25 Sep 2008
Kosong
Jiwa ini kosong
Kosong tak berisi
Hampa
Jiwa ini hampa
Hampa tak berisi
Adakah yg harus mengisinya?
Siapa?
Dimana?
Tak kutemukan mereka di sini
Tak kutemukan jalan menuju ke sana
Masa yg pergi begitu saja tanpa meninggalkan kesan
Masa yg begitu dinanti kedatangannya tapi telah kusiakan
Adakah harapan itu untukku?
Harapan untuk berlari ke arah-Mu..
Zana Zahra
25 September 2008
@Lab Komp Fasilkom
17 Sep 2008
Ngoding...
#include
cout, cin. huwa!!!!!!
teringat kembali peristiwa kemarin. tugas DDP yg harus dikumpulkan jam 5 sore. 2 soal!!
seharusnya masih ada waktu 2 jam setelah selesai kuliah utk mengerjakan soal "keren" itu, tapi karena ada briefing mabim bersama para senior, jadilah waktu yg tersisa tinggal 45 menit!! ngerjain jadi gak tenang karena dikejar deadline.
phuih.. alhamdulillah akhirnya kedua program tersebut selesai tepat waktu.. tapi, timbullah masalah baru! aku salah mengirim format!! harusnya dengan ".zip" tapi aku malah dengan ".7zip".
saat aku menyadari kesalahan itu, waktu telah menunjukkan pukul 17.05!!! waktu sudah habis!!!
huwa!!! mau nangis rasanya. tugas pertama harus bernilai "nol" kan gak lucu T_T..
Allah emang baik bgt.. Kak Deni (asdos DDP) akhirnya mengizinkan untuk mengirim tugas itu ke emailnya dia.
Thank's Allah...
9 Sep 2008
Hal yg Membingungkan
1. Rela bgt sih ngeluarin pulsa buat sms n nelp.. Mending klo dia udah bs nyari duit sendiri, lah ini masih pke duit ortu
2. Masih aja mempertahankan hubungan walau pacarnya jelas2 selingkuh
3. Klo berantem suka bikin org lain ikutan repot
4. Klo kita menghibur dia-org yg lagi berantem sama pacarnya-dengan mengatakan, "Positif thinking aja. Mungkin dia belum sempet menghubungi kamu krn sibuk." Eh, malah dibantah abis2an, "Itu gak bisa jd alasan! Bilang aja klo dia emang udah gak peduli lagi sama aku."
5. Klo kita bersimpati dengan mengatakan, "Ya udah lah.. Dia emang nyebelin orangnya.." Dibantah juga dengan semangat 45', "Dia gak gitu kok!! Dia sebenernya baik bgt!"
6. Mengekspos kemesraan di depan umum. Bukankah justru akan menimbulkan gunjingan di sana-sini?
7. Dan beragam alasan lainnya yg gak bisa ditulis semua di sini..
Adakah yg bisa memberi jawaban???
5 Sep 2008
Mengintip Bidadari dengan Cinta
Teruntuk Bunda terhebat di dunia
“Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia”
Assalamu’alaikum Bunda...
Akhirnya, ananda mampu juga menuliskan ini..setelah lama ananda menekuri komputer pinjaman ini...Bunda, ananda ingiin sekali memeluk Bunda..menciumi Bunda..merasakan harum tubuh Bunda..
Kapan ya itu terjadi...ananda ingin melakukan itu saat kita masih bisa menghirup oksigen di muka bumi ini...maka kabulkanlah permintaanku ya Allah..
Astaghfirullah. .!!! maafkan ananda, Bunda..ananda lupa menanyakan kabar Bunda..ananda khilaf. Lalu, Bunda sehat-sehat saja, kan? Oh, tubuh Bunda tidak ada yang terluka, bukan? Jangan menakuti diri ananda dengan kekagetan seperti itu Bunda..
Alhamdulillah Bunda masih sehat dan segar..ananda sudah berbahagia mengetahui kabar Bunda meski hanya dengan pesan singkat...ananda berharap, Bunda senantiasa bahagia dalam dekapan Allah, Rabb kita, seperti dulu ketika Bunda mendekap ananda sepenuh hati. Sampai sekarang pun ananda masih bisa merasakan kehangatan kecupan bibir Bunda di dahi, di pipi, di hidung, di bibir, di seluruh wajah ananda..masih terasa indahnya saat dulu Bunda membalut ananda dengan kasih sayang.
Bunda, sekarang ananda sudah di negeri orang..sudah bukan anak kecil lagi..tapi Bunda masih mau, kan mengulangi hal tersebut pada ananda yang masih cengeng dan manja ini???
