Kejadian ini gak akan aku lupa. Tanggal 28 Oktober 2008, bertepatan dengan peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda.
Hari itu aku pulang agak sore (emang biasanya pulang sore, sih..) sekitar jam 17.00 dari kampus karena ada asistensi PSD dari Kak Enrico. Pulangnya bareng sama Tiara lewat Stasiun UI sekalian mau beli payung juga. Payung baru itu langsung dipake (perdana) karena hari itu ujan. Awalnya cuma gerimis rintik-rintik. Lama-lama ujannya nambah deres. Jalan Margonda macet dan banjir (mulai banjir klo gak salah di depan Jl. Mawar).
Aku turun di depan Jl. Juanda sekitar jam 17.30. Karena ujan, aku lebih milih jalan kaki daripada naik ojek untuk sampe rumah. Seperti biasa juga sih.. Jalan kaki dari Jl. Juanda sekitar hampir 1 km emang udah jadi kegiatan sehari-hari. Maklum lah di sana gak ada angkutan umum.
Sepanjang perjalanan alhamdulillah gak ada suatu hambatan yang berarti. Paling-paling baju basah (ya iya lah.. ujan gitu..). Nah, kejadian itu terjadi ketika aku menyeberang di depan Soto Kudus.
Begitu aku lihat jalanan sudah cukup sepi dan aman, aku langsung menyeberang. Kira-kira 1 m sebelum aku sampe di trotoar, tiba-tiba aja ada sesuatu yang menyenggol tasku. Kejadiannya cepet banget. Aku ngerasa kayak diputer-puter dan langsung jatuh di aspal dengan posisi hampir terlentang. Kepalaku kebentur aspal. Dan aku denger suara "Brak!!" gak jauh dari posisi jatuhku.
Aku sempet ngerasa gak sadar sebentar sebelum akhirnya aku bisa merasakan rasa sakit di kepala dan lengan kiri. Aku udah gak bisa apa-apa lagi. Bergerak pun aku gak bisa. Orang-orang di dekat tempat kejadian langsung berlari ke arahku dan berteriak, "Ada yang jatoh!". Salah seorang dari mereka bertanya, "Mba gak pa-pa?". Aku cuma bisa meringis kesakitan. Aku pun dibopong oleh 2 orang ke sebuah warung di pinggir jalan. Pemilik warung itu memberiku minum air putih hangat.
Aku bener-bener lemes sampe gak bisa ngomong apa-apa. Aku gak ngejawab pertanyaan orang-orang tentang kronologis kejadian. Setelah merasa cukup pulih, aku mencoba untuk duduk sendiri (sebelumnya aku masih dipapah sama seorang bapak). Seorang Ibu berkata, "Yang nyerempet kamu juga jatoh. Sekarang dia ada di situ," sambil menunjuk sebuah bengkel di pinggir jalan. Seorang bapak yang kebetulan kenal Bapakku langsung menuju ke rumah untuk memberi tahu keadaanku.
Aku mencoba untuk kuat, gak nangis, dan bangun sendiri tanpa dipapah lagi. Aku pun menemui orang yang menyerempetku. Orang itu laki-laki dan masih cukup muda menurutku. Dia terjatuh dari motornya beberapa meter di depanku. Dia menanyakan gimana keadaanku dan kujawab, "Insya Allah gak papa." Orang-orang yang menolong dia di sekitar tempat kejadian langsung memberondongku dengan pertanyaan.
"Kamu gak papa kan? udah lah.. Jangan memperumit masalah. Damai aja sama Mas itu."
"Dia juga jatoh Mba.."
"Udah, Mba cepetan salaman sama dia. Biar masalahnya cepet clear."
Pernyataan-pertanyaan itu dilontarkan kepada dengan nada sedikit memaksa dan memojokkanku. Seolah dalam peristiwa itu aku lah yang bersalah. Aku yang masih shock jadi bingung dengan serentetan pertanyaan itu. Aku kan gak nuntut dan memperumit masalah.. Kok, mereka yang terkesan men-judge-ku seolah akan menuntut dan memperumit masalah. Aku cuma bisa jawab, "Iya, insya Allah saya gak papa."
