang namanya pulsa. Hehe... Terus paling rajin ngedatengin kelas2 para pengurus klo ada rapat atau pertemuan.
Bidang IPA. Diketuai Putri, seorang yang sangat cinta dengan biologi dan matematika. Dia juga jago banget debat. Di bidang IPA ini ada banyak orang2 yang sering ikutan lomba2 Sains. Ada Lina... Yang katanya sih kalem, padahal.... (tebak lah sendiri). Ada juga Tiara... Pinter dan sangat kalem. Jilbaber yang disukai sama adik2 kelas. Ada Hendra yang dulunya mungil banget tapi sekarang udah menjulang tinggi. Matematika sama Kimia jangan diragukan lagi. Ada Oman juga yang kadang suka aneh sendiri. Hehe....
Bidang IPS. Diketuai Endah. Akhwat yang canggih banget ilmu ekonominya. Seneng banget sama yang namanya debat. Dede... anak IPA satu2nya yang ada di bidang IPS. Dede itu orang yang cukup polos menurutku. Tapi, kadang suka aneh juga, sih... Ria... mmm... anaknya manis banget. Wahyu... dia benar2 cowok yang paling baik di kepengurusan KIR angkatanku. Terima kasih atas semua bantuannya ya! ^^ Lulu... orang yang jago nge-lobi guru. Sangat bersemangat dan bisa jadi temen debat Endah dalam adu argumen bersama Papi Pembina ^^
Bidang APTEK. Diketuai sama Ipeh. Ipeh ini orangnya lucu.. tapi pinter banget.. punya semangat yang tinggi pula. Salut buat Ipeh! Ada Dennie.. soulmatenya Yogo. Mereka berdua adalah orang paling suka ngeledekin aku. Jangan pernah menyinggung nama "orang" itu atau mereka akan membuat mukaku merah seketika. O'im.. Walaupun dia baru gabung pas kelas XI, tapi dia itu punya semangat yang luar biasa. Bisa diandelin untuk menjadi sarana curhat adik kelas ^^. Dirga... hmmm.. sulit untuk dideskripsikan... ^^ Siti... aih... akhwat ini paling berhak menyandang Kakak ter-Kl*p** pas pengukuhan KIR ^^
Bidang Kreativitas. Diketuai sama Resta. Akhwat yang kreatif dan termasuk yang disukai sama adik kelas juga ^^. Vinda... mmm... badannya mungil.. kalem.. baik banget lah pokoknya. Selvi.. sebenernya termasuk orang yang cerewet dan gak bisa diem ^^ tapi dia itu kreatif banget dalam hal membuat mading. Akbar.. satu2nya cowok di bidang ini. Terobsesi banget sama yang namanya gambar robot. Dia juga jago nge-design lho..
Bidang Kaderisasi. Nah, bidang yang paling ditakuti sama kelas X ini diketuai Fallery. Badannya tinggi menjulang (tapi sekarang sudah terkalahkan oleh Hendra). Suka jaim2 gak jelas tapi kadang bisa jadi orang yang super duper cuek. Tingkahnya juga susah banget ditebak. Echa.. wah... cewek yang satu ini klo gak salah (berarti bener) jadi Kakak ter-G***k pas pengukuhan ^^ Suaranya itu klo lagi briefing. Beuh.... Yogo... soulmatenya Dennie yang punya sejuta ide untuk membuat sesuatu yang fantastis. Gokil banget.. tapi kadang2 bisa jadi orang yang super jaim di depan adik kelas. Pipit... weits... Orang yang sangat tegas. Andan.. klo kata temen2 seangkatanku, dia satu2nya orang yang terlihat paling adem ayem di kaderisasi. Buat netralisir keadaan kaderisasi. Hehe...
Walau kepengurusan udah slese dan kita udah terpisah2 kampusnya. Semoga Allah selalu mengikat pesaudaraan kita ya! Bersyukur karena sudah dipertemukan dengan kalian dan keluarga KIR28 lainnya. Alumni2 yang gokil dan adik2 kelas yang canggih2.
Met milad KIRku... Semoga semakin jaya! KIR28! Eureka!! ^^
~Nos Combats ne sont pas Finis (Perjuangan kami tak akan pernah berakhir)
Noctons 18
25 Mar 2009
18 Mar 2009
Jadi Diri Sendiri Aja
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Beberapa hari yang lalu sepulang kuliah, aku naik angkot untuk pulang. Penumpang angkotnya emang sedikit. Cuma ada 4 orang, supir angkotnya, aku, dan sepasang muda-mudi yang lagi dimabuk asmara (ceilah...). Aku gak akan membahas betapa angkot serasa milik mereka berdua (pemandangan yang kurang enak menurutku ^^;). Gak sengaja (apa sengaja, ya?) aku mendengar pembicaraan mereka berdua. Cuplikannya kurang lebih seperti ini.
