Malam itu, Ibu dan Bapak ingin langsung membawaku ke IGD RS Ps. Rebo. Ibu dan Bapak memang sangat khawatir dengan benturan di kepalaku. Iqbal langsung dihubungi untuk cepat pulang ke rumah (dia biasanya pulang jam 7 malam).
Gak lama setelah Iqbal pulang, dia langsung stand by di pinggir jalan untuk mencari taksi. Kami sekeluarga langsung berangkat ke RS Ps. Rebo dengan taksi itu.
Sesampainya di IGD, aku langsung tiduran di tempat tidur yang ada rodanya (pokoknya tempat tidur pasien yang bisa didorong-dorong, aku gak tau namanya..). Tekanan darahku diperiksa. Kepalaku diperiksa dan ditanya bagian mana aja yang sakit. Waktu itu yang terasa sakit baru kepala, lengan kiri, kelingking tangan kiri, dan kaki kiri (mungkin waktu itu posisi jatuhku agak miring kiri. aku lupa..).
Pasien di sebelahku saat itu adalah seorang bayi. Usianya mungkin baru 1 atau 2 bulan. Masih kecil banget. Perawat di sana memanggil adik kecil itu dengan "Bayinya Bu Euis". Mata Adik Kecil itu terpejam lalu ia menangis saat tangan kecilnya diinfus. Dalam hati aku berkata, "Adik kecil, yang kuat ya..". Ya Allah, semoga Adik Kecil itu selalu dalam lindungan-Mu..
Selama di IGD aku mendapat pelajaran yang amat berharga. Betapa kesehatan itu sangatlah mahal harganya. Dan, kita gak akan pernah tau sampai kapan kita hidup.
Saat kecelakaan itu terjadi, aku sempat berpikir, "Secepatkah ini kah aku Kau panggil?". Segalanya langsung berputar-putar di kepalaku. Keluargaku, sahabat-sahabatku, guru-guruku, dan segala amal kebaikan yang belum kulakukan.. Haruskah surat wasiat yang aku titipkan kepada seseorang secepat itu disampaikan kepada kedua orang tuaku?
Tempat tidurku langsung didorong menuju ruang Rontgen. Yang di-rontgen bagian kepala dan kaki sebelah kiri. Hasilnya juga langsung keluar. Kata dokter, insya Allah kepala dan kaki kiriku gak papa. Klo dalam beberapa hari masih terasa sakit, aku harus konsultasi lagi ke RS.
Alhamdulillah aku gak sampe dirawat inap. Bisa langsung pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, rasa sakit di bagian lain mulai terasa. Tulang rusuk kiri, leher, dan punggung T_T.
Beberapa hikmah yang bisa kuambil dari peristiwa ini:
1. Allah mengingatkanku untuk gak sombong
Sebelum turun dari angkot, Tiara menyarankanku untuk naik ojek. Aku malah menolaknya dengan berkata, "Ah, udah biasa jalan kaki..". Astaghfirullah.. Maaf ya Tiara..
2. Hadiah menjelang milad spesial dari Allah "penggugur dosa" Insya Allah.. AMIIN!!
3. Aku bisa merasakan bahwa jilbab emang sangat bermanfaat
Kulitku terlindung dari gesekan aspal karena aku memakai baju yang panjang dan gak tipis. Kepalaku juga cukup terlindungi karena jilbabnya agak tebal ^^..
4. Aku bisa belajar untuk bisa bersimpati dan berempati dengan lebih baik lagi
Terutama saat aku berada di IGD bersama Adik Kecil..
5. Pemicu untuk selalu melakukan amal kebaikan karena aku gak pernah tau sampai kapan aku bisa bernapas
6. Allah telah memberiku keluarga kedua yang begitu peduli dan sayang sama aku
Malam itu yang aku beri kabar tentang kecelakaan cuma 2 orang, Tiara Fasilkom dan Emon 28.. Tapi, aku langsung mendapat sms balasan dari beberapa anak 28 seperti Emon, Dita, Diah, Lita, Hana, Ummi, DJ, Oim, bahkan Mamanya Dita juga sms aku.. Subhanallah.. Kalian adalah saudara-saudara terbaik yang pernah kumiliki.. Aku mencintai kalian karena Allah..
Keesokannya Pipit Fasilkom juga langsung nelpon aku menanyakan kabar.. Tiara.. Lia.. Ade.. Yasmin.. Kak Linda.. Kak Maya.. Jazakallah khair..
Malam tanggal 29 Oktober 2008, Mas yang menyerempetku datang ke rumah. Klo gak salah namanya Azom. Dia ternyata tinggal di Depok juga. Dia cuma luka di kaki. Waktu Bapak nanya gimana kronologi kejadian, dia juga bingung. Katanya, tiba-tiba aja motornya jatuh. Dia gak inget kenapa dia bisa nyerempet aku (dia aja gak tau, apalagi aku yang diserempet dari belakang???).
Dia meminta maaf.. Begitu pula dengan Bapak. Beliau juga meminta maaf jika waktu itu emosi. Namanya juga khawatir sama keadaan anak.. Bapak melihat i'tikad baik dari orang itu dan insya Allah masalahnya telah selesai..
3 Nov 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
Hiks.. hiks.. mengharukan sekali sih ceritanya.
Hmm.. kalo ada produser tertarik buat dibikin sinetron gimana, ka??
Hehe... cepet sembuh y!
Assalamualaikum..
ada PR untuk anda. kerjain yaa,, :D
@tamie:
terharu? nangis dong! hehe..
makasih yo.. ^^
@ikhma:
wah, neng ikhma.. tugas psd n ddp aja belom tersentuh.. dah dpt tugas baru lagi.. insya Allah tak kerjain. walau entah kapan itu. hehe.. peace mbak! ^^V
Subhanallah...
Banyak banget ilmu yg bisa kamu ambil dari kejadian itu.
Jadi malu sama diri sendiri yg masih hobi nyombong.
Mas Azom itu juga gentle banget. Mau datang ke rumah untuk minta maaf. Salut buat dia.
Apalagi buat Bapak kamu. Padahal memaafkan itu jauh lebih sulit daripada minta maaf. Hebat...
@Kak Agung:
Wah, saya jadi malu kak.. hehe..
emang selalu ada hikmah di setiap kejadian
Assalamu'alaikum Eka..
pakabar ni? gimana uda sembuh? yaampun aku kaget pas baca blognya Eka bbrp hr yg lalu..mo ninggalin komen tp gabisa, gatau knapa huhu..
yah emg tiap kejadian selalu ada hikmahnya sih..pokoknya ati-ati ya ka klo di jalan.. :)
@Mataharinya Indonesia:
Makasih banyak Sa..
ALhamdulillah udah baikan. Masih suka sakit kepala sih kadang2.. (insya Allah gak papa ^^)
Posting Komentar