Padahal orang yang menyerempetku pun gak memandangku dengan tatapan marah, khawatir bakal dituntut atau sejenisnya. Mas-mas itu sepertinya malah sangat khawatir dengan kondisiku dan berulang kali bertanya, "Mba gak papa, kan?" dengan mata yang menurutku tulus memperlihatkan kepeduliannya. Aku gak tega juga ngeliat Mas itu yang kakinya juga terluka gara-gara jatuh dari motor. Aku pun menangkupkan kedua tangan sebagai ganti salaman tanda damai (yang diinginkan oleh orang-orang di sekitar situ).
Orang-orang di sana memang lebih banyak yang mengerubungi Mas itu. Mereka awalnya gak 'ngeh' klo ternyata ada yang jatuh juga selain Mas itu (jalannya agak menikung). Terbukti dari komentar seorang ibu, "Saya kira yang jatuh cuma Mas itu aja.". Walau gimana juga aku tetap bersyukur karena ada orang yang 'ngeh' dan menolongku.
Cukuplah Allah yang menjadi saksi untukku..
Aku mencoba pulang dengan jalan kaki sendiri. Aku merasa sudah cukup kuat saat itu. Namun, baru beberapa meter aku jalan, aku melihat Ibu dan sepupuku berlari ke arahku sambil memanggil namaku. Aku gak bisa menahan air mata lagi. Aku menangis sejadi-jadinya di pelukan Ibu dan mengadukan betapa sakitnya kepalaku saat itu. Aku dipapah oleh Ibu sampe rumah. Dengan penuh kesabaran, Ibu membantuku untuk merebahkan diri di tempat tidur, menyuapiku, dan membantuku minum.
Air mataku gak bisa berhenti saat itu. Melihat Ibu yang begitu sabar dan tegar..
Ibu, aku mencintaimu karena Allah..
Bapak juga langsung menemui Mas yang menyerempetku dan meminta KTPnya sebagai bukti pertanggungjawaban sementara. Sesampainya di rumah, Bapak banyak diam. Gak komentar apa-apa. Biasanya Bapak diam seperti itu klo habis marah. Ya, mungkin Bapak sempat marah dengan orang yang menyerempetku. Wallahu'alam.. Tapi, memang seperti itu lah bukti cinta beliau untukku..
Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah menitipkanku kepada orang tua sebaik Ibu dan Bapak..
31 Okt 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
5 komentar:
asslm..
huff,, emang kayaknya semua orang tua pasti pengen yang terbaik buat anaknya..hehe ^^
gw juga pengen posting tentang orang tua..tapi belum sempet..
sudah terwakili juga sih..
:)
Alhamdulillah..., ga terjadi kecelakaan yang parah.
Moga ga benturan itu ga menyebabkan luka dalam yang tersembunyi.
~Mending diperiksa aja ke dokter. Maaf, bukan mau nakut2in. Seorang teman saya meninggal karena luka dalam akibat benturan yang dialaminya 2 tahun sebelumnya.
Orang memang luar biasa cintanya sama kita ya...
Kamu benar, Allah memang menyelipkan banyak ilmu-Nya di setiap kejadian.
Menangkupkan kedua tangan sebagai ganti salam. That's a great point my sist ^_^
@ feby:
wa'alaikumsalam..
betul itu.. moga ortu kita selalu mendapat yg terbaik dari Allah ya.. AMIIN!!
@Kak Agung:
Alhamdulillah Kak.. malemnya langsung dironsen, kata dokternya insya Allah ga papa.. tapi jujur aja, sebenernya saya jg takut knp2 Kak.. (diingetin Kakak jd makin takut nih.. ^^!)
Moga aja emang ga knp2. AMIIN!!
assalamu'alaikum..
duwh.. udah ampe ada part-2 nya tapi baru sempet blog-walking lagi nih..huhu
Semoga 'kejadian' yang baru aja dialami jadi jalan buat lebih dekat dengan-Nya..
Moga Lekas sembuh ya..
@shandy:
wa'alaikumussalam..
amiin.. terima kasih doanya ya..
Posting Komentar