Cewek : Sayang, aku sebel banget deh sama Mama Papa. Mereka tuh kayaknya lebih sayang sama kakakku dibanding aku. Dari TK sampe tempat kuliah harus sama kayak kakak. Aku kan gak suka digituin. Aku ya aku. Kakakku ya kakakku.
Cowok : Itu cuma perasaan kamu aja kali. Mama Papa kamu pasti sayang sama kamu kok. Gak ada orang tua yang gak sayang sama anaknya.
Cewek : Tapi itu keliatan banget, Sayang. Semua yang dia minta pasti diturutin. Klo aku emang bukan anak kandung Mama Papa, sih aku bisa maklum. Tapi kan aku anak kandung mereka?!
Astaghfirullah... Si cewek itu sampai2 su'udzon sama Mama Papanya sendiri!
Sebagai anak pertama (^^), ingin rasanya aku bilang ke cewek itu, "Mba, jangan su'udzon sama orang tua. Lagipula seorang Kakak itu pastilah ingin memberi contoh yang baik untuk adiknya. Gak ada tuh yang namanya ingin menyombongkan diri di hadapan adiknya." (kebawa esmosi) :p
Orang tua mungkin saja menaruh harapan yang sangat besar untuk anak sulungnya. Berharap dia bisa menjadi contoh dan membawa semangat tersendiri bagi adik2nya.
Klo ditanya, "Pasti jadi anak pertama itu punya beban yang cukup berat, ya?" Akan kujawab, "Ya."
Aku ingin menunjukkan ke adik2ku, "Mba aja bisa! Kalian juga insya Allah bisa! Bahkan kalian bisa lebih baik dari Mba!" Setidaknya apa yang sudah aku lakukan bisa menjadi pelajaran buat adik2ku. Mereka bisa belajar dari kegagalan2ku sehingga mereka lebih berhati2 dalam mengambil keputusan dan bertindak. Mereka juga bisa belajar dari keberhasilanku sehingga mereka terpicu untuk melakukan keberhasilan2 lain yang lebih banyak lagi.
Aku juga cukup mengerti bagaimana rasanya jadi anak bungsu. Sahabatku sewaktu SMP juga telah memberi gambaran betapa sulitnya menjadi anak bungsu. Ia selalu dituntut orang tuanya untuk sukses seperti kakak2nya. Orang tuanya jadi over protected. Keluar rumah dibatasi, bahkan jika ada telepon masuk untuknya, pasti tidak akan pernah disampaikan. Alasan orang tuanya biasanya, "Oh, dia lagi main," atau "Dia udah tidur." Begitulah... Aku sukses menelepon dia hanya beberapa kali saja, itu juga saat orang tuanya sedang tidak di rumah. Sampai2 ia agak frustasi dan menjadikan tubuhnya sebagai pelampiasan jika dia sedang kesal (masih inget ceritaku waktu SIWAK NG?).
Belum lama ini aku SMSan sama dia. Alhamdulillah, sepertinya kebiasaan buruknya itu sudah ditinggalkan. Dia lebih bisa menguasai emosinya sendiri. Kini, dia berhasil masuk jurusan yang sesuai dengan minatnya. Subhanallah... Dia itu sangat tegar!
Kuncinya ada di dalam diri kita sendiri. Tak peduli apakah kita anak pertama, anak pertengahan (maksudnya posisinya di tengah, punya kakak dan juga punya adik ^^), ataupun anak bungsu. Kita lah yang paling mengetahui kelebihan dan kekurangan diri kita. Yang harus dilakukan adalah tetap menjadi diri sendiri dan berusaha untuk memaksimalkan potensi yang kita punya. Posisi kita di keluarga dapat dijadikan motivasi.
Dek, lihat ya. Kakak aja bisa, kalian juga pasti bisa!
Kak, lihat ya. Adek juga bisa jauh lebih berprestasi daripada Kakak, lho!
Beberapa hari yang lalu sepulang kuliah, aku naik angkot untuk pulang. Penumpang angkotnya emang sedikit. Cuma ada 4 orang, supir angkotnya, aku, dan sepasang muda-mudi yang lagi dimabuk asmara (ceilah...). Aku gak akan membahas betapa angkot serasa milik mereka berdua (pemandangan yang kurang enak menurutku ^^;). Gak sengaja (apa sengaja, ya?) aku mendengar pembicaraan mereka berdua. Cuplikannya kurang lebih seperti ini.
Cewek : Sayang, aku sebel banget deh sama Mama Papa. Mereka tuh kayaknya lebih sayang sama kakakku dibanding aku. Dari TK sampe tempat kuliah harus sama kayak kakak. Aku kan gak suka digituin. Aku ya aku. Kakakku ya kakakku.