Bunda, di setiap langkahmu ananda tahu Bunda mendoakan ananda..air matamu mungkin memang tak berbekas, tapi ananda tahu Bunda mencintai ananda..Bunda, sungguh, ananda merasakan getar-getar syurga setiap ananda berpikir tentang Bunda. Di keseluruhan tubuh dan hidup Bunda, tidak hanya di telapak kaki Bunda atau saat Bunda melahirkan ananda saja, insya Allah ada setitik nikmat syurga mengalir di tubuh Bunda..
Bunda, ingatkah dulu saat Bunda mengandung anak pertamamu?? Anandalah orangnya, Bunda..itulah kali pertama Bunda menanam benih kehidupan untuk menjaga kelestarian makhluk hidup dan penyembah Allah. Bundaku, pasti Bunda tak mungkin melupakannya, kan? Saat itu perutmu kian membesar seperti balon gas yang siap terbang..tapi, kau tetap mengelusnya penuh kasih sayang, menceritakannya tentang sesuatu yang amat berharga..sementara itu ananda menari riang gembira di dalamnya...memasukk an dalam dada rasa cinta yang kau beri. Senyummu mengudara ketika kutendang atau kusundul rahim kokohmu.
“Menatap indahnya senyuman di wajahmu membuatku terdiam dan terpaku”
Bunda, saat ini Bunda sedang apa ya? Boleh ananda lanjutkan? Setelah itu, aku mulai menari keluar dari rahimmu nan kokoh. Kau tersenyum sepenuh hati, kau bahagia. “Inilah anakku wahai dunia!!” Mungkin itulah kalimat yang ingin kau ucapkan. Dirimu berbanjir peluh, tapi hati dan bibirmu berbalut doa dan syukur melihat generasinya telah terlahir ke dunia!! Malaikat dan seluruh alam bersuka cita menyambut lahirnya seorang anak manusia kembali yang diharapkan mampu memimpin dunia kepada Islam. Saat masih terkejut telah berpindah ke alam yang fana, bayi itu diserahkan pada sang Ayah untuk diadzani, untuk dikenalkan dengan Sang Khalik.
“Mengerti akan hadirnya cinta terindah, saat kau peluk mesra tubuhku”
Bunda, masih setia membaca suratku, kan? Lalu, Bunda peluk tubuhku yang ringkih dan mungil meninggalkan Ayah yang masih terserang kekagetan karena anaknya baru saja ia adzani. Mari Bunda, dekaplah diriku yang kedinginan ini...
“Banyak kata yang tak mampu kuungkapkan kepada dirimu”
Oh, Bunda..ananda tak pandai memainkan kata-kata..biarlah Allah yang mengirimimu surat cinta atas nama diriku berbentuk cinta dan kebahagiaanmu di dunia dan akhirat...Bunda, pipiku mulai terbasahi sesuatu yang sedari tadi berdesak-desakan ingin keluar dari kelenjar air mata, sungguh tak sopan. Maaf ya, Bunda? Bunda tak marah, kan, meskipun ananda menangis? Mari Bunda, kecuplah wajahku yang mulai tergores masalah-masalah dunia ini, belailah sepenuh hati agar lukaku hilang..bawalah diriku bersamamu mengitari indahnya taman syurga..
“Aku ingin engkau slalu hadir dan temani aku, di setiap langkah yang meyakiniku kau tercipta untukku ”
Tak sadar dari lamunanku, malaikat menuntunku mendengar sayup-sayup senandungmu memberi ketenangan pada diri yang gelisah ini, menjawab resahku dalam kalimat yang dalam...
“Meski waktu akan mampu memanggil sluruh ragaku kuingin kau tahu, ku slalu milikmu yang mencintaimu spanjang hidupku”
Kau ajari dirku yang tak tahu apa-apa menjadi sebesar ini...semua kau berikan setulus hati..tanpa meminta kembali dari ku...
Oh, Bunda... aku cinta kau, aku rindu kau. Kukenang dirimu di setiap hembus nafas kehidupan yang Allah berikan, semoga engkau pun juga merasakannya. .
“Kau membuat ku mrasa hebat karena ketulusan cintamu, ku merasa teristimewa hanya karena rasa cinta yang kau beri padaku sepenuhnya buatku slalu merasa berarti”
Bunda, belum mengantuk, kan? Sebenarnya ananda masih ingin mengingat ulang masa-masa emas kita..saat hanya ada kita berdua saja karena Ayah harus pergi nomaden dari satu daerah ke daerah lainnya untuk makan kita...Bunda sayang, ananda mungkin tak bisa membalas budi Ibunda..maka doakanlah ananda agar ananda bisa berbunga seperti Ibunda...dan bisa bertahan di sini, di negeri orang tanpa dirimu..
”Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu. Ibuku sayang masih terus berjalan walu tapak kaki penuh darah penuh nanah”
“...jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan. Kata mereka diriku slalu dimanja, kata mereka diriku slalu ditimang. Oh, Bunda ada dan tiada, dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku”
Baiklah Bunda, sekian surat ananda di kamar gelap dan banyak nyamuk yang menggigiti kaki ananda, oh Bunda sudah tahu, kan? Selamat tidur, Bunda...
Salam penuh cinta
Anakmu di lorong pencaharian
Created by Asri Nur Chiquita (Syaja'ah 2008)
Inspired by: Aisha Chuang’s book
4 Sep 2008
Dia adalah Dita
Begitulah yang selalu terjadi jika kami kembali bertemu di perlombaan lain selama kurang lebih 2 tahun berturut-turut. Tak pernah bertegur sapa.
Selulusnya dari SD, aku melanjutkan sekolah di sebuah SMP di daerah Lenteng Agung. Sekolahnya cukup bagus. Entah ada bisikan dari mana, tiba-tiba aku menanyakan pada Ibu, “ Bu, di 98 ada yang pake jilbab, nggak?” Ibuku mengangguk. Kulanjutkan, “Ada anak yang pake kerudung putih yang kayak dobelan itu nggak?” Ibuku kembali mengangguk. Dan, dalam pikiranku tercetuslah, “Masak harus satu sekolah sama Dita, sih????” Padahal aku sama sekali nggak tahu Dita akan sekolah di SMP mana.
Lagi-lagi aku dibuat terkejut dengan kenyataan. Di SMP itu aku ternyata SATU KELAS dengannya di kelas 1-4!! Oh… Mimpi apa aku saat itu. Selama MOS aku juga belum berani mengajaknya berkenalan. Dia terlihat pendiam. Boro-boro ngajak kenalan, ngedeketin aja belum tentu berani…
Hingga suatu hari Dita lah yang menyapaku duluan, “Nilai Matematikanya berapa?”. Pertanyaannya yang pertama. Bisa dibilang juga sapaannya yang pertama. Sapaannya yang tidak akan pernah terlupa. Karena, persahabatan kami diawali dengan kalimat sederhana itu.
Aku mulai belajar untuk memahaminya. Dita yang pemarah (^^!), cukup galak, tetapi memiliki kepribadian yang menarik yang selalu membuat orang lain ingin dekat dengannya. Dita yang begitu polosnya menanggapi anak-anak cowok yang jelas-jelas lagi pedekate sama dia. Yang paling kuingat adalah Rio. Kegigihannya dalam mencari segala jenis informasi tentang Dita membuatku cukup salut dengannya. Walau sampai saat ini mungkin cintanya itu masih bertepuk sebelah tangan (^^).
Aku sering curhat dengannya. Tentang C21, CK, Pluto, Lutfi, Afrizal, Nomor 1, Nomor 2, dan banyak lagi (nggak bisa keitung saking banyaknya!). Yang paling heboh dan sempat membuatku agak bermasalah dengan Dita adalah CK. Aku sempat salah paham sama Dita dan CK untuk masalah yang sebenarnya nggak penting. Yah, namanya juga lagi puber.. ^^ Begitulah… Mungkin sampai saat ini pun masalah itu masih mengganjal di hati Dita (bener, nggak?)
Masalah itu cukup dibahas sampai situ. Sekarang kita beralih ke kehidupan SMA. Aku seharusnya banyak berterima kasih pada Dita karena dialah yang memperkenalkanku dengan SMAN 28 Jakarta. Sekolah yang membawa perubahan kepada kami berdua.
Di sekolah itu kami berdua mulai dipercaya untuk mengemban berbagai amanah. Terutama di organisasi. Aku dan Dita sama-sama ikut KIR dan saat masa kepengurusan itulah mulai terjadi cekcok kecil-kecilan. Aku melihat Dita adalah sosok yang perfeksionis. Segala sesuatu harus sesuai dengan yang dia mau. Segala sesuatunya harus terencana. Walaupun posisiku sebagai ketua dan dia wakilnya, kadang aku suka ngerasa diintervensi juga sama dia (^^). Aku akui aku memang harus diintervensi biar aku mau bergerak. Maklum, rasa malas dalam diri masih sangat menguasai. Karena Dita juga sibuk di MPK, dia jadi nggak terlalu sering menghadiri rapat KIR.
Mungkin karena rasa malasku sudah kelewatan dan mungkin waktu itu aku lagi berada di titik jenuh sebagai ketua. Aku mulai masa bodoh dengan kegiatan KIR. Aku terlalu cuek padahal sebentar lagi mau ada regenerasi. Hingga suatu saat Dita menyadarkanku dengan kata-kata ‘mautnya’, “ Ka, maaf, ya. Terserah Eka mau benci apa nggak sama Ta. Tapi, Ta sangat benci dengan Eka yang sekarang.” Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….. Rasanya mau nangis dibilang kaya gitu. Aku berusaha sekuat tenaga mencairkan suasana tapi nggak mempan. Di angkot juga kami nggak banyak bicara. Bisa dibilang ini adalah pertengkaranku yang paling besar dengannya.