Cowok : Itu cuma perasaan kamu aja kali. Mama Papa kamu pasti sayang sama kamu kok. Gak ada orang tua yang gak sayang sama anaknya.
Cewek : Tapi itu keliatan banget, Sayang. Semua yang dia minta pasti diturutin. Klo aku emang bukan anak kandung Mama Papa, sih aku bisa maklum. Tapi kan aku anak kandung mereka?!
Astaghfirullah... Si cewek itu sampai2 su'udzon sama Mama Papanya sendiri!
Sebagai anak pertama (^^), ingin rasanya aku bilang ke cewek itu, "Mba, jangan su'udzon sama orang tua. Lagipula seorang Kakak itu pastilah ingin memberi contoh yang baik untuk adiknya. Gak ada tuh yang namanya ingin menyombongkan diri di hadapan adiknya." (kebawa esmosi) :p
Orang tua mungkin saja menaruh harapan yang sangat besar untuk anak sulungnya. Berharap dia bisa menjadi contoh dan membawa semangat tersendiri bagi adik2nya.
Klo ditanya, "Pasti jadi anak pertama itu punya beban yang cukup berat, ya?" Akan kujawab, "Ya."
Aku ingin menunjukkan ke adik2ku, "Mba aja bisa! Kalian juga insya Allah bisa! Bahkan kalian bisa lebih baik dari Mba!" Setidaknya apa yang sudah aku lakukan bisa menjadi pelajaran buat adik2ku. Mereka bisa belajar dari kegagalan2ku sehingga mereka lebih berhati2 dalam mengambil keputusan dan bertindak. Mereka juga bisa belajar dari keberhasilanku sehingga mereka terpicu untuk melakukan keberhasilan2 lain yang lebih banyak lagi.
Aku juga cukup mengerti bagaimana rasanya jadi anak bungsu. Sahabatku sewaktu SMP juga telah memberi gambaran betapa sulitnya menjadi anak bungsu. Ia selalu dituntut orang tuanya untuk sukses seperti kakak2nya. Orang tuanya jadi over protected. Keluar rumah dibatasi, bahkan jika ada telepon masuk untuknya, pasti tidak akan pernah disampaikan. Alasan orang tuanya biasanya, "Oh, dia lagi main," atau "Dia udah tidur." Begitulah... Aku sukses menelepon dia hanya beberapa kali saja, itu juga saat orang tuanya sedang tidak di rumah. Sampai2 ia agak frustasi dan menjadikan tubuhnya sebagai pelampiasan jika dia sedang kesal (masih inget ceritaku waktu SIWAK NG?).
Belum lama ini aku SMSan sama dia. Alhamdulillah, sepertinya kebiasaan buruknya itu sudah ditinggalkan. Dia lebih bisa menguasai emosinya sendiri. Kini, dia berhasil masuk jurusan yang sesuai dengan minatnya. Subhanallah... Dia itu sangat tegar!
Kuncinya ada di dalam diri kita sendiri. Tak peduli apakah kita anak pertama, anak pertengahan (maksudnya posisinya di tengah, punya kakak dan juga punya adik ^^), ataupun anak bungsu. Kita lah yang paling mengetahui kelebihan dan kekurangan diri kita. Yang harus dilakukan adalah tetap menjadi diri sendiri dan berusaha untuk memaksimalkan potensi yang kita punya. Posisi kita di keluarga dapat dijadikan motivasi.
Dek, lihat ya. Kakak aja bisa, kalian juga pasti bisa!
Kak, lihat ya. Adek juga bisa jauh lebih berprestasi daripada Kakak, lho!
11 Mar 2009
Terbang
Ia melambung tinggi. Tanpa sempat lagi memandang seberapa jauh ia telah terbang.
Tanpa memperhitungkan rasa sakit yang akan dirasakan jika ia terjatuh. Semua seolah tidak ia pedulikan.
Yang menjadi tujuannya adalah terbang setinggi ia bisa. Terbang setinggi mungkin. Menggapai apa yang ingin ia gapai di atas sana.
Kalaupun ia harus terjatuh. Ia akan kembali bangkit. Karena itu merupakan jawaban dari Rabb-nya.
Akan ada sayap-sayap kecil yang akan membantunya untuk kembali terbang. Sayap-sayap hangat penuh kasih dari orang-orang di dekatnya.
Kalaupun ia harus kembali jatuh. Ia akan kembali bangkit. Karena itu merupakan bukti kasih sayang dan cinta dari Rabb-nya.
Kali ini sayap-sayap kecil itu telah patah. Tidak ada lagi yang dapat membantunya untuk kembali terbang.
Namun, ternyata di punggungnya telah tumbuh sepasang sayap yang cantik lagi kuat.
Dengan sayapnya itu ia dapat kembali terbang ke tempat tertinggi. Ke tempat di mana ia akan menemukan apa yang harus ia gapai sesungguhnya.
Tanpa memperhitungkan rasa sakit yang akan dirasakan jika ia terjatuh. Semua seolah tidak ia pedulikan.
Yang menjadi tujuannya adalah terbang setinggi ia bisa. Terbang setinggi mungkin. Menggapai apa yang ingin ia gapai di atas sana.
Kalaupun ia harus terjatuh. Ia akan kembali bangkit. Karena itu merupakan jawaban dari Rabb-nya.
Akan ada sayap-sayap kecil yang akan membantunya untuk kembali terbang. Sayap-sayap hangat penuh kasih dari orang-orang di dekatnya.
Kalaupun ia harus kembali jatuh. Ia akan kembali bangkit. Karena itu merupakan bukti kasih sayang dan cinta dari Rabb-nya.
Kali ini sayap-sayap kecil itu telah patah. Tidak ada lagi yang dapat membantunya untuk kembali terbang.
Namun, ternyata di punggungnya telah tumbuh sepasang sayap yang cantik lagi kuat.
Dengan sayapnya itu ia dapat kembali terbang ke tempat tertinggi. Ke tempat di mana ia akan menemukan apa yang harus ia gapai sesungguhnya.
4 Mar 2009
Peneror Itu...
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Senin sore lalu tiba2 HP berdering. Di layar tertulis "private number calling...".
Waktu diangkat, tiba2 HPnya mati...
HP berdering kembali. "private number calling."
Aku : Assalamu'alaykum..
NN : Hallooooooo..... (suara cewek)
Tuuutttt... Tuuuuutttt....
HP berdering lagi. "private number calling".
Aku : Assalamu'laykum...
NN : Hallloooooo..... Hallllllooooo..... (suara anak perempuan)
Aku : Iya, halllooo.... Ini siapa ya???
NN : Halllloooooo...... Hallloooooo....
Hihi.... hihi.... (ketawa cekikikan)
Aku : Hallloooo?? Ini siapa ya???
NN : Hallloo... Halloooo.... Hihi... Hihi.... (ketawa lagi)
Tuuuuutttt... Tuuuuuttt....
HP berdering (lagi)
Aku : Hallo, assalamu'alaykum...
NN : Iya, wa'alaykumsalam (suara anak perempuan)
Hallo.... Hallooo... Ini siapa yah?
Aku : Ini siapa? Kamu tau gak nama saya siapa?
NN : Tau.. Eka kan? Temennya Asri..
Aku mulai mencium firasat buruk...
NN : Hihi... Hihi... (ketawa lagi)
Aku : Gita????? Ini Gita ya??? Dasar!!!
Tuuuttt... Tuuuuttt...
Nah, Gita sayang... Udah Kakak bikin postingan tentang kamu nih.. Biar adil sama si Dafa.. ^^
Terus ya, Git.. Jangan suka iseng. Nanti Kak **** gak suka sama kamu lho.. Haha.. :p
Oya, 1 pesen lagi. Ketawa kamu itu serem lho, Git.. Kakak kira itu suara...
Senin sore lalu tiba2 HP berdering. Di layar tertulis "private number calling...".
Waktu diangkat, tiba2 HPnya mati...
HP berdering kembali. "private number calling."
Aku : Assalamu'alaykum..
NN : Hallooooooo..... (suara cewek)
Tuuutttt... Tuuuuutttt....
HP berdering lagi. "private number calling".
Aku : Assalamu'laykum...
NN : Hallloooooo..... Hallllllooooo..... (suara anak perempuan)
Aku : Iya, halllooo.... Ini siapa ya???
NN : Halllloooooo...... Hallloooooo....
Hihi.... hihi.... (ketawa cekikikan)
Aku : Hallloooo?? Ini siapa ya???
NN : Hallloo... Halloooo.... Hihi... Hihi.... (ketawa lagi)
Tuuuuutttt... Tuuuuuttt....
HP berdering (lagi)
Aku : Hallo, assalamu'alaykum...
NN : Iya, wa'alaykumsalam (suara anak perempuan)
Hallo.... Hallooo... Ini siapa yah?
Aku : Ini siapa? Kamu tau gak nama saya siapa?
NN : Tau.. Eka kan? Temennya Asri..
Aku mulai mencium firasat buruk...
NN : Hihi... Hihi... (ketawa lagi)
Aku : Gita????? Ini Gita ya??? Dasar!!!
Tuuuttt... Tuuuuttt...
Nah, Gita sayang... Udah Kakak bikin postingan tentang kamu nih.. Biar adil sama si Dafa.. ^^
Terus ya, Git.. Jangan suka iseng. Nanti Kak **** gak suka sama kamu lho.. Haha.. :p
Oya, 1 pesen lagi. Ketawa kamu itu serem lho, Git.. Kakak kira itu suara...
Categories
iseng2 berhadiah
Langganan:
Postingan (Atom)