Alhamdulillah hubungan kami akhirnya bisa membaik lagi..
Begitulah Dita.. Walau dia galak dan omongannya kadang nyelekit (^^) tapi dia adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Dengan caranya sendiri, dia bisa menyadarkan aku kalau aku salah dan membantu memperbaiki kesalahanku itu. Dia bisa memahami segala kekurangan dan kelebihan yang aku miliki. Dia menguatkanku saat lagi down. Dia lah tempat curhatku yang paling baik. Rasanya ada yang mengganjal kalau aku belum cerita tentang pengalamanku ke dia.
Sabar, ya, dia sangat sabar mendengarkan segala ceritaku yang padahal temanya selalu sama (walau tokohnya beda-beda :p ). Dita yang selalu bisa diandalkan dalam kepanitian. Terutama jadi tatib :p. Terima kasih Allah, karena Engkau telah mempertemukan kami…
aku GAPTEK!
Senang, bangga, khawatir, dan takut menjadi satu.
Senang dan bangga tanpa dijelaskan juga sudah sangat jelas. Terutama bagi sesama Maba 2008. Pasti lah kalian semua merasakannya (mungkin ada beberapa persen juga yang kecewa :p)
Yang menjadi kekhawatiranku selama ini adalah... Apakah aku bisa bertahan? Padahal selama ini aku GAPTEK!!!Untuk membuat blog ini juga butuh perjuangan yang keras karena aku sama sekali nggak ngerti!! Huaaaaaa!!!
Di saat yang lain sudah berkutat dengan Yahoo Messanger, aku masih sibuk email Yahoo. Di saat yang lain ber-facebook ria, aku masih bangga dengan friendster..
Semoga GAPTEKku ini bukan menjadi penghalang untuk menimba ilmu di jurusanku itu. Semoga GAPTEKku justru menjadi pemicu untuk selalu belajar lebih banyak lagi. Lagipula aku masuk lmu Komputer untuk belajar supaya tidak GAPTEK!
Ayo semangat!!! Aku pasti bisa!! ^^
2 Sep 2008
Kenalkan...
Kenalkan... Namaku Eka Zahnia Purnamasari. Nama panggilanku cukup banyak. Tapi tak usah kusebutkan satu per satu di sini. Kalian cukup panggil saya Eka ^^
Nama Zana yang tercantum di blog ini bukan nama sebenarnya - sebut saja nama pena :p
Sesuai dengan namanya, aku adalah anak pertama dan mempunyai 2 orang adik yang cerewetnya minta ampun - inilah yang membuat suasana rumah menjadi tidak sepi padahal cukup sepi (lho??). Tinggal di sebuah rumah yang sangat teduh nan asri di bumi Allah bersama Ibu, kedua adikku, dan seorang mantan mahasiswa Bapak yang nge-kos di rumah (Mas-nya udah nikah dan punya anak kok :p ).
Waktu SD, sempet mampir sebentar di SDN Lenteng Agung 01 Pagi selama 2 tahun sebelum akhirnya pindah ke SDN Kemiri Muka 3 Depok - sering disebut dengan KM3. KM3 hanya memiliki 3 ruang kelas. Karena itu, masuknya bergiliran. Kelas 1, 5, dan 6 masuk pagi dan kelas 2, 3, dan 4 masuk siang. Sebuah SD yang unik. Tak jarang murid-muridnya melepas sepatu alias nyeker untuk menjaga kebersihan lantai yang baru saja selesai di-pel.
SMP... Melanglang buana sedikit ke daerah Jakarta Selatan untuk menghindari pelajaran Bahasa Sunda :p SMPN 98 Jakarta. Masa-masa SMP yang sangat berwarna dan menyimpan kenangan masa lalu (halah...). Semua kedodolan-kedodolan pernah kulakukan di sini :p
SMA.. Bersyukur dulu si Dita ngompor-ngomporin buat masuk 28... Subhanallah banget deh sekolah yang satu ini... Di sini aku berkenalan dengan tarbiyah dan dakwah. 2 hal yang telah membentukku menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, insya Allah.. 2 hal ini pula yang akhirnya mempertemukanku dengan mereka.. Menangis, tertawa, dan berjuang bersama... Love u all coz Allah, Syaja'ah... SMAN 28 Jakarta, sekolah yang telah "menyesatkan"ku di jalan yang benar (meminjam istilah Bang Herriy :p )
Tentang sifat-sifatku? Baca di postingan ini aja ya... Hehe...
Salam kenal!! ^^